Luhut Binsar Pandjaitan Minta Kasus Kericuhan di Karubaga Tidak Dipelintir
pada tanggal
Thursday, 6 August 2015
ARGAPURA (KOTA JAYAPURA) - Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa kasus kericuhan di Karubaga, Kabupaten Tolikara pada pertengahan Juli lalu tidak perlu dibesar-besarkan karena para pemangku kepentingan telah sepakat menyelesaikan persoalan itu dengan bijak.
"Jangan terlalu banyak angkat di media. Mereka sampaikan telah diselesaikan dengan baik dan dengan cara mereka," kata Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan saat berada di Kota Jayapura, Papua, Rabu.
"Dan itu saya kira yang baik dan yang lebih penting dari itu lagi saya kira kita sama-sama membuat suasana tenang," katanya.
Sebelumnya, pada Selasa (4/8), mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan tahun 2000-2001 itu mengujungi Kabupaten Tolikara guna melihat lebih dekat sejauh mana penanganan masalah tersebut.
Pada Rabu pagi, Luhut Binsar Pandjaitan bersama para pemimpin Gereja di Papua dari Sinode Kemah Injil Papua (Kingmi Papua), Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Persekutuan Gereja-gereja Baptis di Papua (PGGBP) dan Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua menggelar pertemuan di kantor sinode GKI di Argapura, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura.
Dalam pertemuan tersebut, Luhut mendengarkan langsung persoalan Tolikara dari para pemimpin agama itu dan menerima sejumlah masukan sejauh mana penanganan yang telah dilakukan.
"Persoalan Tolikara, Pemerintah Pusat lakukan dengan baik. Saya kira kami paham dan sepakat juga bahwa sebenarnya Tolikara itu tidak ada masalah agama. Itu hanya masalah salah pengertian, yang sudah kita perbaiki. Para pendeta dan Presiden GIDI juga sampaikan tadi bahwa hal itu sudah selesai dan kita berharap jangan dibesar-besarkan lagi," katanya.
Lulusan terbaik Akademi Militer Nasional 1970 itu juga menyampaikan kini yang terpenting adalah bagaimana mengedepankan pembangunan pendidikan di Papua.
"Dan yang lebih penting dari sekarang kita mengedepankan pembangunan pendidikan yang menurut kami sangat penting saat ini di Papua," katanya.[Antara]
"Jangan terlalu banyak angkat di media. Mereka sampaikan telah diselesaikan dengan baik dan dengan cara mereka," kata Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan saat berada di Kota Jayapura, Papua, Rabu.
"Dan itu saya kira yang baik dan yang lebih penting dari itu lagi saya kira kita sama-sama membuat suasana tenang," katanya.
Sebelumnya, pada Selasa (4/8), mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan tahun 2000-2001 itu mengujungi Kabupaten Tolikara guna melihat lebih dekat sejauh mana penanganan masalah tersebut.
Pada Rabu pagi, Luhut Binsar Pandjaitan bersama para pemimpin Gereja di Papua dari Sinode Kemah Injil Papua (Kingmi Papua), Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Persekutuan Gereja-gereja Baptis di Papua (PGGBP) dan Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua menggelar pertemuan di kantor sinode GKI di Argapura, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura.
Dalam pertemuan tersebut, Luhut mendengarkan langsung persoalan Tolikara dari para pemimpin agama itu dan menerima sejumlah masukan sejauh mana penanganan yang telah dilakukan.
"Persoalan Tolikara, Pemerintah Pusat lakukan dengan baik. Saya kira kami paham dan sepakat juga bahwa sebenarnya Tolikara itu tidak ada masalah agama. Itu hanya masalah salah pengertian, yang sudah kita perbaiki. Para pendeta dan Presiden GIDI juga sampaikan tadi bahwa hal itu sudah selesai dan kita berharap jangan dibesar-besarkan lagi," katanya.
Lulusan terbaik Akademi Militer Nasional 1970 itu juga menyampaikan kini yang terpenting adalah bagaimana mengedepankan pembangunan pendidikan di Papua.
"Dan yang lebih penting dari sekarang kita mengedepankan pembangunan pendidikan yang menurut kami sangat penting saat ini di Papua," katanya.[Antara]