Kenaikan Harga Daging Sapi di Jawa Tidak Berdampak
pada tanggal
Sunday, 30 August 2015
Dikatakan Elsye, masyarakat Papua tidak terlalu sering mengkonsumsi daging karena hampir sebagian besar masyarakat Papua wilayah pantai/pesisir sering mengkonsumsi ikan laut dan selama kurun waktu tujuh tahun lebih ini tidak pernah mendatangkan sapi dari luar Papua.
“Kami mengapresiasi khusus SKPD Dinas Perternakan yang menangani kenaikan harga daging dan mendatangkan daging sapi ke Papua khususnya di Kota Jayapura, akan tetapi itu hanya tertentu saja, yang dikirim ke toko swalayan besar seperti Hypermart, Agro Segar, Gelael. Tetapi untuk kebutuhan Papua pada umumnya itu dapat dipenuhi secara local, dan harganya juga tidak mengalami perubahan,”terang Elsye, Rabu (26/8).
Seperti diketahui untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal, selama ini Papua memasok sapi dari Kab. Merauke, yang memang dikenal sebagai daerah yang banyak memproduksi daging sapi dan rusa.
Lanjut Elsye, hal itu sama halnya dengan daging ayam juga tak mengalami perubahan. Karena konsumsi masyarakat yang menyantap daging ayam juga tidak terlalu besar.
Selama ini daya beli untuk daging ayam dan sapi ini semuanya terserap oleh rumah makan dan hotel, sementara masyarakat umum masih lebih banyak konsumsi ikan.
“Jadi Puji Tuhan kita di Papua tidak mengalami seperti yang terjadi di Pulau Jawa,’akunya.
Sebab masyarakat di provinsi tertimur Indonesia ini lebih banyak mengkonsumsi ikan dibanding daging sapi maupun ayam.
Khusus untuk ikan, di Papua sangat banyak dan sangat terpenuhi. Kalaupun pasokan ikan berkurang, hal itu lebih disebabkan karena faktor perubahan iklam.
“Kita di Papua tetap tidak pernah kekurangan ikan,”selanya.
Sebelumnya Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Frengky Wally mengatakan tahun 2013 tingkat konsumsi ikan masyarakat Papua telah mencapai 35.87 kg/kapita/tahun.
”Angka tingkat komsumsi ikan di Papua sudah berada diatas tingkat komsumsi ikan nasional 35,21kg/kapita/tahun, hal ini didominasi oleh kabupaten dan kota yang berada di pesisir, sedangkan di wilayah Pegunungan serta Pedalaman tingkat komsumsi ikannya masih sangat rendah”aku Frengky Wally.
Lanjutnya ikan memiliki unsur gizi yang sangat berkualitas, sehingga masyarakat internasioanal menamakan ikan sebagai Smart Nutrient karena mengandung protein berkisar 15 s/d 25%, Lemak Tak Jenuh seperti Omega 3,EPA dan DHA serta senyawa lain yang penting untuk kecerdasan otak manusia dan mencegah penyakit degeneratif.
Seperti diketahui harga daging ayam di Kota Jayapura yang didatangkan dari Surabaya berkisar antara Rp. 45 ribu/ekor. Kemudian harga daging sapi segar Rp. 140 ribu/kg. Harga telur Rp. 59 ribu/rak.
Sedangkan harga ikan ekor kuning Rp. 70 ribu/ekor, ikan kembung Rp. 30 ribu/kg, ikan teri Rp.20 ribu/kg.
Sementara itu untuk harga cabai di Papua masih dalam taraf normal walaupun masih didatangkan dari Manado dan Surabaya.
“Memang untuk produksi cabai, kita produksi local kita belum bisa memenuhi kebutuhan untuk seluruh Papua. Jadi kami masih tetap mendatangkan dari luar Papua,”terangnya.
Untuk cabai saat ini kondisinya sudah aman dan harga telah stabil yakni pada harga Rp. 30 – 35 ribu, tergantung jenisnya cabai.
Seperti diketahui harga cabai di Kota Jayapura untuk Cabai biasa Rp. 37 ribu, cabai keriting Rp. 20 ribu dan cabai rawit Rp. 38 ribu.
Kemudian untuk harga Bawang merah Rp. 34 ribu, Tomat buah Rp. 15 ribu/kg dan tomat biasa Rp. 7000 – 8000,0-/kg. [Wiyainews]