Jenazah Nelson Tabuni, Korban Tawuran Karnaval Dibawa ke Wamena
pada tanggal
Thursday, 13 August 2015
WAMENA (JAYAWIJAYA) - Jenazah korban terkena panah akibat tawuran antar pelajar saat karnaval pembangunan pada Senin (10/8) akhirnya dibawa kembali ke Wamena setelah sempat dilakukan perawatan intensif di RSUD Dok II Jayapura.
Seperti diberitakan tabloidjubi.com Kedatangan korban, Selasa (11/8) sekitar pukul 13.50 WIT dengan menggunakan pesawat Jayawijaya Dirgantara, disambut dengan isak tangis keluarga yang telah menunggu di Apron II Bandara Wamena.
Setibanya, jenazah Nelson Tabuni siswa kelas XI SMAN 1 Wamena langsung dibawa ke rumah duka di Maplima dengan menggunakan mobil ambulance dari Kodim 1702/Jayawijaya dan dihadiri pemerintah daerah setempat.
Sekda Jayawijaya, Yohanes Walilo berharap pasca kejadian baik sekolah dan pihak keluarga tidak ada rasa balas membalas, karena pemerintah daerah telah melakukan pertemuan dengan sekolah-sekolah maupun pihak keluarga korban.
“Pemerintah sudah bicara kepada orang tua korban dan kita akan lakukan evakuasi janazah dan kita juga sudah memanggil pihak sekolah agar tidak melakukan hal saling balas membalas,” ujar Sekda Walilo kepada wartawan.
Ia juga mengatakan bahwa sebenarnya permasalahan tersebut adalah permasalahan SMA Negeri 1, namun berimbas kepada SMA Yapis dan terjadi kesalahpahaman dan Sekda juga berharap agar keributan tersebut tidak lagi meluas.
“Aktivitas sekolah untuk satu dua hari ini kita liburkan sementara, agar jangan ada yang memancing keributan lagi yang meluas dan paling tidak sampai jenazah ini kita makamkan,” katanya.
Dirinya juga mengaku, pihaknya sudah mengumpulkan kepala sekolah SMA Yapis dan juga SMA Negeri 1 pada pagi hari dan kedepan, pihaknya juga akan memanggil seluruh kepala sekolah yang ada di Kota Wamena sehingga dapat menjaga kemanannya di setiap sekolah.
Pihaknya juga mengaku akan mendengarkan tuntutan dari pihak keluarga korban dan dari pemerintah daerah akan memberikan bantuan atau santunan kepada pihak keluarga. Pemda juga akan segera mengambil langkah tegas dengan memanggil kepala dinas pendidikan dan juga seluruh kepala sekolah dan melakukan kesepakatan bersama untuk menjaga siswa-siswa di setiap sekolah. [Jubi]
Seperti diberitakan tabloidjubi.com Kedatangan korban, Selasa (11/8) sekitar pukul 13.50 WIT dengan menggunakan pesawat Jayawijaya Dirgantara, disambut dengan isak tangis keluarga yang telah menunggu di Apron II Bandara Wamena.
Setibanya, jenazah Nelson Tabuni siswa kelas XI SMAN 1 Wamena langsung dibawa ke rumah duka di Maplima dengan menggunakan mobil ambulance dari Kodim 1702/Jayawijaya dan dihadiri pemerintah daerah setempat.
Sekda Jayawijaya, Yohanes Walilo berharap pasca kejadian baik sekolah dan pihak keluarga tidak ada rasa balas membalas, karena pemerintah daerah telah melakukan pertemuan dengan sekolah-sekolah maupun pihak keluarga korban.
“Pemerintah sudah bicara kepada orang tua korban dan kita akan lakukan evakuasi janazah dan kita juga sudah memanggil pihak sekolah agar tidak melakukan hal saling balas membalas,” ujar Sekda Walilo kepada wartawan.
Ia juga mengatakan bahwa sebenarnya permasalahan tersebut adalah permasalahan SMA Negeri 1, namun berimbas kepada SMA Yapis dan terjadi kesalahpahaman dan Sekda juga berharap agar keributan tersebut tidak lagi meluas.
“Aktivitas sekolah untuk satu dua hari ini kita liburkan sementara, agar jangan ada yang memancing keributan lagi yang meluas dan paling tidak sampai jenazah ini kita makamkan,” katanya.
Dirinya juga mengaku, pihaknya sudah mengumpulkan kepala sekolah SMA Yapis dan juga SMA Negeri 1 pada pagi hari dan kedepan, pihaknya juga akan memanggil seluruh kepala sekolah yang ada di Kota Wamena sehingga dapat menjaga kemanannya di setiap sekolah.
Pihaknya juga mengaku akan mendengarkan tuntutan dari pihak keluarga korban dan dari pemerintah daerah akan memberikan bantuan atau santunan kepada pihak keluarga. Pemda juga akan segera mengambil langkah tegas dengan memanggil kepala dinas pendidikan dan juga seluruh kepala sekolah dan melakukan kesepakatan bersama untuk menjaga siswa-siswa di setiap sekolah. [Jubi]