Jamaah Calon Haji Diminta Waspadai Cuaca Extrim di Tanah Suci
pada tanggal
Sunday, 23 August 2015
TIMIKA (MIMIKA) – Para jamaah calon haji asal Kabupaten Mimika diminta untuk mewaspadai perubahan cuaca yang ekstrim, saat mereka berada di Arab Saudi nanti.
Berdasarkan prakiraan cuaca, tahun ini mereka diperkirakan akan menghadapi ujian berat di musim haji. Karena Tanah Suci diprediksi akan dilanda cuaca yang sangat panas dengan suhu ekstrim yang meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, yakni dari 43 hingga melewati 50 derajat Celsius.
“Yang menjadi perhatian para jamaah pada musim haji tahun ini, adalah kondisi kesehatan para jamaah ketika berada di wilayah Mekah dan sekitarnya.Menurut informasi yang diberikan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, wilayah ini akan menghadapi dua posisi cuaca yang berbeda selama ibadah haji berlangsung, yaitu musim panas yang berlangsung saat ini hingga akhir bulan September dan musim dingin yang akan dimulai pada bulan Oktober,” ujar Sekretaris Daerah, Ausilius You membacakan sambutan Bupati Mimika, Eltinus Omaleng kepada para jamaah calon haji Kabupaten Mimika saat acara pelepasan, Kamis (12/8).
Dikatakan, akibat dari cuaca ekstrim ini akan berdampak pada daya tahan tubuh para jamaah. Sehingga dia mengharapkan agar ke 150 calon jamaah ini agar selalu menjaga kondisi tubuh sembari menunaikan tugas mereka.
“Perjalanan saudara-saudari mungkin akan mengakibatkan kelelahan, tetapi dibalik kelelahan itu terdapat kekuatan besar dan daya tahan tubuh untuk mengikuti panggilan Tuhan. Namun kita berkeyakinan kelelahan tersebuh jauh sudah dapat diantisipasi oleh para calon jamaah haji dengan persiapan pembinaan mental yang prima dan kuat,” tutur dia.
Para jamaah haji yang terpapar dengan cuaca panas yang ekstrim di Arab Saudi dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang diakibatkan oleh terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan yang dapat menimbulkan heat stroke atau memperburuk penyakit yang telah diderita sejak dari Tanah Air.
“Saya menghimbau agar para calon jamaah haji untuk mewaspadai anomali cuaca dan memperhatikan kondisi kesehaan mereka. Jamaah juga harus melakukan pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan terkena penyakit di Arab Saudi,” harap dia.
Para jemaah calon haji baik untuk kembali memeriksakan kesehatan mereka secara rinci ke dokter yang biasa dikunjungi atau dokter terdekat. Pertama, yang sifatnya umum, adalah agar dapat dideteksi kemungkinan penyakit dan masih ada waktu untuk mengatasinya.
“Jamaah sebelumnya telah dibekali mengenai bagaimana tips menghadapi kondisi cuaca melalui manasik haji,” tutur dia.
Seperti informasi yang didapatkan Salam Papua, selama persiapan, para calon jemaah haji diberikan pelatihan, pengenalan materi dan pemeriksaan kesehatan sehingga mereka yang memiliki sejumlah penyakit kronik seperti gangguan paru kronik, jantung kronik, ginjal kronik, diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit lainnya maka perlu mempersiapkan penanganan, misalnya membawa obat yang dibutuhkan serta meminta surat keterangan dokter, sehingga petugas kesehatan yang menangani kesehatan jamaah haji di Saudi dapat mengetahui riwayat kesehatan mereka sehingga penanganan kesehatannya lebih efektif dan optimal.
Selain itu para jemaah haji juga harus tetap mewaspadai virus korona sebagai penyebab MERS-CoV yang saat ini masih terus terjadi di Arab Saudi. Sampai awal Agustus ini di dunia ada 1.382 kasus MERS-CoV, 493 di antaranya meninggal dunia. Sementara kasus terakhir di bulan Juli 2015 adalah 8 orang terinveksi MERS-CoV dari Arab Saudi. [SalamPapua]
Berdasarkan prakiraan cuaca, tahun ini mereka diperkirakan akan menghadapi ujian berat di musim haji. Karena Tanah Suci diprediksi akan dilanda cuaca yang sangat panas dengan suhu ekstrim yang meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, yakni dari 43 hingga melewati 50 derajat Celsius.
“Yang menjadi perhatian para jamaah pada musim haji tahun ini, adalah kondisi kesehatan para jamaah ketika berada di wilayah Mekah dan sekitarnya.Menurut informasi yang diberikan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, wilayah ini akan menghadapi dua posisi cuaca yang berbeda selama ibadah haji berlangsung, yaitu musim panas yang berlangsung saat ini hingga akhir bulan September dan musim dingin yang akan dimulai pada bulan Oktober,” ujar Sekretaris Daerah, Ausilius You membacakan sambutan Bupati Mimika, Eltinus Omaleng kepada para jamaah calon haji Kabupaten Mimika saat acara pelepasan, Kamis (12/8).
Dikatakan, akibat dari cuaca ekstrim ini akan berdampak pada daya tahan tubuh para jamaah. Sehingga dia mengharapkan agar ke 150 calon jamaah ini agar selalu menjaga kondisi tubuh sembari menunaikan tugas mereka.
“Perjalanan saudara-saudari mungkin akan mengakibatkan kelelahan, tetapi dibalik kelelahan itu terdapat kekuatan besar dan daya tahan tubuh untuk mengikuti panggilan Tuhan. Namun kita berkeyakinan kelelahan tersebuh jauh sudah dapat diantisipasi oleh para calon jamaah haji dengan persiapan pembinaan mental yang prima dan kuat,” tutur dia.
Para jamaah haji yang terpapar dengan cuaca panas yang ekstrim di Arab Saudi dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang diakibatkan oleh terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan yang dapat menimbulkan heat stroke atau memperburuk penyakit yang telah diderita sejak dari Tanah Air.
“Saya menghimbau agar para calon jamaah haji untuk mewaspadai anomali cuaca dan memperhatikan kondisi kesehaan mereka. Jamaah juga harus melakukan pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan terkena penyakit di Arab Saudi,” harap dia.
Para jemaah calon haji baik untuk kembali memeriksakan kesehatan mereka secara rinci ke dokter yang biasa dikunjungi atau dokter terdekat. Pertama, yang sifatnya umum, adalah agar dapat dideteksi kemungkinan penyakit dan masih ada waktu untuk mengatasinya.
“Jamaah sebelumnya telah dibekali mengenai bagaimana tips menghadapi kondisi cuaca melalui manasik haji,” tutur dia.
Seperti informasi yang didapatkan Salam Papua, selama persiapan, para calon jemaah haji diberikan pelatihan, pengenalan materi dan pemeriksaan kesehatan sehingga mereka yang memiliki sejumlah penyakit kronik seperti gangguan paru kronik, jantung kronik, ginjal kronik, diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit lainnya maka perlu mempersiapkan penanganan, misalnya membawa obat yang dibutuhkan serta meminta surat keterangan dokter, sehingga petugas kesehatan yang menangani kesehatan jamaah haji di Saudi dapat mengetahui riwayat kesehatan mereka sehingga penanganan kesehatannya lebih efektif dan optimal.
Selain itu para jemaah haji juga harus tetap mewaspadai virus korona sebagai penyebab MERS-CoV yang saat ini masih terus terjadi di Arab Saudi. Sampai awal Agustus ini di dunia ada 1.382 kasus MERS-CoV, 493 di antaranya meninggal dunia. Sementara kasus terakhir di bulan Juli 2015 adalah 8 orang terinveksi MERS-CoV dari Arab Saudi. [SalamPapua]