DPRP Minta Trigana Air Evaluasi Sistem Penerbangan
pada tanggal
Monday, 24 August 2015
KOTA JAYAPURA – Warga Papua berduka di saat HUT Kemerdekaan RI yang ke 70 dengan Jatuhnya pesawat Trigana Air di daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan mendapat perhatian di seluruh Indonesia. Hal ini di tanggapi secara serius dari anggota Komisi I DPRP, Emus Gwijangge yang membidangi Pemerintah, Politik, Hukum dan
HAM.
“Kami turut berduka terhadap masyarakat korban yang jatuh dari pesawat itu. Peristiwa ini menjadi pmebelajaran bagi kita semua, terutama bagi perusahaan Trigana Air dan harus bertanggungjawab terhadap peristiwa itu,” kata Emus Gwijangge, Kamis (20/8)
Selain ia meminta pertanggungjawaban terhadap kejadian jatuhnya pesawat tersebut, pihaknya juga meminta kepada pihak Trigana Air untuk mengevaluasi kembali penjualan tiket bagi setiap penumpang yang dijual sembarangan, terutama bagi para calon.“Ini kami tegas untuk tidak lagi melakukan penjualan tiket.
Sebab, nama penumpang asli yang sebenarnya dalam tiket tidak sesuai, sehingga ketika terjadi peristiwa seperti kemarin maka sangat sulit untuk di identivikasi,” kata dia.
Menurutnya, Pihak Trigana AIR menjual tiket melalui satu pintu yakni Travel dan bagi stiap penumpang yang hendak melakukan pembelian tiket harus sesuai dengan nama di KTP. “Identitas harus jelas sehingga ketika ada kejadian seperti ini bisa cepat di dapat. Jangan para calon menjual tiket lalu mengatasnamakan orang lain,” tegas Emus.
Kata dia, bukan hanya pembelajaran bagi pihak Trigana Air, akan tetapi juga bagi Perusahaan Penerbangan lainnya dan penertiban juga menjadi tanggungjawan Menteri Perhubungan, dan Dinas Perhubungan Provinsi Papua.
Emus berpersaan bahwa, pesawat Trigana Air Jatuh dikarenakan umur sudah terlalu tua. Pasalnya, Trigana itu ada sebelumnya dirinya lahir.
“Kemungkinan pesawat itu sudah tua sehingga menyebabkan faktornya jatuhnya pesawat tersebut. Jadi kita harus evaluasi khususnya kru dalam perusahaan itu jika ada mau membawa penumpang terutama dia harus periksa kelayakan pesawat terlebih dahulu baru dilakukan penerbangan,” katanya.
Tambah dia, jangan hanya sekedar mendapatkan keuntungan tapi keselamatan dan nyawa orang tidak diperhatikan. Nilai uang dan nilai manusia itu tidak sama karena di mata Tuhan itu sangat jauh beda.
“DPRP minta kepada pihak keamanan harus memanggil pihak Trigana untuk diperiksa dan pihak perhubungan pun harus diperiksa,” tutupnya. [BeritaLima]
HAM.
“Kami turut berduka terhadap masyarakat korban yang jatuh dari pesawat itu. Peristiwa ini menjadi pmebelajaran bagi kita semua, terutama bagi perusahaan Trigana Air dan harus bertanggungjawab terhadap peristiwa itu,” kata Emus Gwijangge, Kamis (20/8)
Selain ia meminta pertanggungjawaban terhadap kejadian jatuhnya pesawat tersebut, pihaknya juga meminta kepada pihak Trigana Air untuk mengevaluasi kembali penjualan tiket bagi setiap penumpang yang dijual sembarangan, terutama bagi para calon.“Ini kami tegas untuk tidak lagi melakukan penjualan tiket.
Sebab, nama penumpang asli yang sebenarnya dalam tiket tidak sesuai, sehingga ketika terjadi peristiwa seperti kemarin maka sangat sulit untuk di identivikasi,” kata dia.
Menurutnya, Pihak Trigana AIR menjual tiket melalui satu pintu yakni Travel dan bagi stiap penumpang yang hendak melakukan pembelian tiket harus sesuai dengan nama di KTP. “Identitas harus jelas sehingga ketika ada kejadian seperti ini bisa cepat di dapat. Jangan para calon menjual tiket lalu mengatasnamakan orang lain,” tegas Emus.
Kata dia, bukan hanya pembelajaran bagi pihak Trigana Air, akan tetapi juga bagi Perusahaan Penerbangan lainnya dan penertiban juga menjadi tanggungjawan Menteri Perhubungan, dan Dinas Perhubungan Provinsi Papua.
Emus berpersaan bahwa, pesawat Trigana Air Jatuh dikarenakan umur sudah terlalu tua. Pasalnya, Trigana itu ada sebelumnya dirinya lahir.
“Kemungkinan pesawat itu sudah tua sehingga menyebabkan faktornya jatuhnya pesawat tersebut. Jadi kita harus evaluasi khususnya kru dalam perusahaan itu jika ada mau membawa penumpang terutama dia harus periksa kelayakan pesawat terlebih dahulu baru dilakukan penerbangan,” katanya.
Tambah dia, jangan hanya sekedar mendapatkan keuntungan tapi keselamatan dan nyawa orang tidak diperhatikan. Nilai uang dan nilai manusia itu tidak sama karena di mata Tuhan itu sangat jauh beda.
“DPRP minta kepada pihak keamanan harus memanggil pihak Trigana untuk diperiksa dan pihak perhubungan pun harus diperiksa,” tutupnya. [BeritaLima]