Yonif 756/WMS Berangkat ke Tolikara
pada tanggal
Wednesday, 29 July 2015
KARUBAGA (TOLIKARA) - Meski diselimuti cuaca salju, Komandan Batalyon Infanteri 756/WMS, Letkol Inf. Andy Parulian Simanjuntak telah memberangkatkan 30 orang prajuritnya di bawah pimpinan Letda. Inf. Frengki Latuhihin.
Hal tersebut bertujuan untuk membantu merehabilitasi bangunan pasca insiden penembakan dan pembakaran serta mengamankan penutupan kegiatan Gereja Injili di Indonesia (GIDI) di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua.
“Tugas prajurit Batalyon 756/WMS tidak hanya dalam pertempuran serta mengamankan perbatasan negara dengan negara tetangga PNG, tetapi sebagai prajurit rakyat, maka apa yang dialami dan dirasakan oleh rakyat baik suka maupun duka, juga dirasakan oleh kami sebagai prajurit,” kata Danyon 756/WMS dalam rilisnya yang diterima media ini, Kamis (23/7).
Menurut Danyonif, langkah ini perlu segera diambil atas perintah Pangdam XVII/Cenderawasih, karena rencananya lokasi tersebut akan dibangun kembali Pemerintah Pusat dan daerah sehingga dapat meringankan beban masyarakat sampai kondisi Karubaga benar-benar kondusif.
“Kami secara bersama-sama melaksanakan pembersihan di lokasi yang tertimpa kebakaran, Anggota Satgas Yonif 756/WMS 70 orang yang sudah berada di Tolikara beserta dengan satu peleton anggota organik Yonif 756/WMS 30 orang yang diperbantukan dari Mayonif, dan perkuatan dari Koramil 10 orang serta Brimob 10 orang dan Polres 20 orang,” ujarnya.
Untuk diketahui, Batalyon Infanteri 756/Winame Sili atau Yonif 756/WMS adalah sebuah batalyon infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI-AD) yang berada di bawah komando Brigade Infantri 20/Ima Jayakeramo, Kodam XVII/Cenderawasih. Markas Batalyon ini berada di Wamena, Jayawijaya yang terdiri dari Markas Batalyon, Kompi Markas, Kompi Bantuan, Kompi Senapan A, B, C, D, dan E.
“Sesampainya di Tolikara, maka skala prioritas adalah mengungsikan korban ke tenda-tenda yang telah didirikan kemudian dilanjutkan dengan pembersihan bangunan yang tertimpa kebakaran,”katanya. [Dharapos]
Hal tersebut bertujuan untuk membantu merehabilitasi bangunan pasca insiden penembakan dan pembakaran serta mengamankan penutupan kegiatan Gereja Injili di Indonesia (GIDI) di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua.
“Tugas prajurit Batalyon 756/WMS tidak hanya dalam pertempuran serta mengamankan perbatasan negara dengan negara tetangga PNG, tetapi sebagai prajurit rakyat, maka apa yang dialami dan dirasakan oleh rakyat baik suka maupun duka, juga dirasakan oleh kami sebagai prajurit,” kata Danyon 756/WMS dalam rilisnya yang diterima media ini, Kamis (23/7).
Menurut Danyonif, langkah ini perlu segera diambil atas perintah Pangdam XVII/Cenderawasih, karena rencananya lokasi tersebut akan dibangun kembali Pemerintah Pusat dan daerah sehingga dapat meringankan beban masyarakat sampai kondisi Karubaga benar-benar kondusif.
“Kami secara bersama-sama melaksanakan pembersihan di lokasi yang tertimpa kebakaran, Anggota Satgas Yonif 756/WMS 70 orang yang sudah berada di Tolikara beserta dengan satu peleton anggota organik Yonif 756/WMS 30 orang yang diperbantukan dari Mayonif, dan perkuatan dari Koramil 10 orang serta Brimob 10 orang dan Polres 20 orang,” ujarnya.
Untuk diketahui, Batalyon Infanteri 756/Winame Sili atau Yonif 756/WMS adalah sebuah batalyon infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI-AD) yang berada di bawah komando Brigade Infantri 20/Ima Jayakeramo, Kodam XVII/Cenderawasih. Markas Batalyon ini berada di Wamena, Jayawijaya yang terdiri dari Markas Batalyon, Kompi Markas, Kompi Bantuan, Kompi Senapan A, B, C, D, dan E.
“Sesampainya di Tolikara, maka skala prioritas adalah mengungsikan korban ke tenda-tenda yang telah didirikan kemudian dilanjutkan dengan pembersihan bangunan yang tertimpa kebakaran,”katanya. [Dharapos]