Yayasan Cinta Bella, Harapan Terakhir Para Pengindap Celebral Palsy di Mimika
pada tanggal
Friday, 3 July 2015
TIMIKA (MIMIKA) - Ditengah APBD Mimika yang berniliai triliunan rupiah, ditengah bangganya Mimika menyebut diri sebagai pemegang prestasi APBD terbesar di Papua, ditengah gencarnya kegiatan-kegiatan seminar yang digalakkan Pemda Mimika untuk kesehatan warga, ternyata ada puluhan warga Mimika yang mempertaruhkan hidupnya di yayasan yang tidak diperhatikan sama sekali.
Puluhan warga itu adalah bocah-bocah generasi penerus Mimika yang hidupnya tergantung belaskasihan yayasan untuk bisa mengembalikan hidup mereka, walau akhirnya tidak normal seperti saat mereka dilahirkan.
Yayasan Cinta Bella, begitulah namanya. Yayasan yang didirikan tiga tahun ini sudah menampung puluhan anak-anak penderita celebral palsy atau kelumpuhan otak. Tidak pernah mendapat bantuan Pemda Mimika, yayasan yang digawangi dua srikandi tangguh itu tetap berdiri kokoh, berjuang untuk menyelamatkan anak Mimika yang kehabisan harapan hidup karena otaknya sudah lumpuh.
Berawal dari cinta terhadap si cantik ‘Bella’ yang terserang lumpuh otak, Elisabeth Carolina Samori sang ibunda, akhirnya mendirikan yayasan untuk diabdikan pada anak-anak yang menderita senasib seperti Bella. Yayasan yang dinamai Cinta Bella itu sudah berdiri sejak tiga tahun lalu.
Kedua srikandi, Elisabet Carolina Samori selaku ketua yayasan bersama Grace Ronasoleit Sinaga selaku bendara, tetap berkomitmen untuk mengembangkan yayasan yang berlokasi di Kampung Karang Senang (SP 3) itu. “Bantuan tidak ada. Kami pernah minta ke insansi-instansi pemerintah tapi tidak direspon. Pernah kami ke DPRD tapi ada anggota DPRD yang tolak, dia bilang kami di sini tidak punya uang, akhirnya kami kembali,” ujar Elisabet saat bercerita kepada Timika eXpress di tempat penampungan anak-anak penderita lumpuh otak tersebut, Senin (14/10).
Sebanyak 20 anak penderita lumpuh otak yang ditampung dan kini dalam perawatan khusus. Elisabet memperkirakan masih banyak anak Mimika yang menderita penyakit serupa. “Mungkin banyak orang yang belum tahu kami punya yayasan yang memang menangani masalah seperti itu. Kami berharap warga bersedia merawat anaknya, kalau kewalahan bisa ke sini. Karena anak yang menderita celebral palsy membutuhkan penanganan khusus untuk mengembalikan kondisi mereka, walaupun nantinya mereka tetap tidak normal, paling tidak mereka masih punya harapan hidup,” ujarnya yang ketika itu didampingi Grace.
Rata-rata anak-anak yang dirawat di Yayasan Cinta Bella adalah anak yang orang tuanya tidak mampu. Orang tua diberikan pembinaan bagaimana menangani anak-anaknya serta pihak yayasan memberikan obat serta asupan gizi seperti scott emulsion, curcuma plus dan lainnya.
Sementara Grace yang mendampingi Elisabet mengatakan, seorang anak menderita kelumpuhan otak akibat penanganan awal yang kurang cepat. “Kalau anak panas tinggi dan penanganannya tidak cepat, bisa menimbulkan kelumpuhan otak,” ucapnya.
Untuk memaksimalkan penanganan terhadap penderita lumpuh otak, Elisabet dan Grace akan meminta bantuan Pemda Mimika, PT Freeport Indonesia dan LPMAK. Pihak yayaasan sudah menyediakan lahan kosong 84 x 25 meter yang akan digunakan untuk pembangunan tempat penampungan, klinik khusus celebral palsy, sekaligus pengadaan dokter yang bisa membantu penanganan dari sisi medis.
Dikunjungi para Peduli Cinta Bella
Meskipun terkesan tersembunyi dari publik, namun kabar tentang aksi mulia Yayasan Cinta Bella ternyata menyebar hingga ke Tembagapura. Persekutuan Wanita Oikumene (PWO) Tembagapura pada Senin (14/10) memberikan sejumlah bantuan seperti sembako, pakaian anak-anak, pampers dan makanan ringan untuk para penghuni Yayasan Cinta Bella.
Wakil Ketua PWO, Evi Simanungkalit didampingi bendara PWO Linda Napitupulu kepada Timika eXpress mengemukakan, bantuan itu diberikan dengan tujuan sedikit meringankan para pengolah Yayasan Cinta Bella dalam memenuhi kebutuhan para penderita. “Kami ingin berbagi kasih dengan sesama yang membutuhkan,” kata Evi.
Dijelaskan, 17 anggota PWO yang datang memberikan bantuan berasal dari lima denominasi gereja yakni GKI, GPDI, GKII, Advent dan Katolik.
Sedangkan Ketua PWO Tembagapura, Evelyn Bindasano kepada Timika eXpress di depan Gereja Elbetel Senin (14/10) mengemukakan, selain Yayasan Cinta Bella, pihaknya juga memberi bantuan kepada Yapeda, yayasan Elbetel dan Paud Nawaripi.
“Ini merupkan kegiatan pelayanan kepada anak-anak yatim piatu, anak-anak yang kurang perhatian. Kegiatan bakti sosial seperti ini dari PWO Tembagapura merupakan yang kedua kalinya,” ujarnya.
Lanjut Evelyn, bantuan yang diberikan berupa sombako, pakaian layak pakai, alat baca dan tulis. “Harapan kami dengan adanya bantuan ini anak-anak yang terima merasa bahwa mereka diperhatikan oleh masyarakat lainnya. Karena mereka ini memang benar-benar butuh bantuan. Kalau bukan kita warga Mimika yang perhatikan, siapa lagi yang memperhatikan mereka?,” tandasnya. [TimikaEkspress]
Puluhan warga itu adalah bocah-bocah generasi penerus Mimika yang hidupnya tergantung belaskasihan yayasan untuk bisa mengembalikan hidup mereka, walau akhirnya tidak normal seperti saat mereka dilahirkan.
Yayasan Cinta Bella, begitulah namanya. Yayasan yang didirikan tiga tahun ini sudah menampung puluhan anak-anak penderita celebral palsy atau kelumpuhan otak. Tidak pernah mendapat bantuan Pemda Mimika, yayasan yang digawangi dua srikandi tangguh itu tetap berdiri kokoh, berjuang untuk menyelamatkan anak Mimika yang kehabisan harapan hidup karena otaknya sudah lumpuh.
Berawal dari cinta terhadap si cantik ‘Bella’ yang terserang lumpuh otak, Elisabeth Carolina Samori sang ibunda, akhirnya mendirikan yayasan untuk diabdikan pada anak-anak yang menderita senasib seperti Bella. Yayasan yang dinamai Cinta Bella itu sudah berdiri sejak tiga tahun lalu.
Kedua srikandi, Elisabet Carolina Samori selaku ketua yayasan bersama Grace Ronasoleit Sinaga selaku bendara, tetap berkomitmen untuk mengembangkan yayasan yang berlokasi di Kampung Karang Senang (SP 3) itu. “Bantuan tidak ada. Kami pernah minta ke insansi-instansi pemerintah tapi tidak direspon. Pernah kami ke DPRD tapi ada anggota DPRD yang tolak, dia bilang kami di sini tidak punya uang, akhirnya kami kembali,” ujar Elisabet saat bercerita kepada Timika eXpress di tempat penampungan anak-anak penderita lumpuh otak tersebut, Senin (14/10).
Sebanyak 20 anak penderita lumpuh otak yang ditampung dan kini dalam perawatan khusus. Elisabet memperkirakan masih banyak anak Mimika yang menderita penyakit serupa. “Mungkin banyak orang yang belum tahu kami punya yayasan yang memang menangani masalah seperti itu. Kami berharap warga bersedia merawat anaknya, kalau kewalahan bisa ke sini. Karena anak yang menderita celebral palsy membutuhkan penanganan khusus untuk mengembalikan kondisi mereka, walaupun nantinya mereka tetap tidak normal, paling tidak mereka masih punya harapan hidup,” ujarnya yang ketika itu didampingi Grace.
Rata-rata anak-anak yang dirawat di Yayasan Cinta Bella adalah anak yang orang tuanya tidak mampu. Orang tua diberikan pembinaan bagaimana menangani anak-anaknya serta pihak yayasan memberikan obat serta asupan gizi seperti scott emulsion, curcuma plus dan lainnya.
Sementara Grace yang mendampingi Elisabet mengatakan, seorang anak menderita kelumpuhan otak akibat penanganan awal yang kurang cepat. “Kalau anak panas tinggi dan penanganannya tidak cepat, bisa menimbulkan kelumpuhan otak,” ucapnya.
Untuk memaksimalkan penanganan terhadap penderita lumpuh otak, Elisabet dan Grace akan meminta bantuan Pemda Mimika, PT Freeport Indonesia dan LPMAK. Pihak yayaasan sudah menyediakan lahan kosong 84 x 25 meter yang akan digunakan untuk pembangunan tempat penampungan, klinik khusus celebral palsy, sekaligus pengadaan dokter yang bisa membantu penanganan dari sisi medis.
Dikunjungi para Peduli Cinta Bella
Meskipun terkesan tersembunyi dari publik, namun kabar tentang aksi mulia Yayasan Cinta Bella ternyata menyebar hingga ke Tembagapura. Persekutuan Wanita Oikumene (PWO) Tembagapura pada Senin (14/10) memberikan sejumlah bantuan seperti sembako, pakaian anak-anak, pampers dan makanan ringan untuk para penghuni Yayasan Cinta Bella.
Wakil Ketua PWO, Evi Simanungkalit didampingi bendara PWO Linda Napitupulu kepada Timika eXpress mengemukakan, bantuan itu diberikan dengan tujuan sedikit meringankan para pengolah Yayasan Cinta Bella dalam memenuhi kebutuhan para penderita. “Kami ingin berbagi kasih dengan sesama yang membutuhkan,” kata Evi.
Dijelaskan, 17 anggota PWO yang datang memberikan bantuan berasal dari lima denominasi gereja yakni GKI, GPDI, GKII, Advent dan Katolik.
Sedangkan Ketua PWO Tembagapura, Evelyn Bindasano kepada Timika eXpress di depan Gereja Elbetel Senin (14/10) mengemukakan, selain Yayasan Cinta Bella, pihaknya juga memberi bantuan kepada Yapeda, yayasan Elbetel dan Paud Nawaripi.
“Ini merupkan kegiatan pelayanan kepada anak-anak yatim piatu, anak-anak yang kurang perhatian. Kegiatan bakti sosial seperti ini dari PWO Tembagapura merupakan yang kedua kalinya,” ujarnya.
Lanjut Evelyn, bantuan yang diberikan berupa sombako, pakaian layak pakai, alat baca dan tulis. “Harapan kami dengan adanya bantuan ini anak-anak yang terima merasa bahwa mereka diperhatikan oleh masyarakat lainnya. Karena mereka ini memang benar-benar butuh bantuan. Kalau bukan kita warga Mimika yang perhatikan, siapa lagi yang memperhatikan mereka?,” tandasnya. [TimikaEkspress]