Willem Wandik Minta Presiden Joko Widodo Bantu Masyarakat di Agandugume
pada tanggal
Thursday, 16 July 2015
ILAGA (PUNCAK) - Bupati Puncak, Willem Wandik meminta Presiden Joko Widodo dan pemerintah pusat memberikan bantuan kepada 10 ribu warga di 3 kampung di Distrik Agandugume yang menderita kelaparan akibat fenomena alam hujan es selama seminggu lalu.
"Saya berharap Presiden Jokowi segera turun tangan dan membantu warga di Kabupaten Puncak. Juga bantuan dari pemerintah daerah sangat ditunggu. Saya ingin menemui beliau," kata Wandik di Ilaga pada Rabu (15).
Menurut Wandik, pihaknya dalam beberapa hari ini meninjau lokasi bencana untuk memberikan bantuan secara langsung ke daerah Pegunungan tengah Papua itu.
"Kondisi masyarakat kami sangat memprihatinkan. Kebun mereka yang mereka tanam, 3 minggu ke belakang sudah membeku dan rusak," kata Wandik.
Wandik mengatakan tiga kampung yang terancam kelaparan itu adalah Kampung Agamdugume, Tuput dan Jiwot di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak. Hujan es turun sebulan terakhir sehingga menyebabkan gagal panen dan banyak ternak milik warga yang mati.
"Fenomena ini memang terjadi tiap tahun namun tidak separah tahun ini. Biasanya hanya beberapa hari, tapi ini hujan es turun terus menerus, bukan hanya pertanian tapi juga menyangkut nyawa manusia," kata Wandik.
Selain kerusakan di bidang pertanian, hujan es yang melanda Kabupaten Puncak, hujan es juga merusak sarana transportasi
Ongkos transportasi yang mahal, tambahnya, menyebabkan bantuan makanan yang dikirim menjadi kendala utama. Perjalanan ketiga kampung tersebut hanya bisa menggunakan pesawat kecil atau helikopter transportasi satu-satunya, mobil dan motor sangat tidak memungkinkan digunakan karena geografis yang sulit. Sedangkan berjalan kaki dari ilaga butuh waktu 2 hari perjalanan dengan udara yang dingin.
"Kami sudah bawa beras, mie instan dan air bersih yang diangkut dengan pesawat. Saya meminta dukungan kepada provinsi atau pusat. Bahan pokok bisa saja stok banyak di Timika, tapi untuk mengangkat semua bahan pokok itu membutuhkan biaya transportasi mahal, sehingga kami meminta dukungan kepada provinsi dan pusat karena ini menyangkut kemanusiaan, masyarakat Papua," katanya.
"Untuk sekali angkut 3,5 ton bahan pokok ke distrik tersebut butuh Rp350 juta untuk sekali angkut," imbuhnya.
Wandik menuturkan, 10 ribu warga warga di 3 kampung tersebut perlu mendapat bantuan segera.
"Jika kejadian ini tidak teratasi segera oleh pemerintah pusat dan provinsi, masyarakat akan terganggu kesehatannya karena dampak dari hujan es tersebut," demikian Wandik. [Antara]
"Saya berharap Presiden Jokowi segera turun tangan dan membantu warga di Kabupaten Puncak. Juga bantuan dari pemerintah daerah sangat ditunggu. Saya ingin menemui beliau," kata Wandik di Ilaga pada Rabu (15).
Menurut Wandik, pihaknya dalam beberapa hari ini meninjau lokasi bencana untuk memberikan bantuan secara langsung ke daerah Pegunungan tengah Papua itu.
"Kondisi masyarakat kami sangat memprihatinkan. Kebun mereka yang mereka tanam, 3 minggu ke belakang sudah membeku dan rusak," kata Wandik.
Wandik mengatakan tiga kampung yang terancam kelaparan itu adalah Kampung Agamdugume, Tuput dan Jiwot di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak. Hujan es turun sebulan terakhir sehingga menyebabkan gagal panen dan banyak ternak milik warga yang mati.
"Fenomena ini memang terjadi tiap tahun namun tidak separah tahun ini. Biasanya hanya beberapa hari, tapi ini hujan es turun terus menerus, bukan hanya pertanian tapi juga menyangkut nyawa manusia," kata Wandik.
Selain kerusakan di bidang pertanian, hujan es yang melanda Kabupaten Puncak, hujan es juga merusak sarana transportasi
Ongkos transportasi yang mahal, tambahnya, menyebabkan bantuan makanan yang dikirim menjadi kendala utama. Perjalanan ketiga kampung tersebut hanya bisa menggunakan pesawat kecil atau helikopter transportasi satu-satunya, mobil dan motor sangat tidak memungkinkan digunakan karena geografis yang sulit. Sedangkan berjalan kaki dari ilaga butuh waktu 2 hari perjalanan dengan udara yang dingin.
"Kami sudah bawa beras, mie instan dan air bersih yang diangkut dengan pesawat. Saya meminta dukungan kepada provinsi atau pusat. Bahan pokok bisa saja stok banyak di Timika, tapi untuk mengangkat semua bahan pokok itu membutuhkan biaya transportasi mahal, sehingga kami meminta dukungan kepada provinsi dan pusat karena ini menyangkut kemanusiaan, masyarakat Papua," katanya.
"Untuk sekali angkut 3,5 ton bahan pokok ke distrik tersebut butuh Rp350 juta untuk sekali angkut," imbuhnya.
Wandik menuturkan, 10 ribu warga warga di 3 kampung tersebut perlu mendapat bantuan segera.
"Jika kejadian ini tidak teratasi segera oleh pemerintah pusat dan provinsi, masyarakat akan terganggu kesehatannya karena dampak dari hujan es tersebut," demikian Wandik. [Antara]