Titus Kemong Minta Peserta Beasiswa LPMAK Wajib Ikuti Program
pada tanggal
Thursday, 9 July 2015
TIMIKA (MIMIKA) - Kepala Biro Pendidikan Lembaga Pengembangan Masyarakat Adat Amungme dan Kamoro (LPMAK), Titus Kemong mengatakan sejumlah peserta beasiswa LPMAK yang akan melanjutkan pendidikan di luar Papua wajib untuk mengikuti program martikulasi yang dilaksanakan oleh lembaga mitra pendidikan yang bekerjasama dengan lembaga itu.
Titus mengatakan, pihaknya memberlakukan sistem tersebut, agar anak-anak asli Timika yang melanjutkan pendidikan di tingkat SMA/SMK, serta Perguruan Tinggi bisa bersaing dengan peserta didik lainnya di sekolah ataupun kampus tersebut. Sebab anak-anak yang dikirim ke luar Papua langsung mengikuti pendidikan secara reguler, maka bisa dipastikan nilai mereka akan anjlok.
“Itu tidak bisa dipungkiri lagi, karena pendidikan di Timika masih standar apalagi di pedalaman,” katanya pada Rabu (8/7).
Lebih lanjut dikatakan, selain mengikuti martikulasi selama setahun, peserta beasiswa juga mendapatkan bimbingan pembinaan karakter untuk bisa mengenal budaya setempat, beradaptasi dengan lingkungan, menggunakan bahasa yang sopan, sehingga mereka bisa diterima dengan mudah di mana mereka berada.
“Jadi mereka tidak hanya dapat pelajaran bidang studi, tapi juga pembentukan karakter,” tuturnya.
Menurutnya, dengan mengikuti martikulasi selama 1 tahun, membuat anak-anak dengan mudah bersaing dan mampu mencapai nilai yang tinggi di setiap semester.
“Ini dibuktikan oleh beberapa peserta beasiswa yang mencapai nilai cumlaude di beberapa perguruan tinggi di Indonesia,” jelasnya.
Kata Titus, sebenarnya anak asli Papua memiliki potensi yang besar, namun kadang tidak dikembangkan karena keterbatasan fasilitas.
“Makanya setelah mereka keluar dari Papua, mereka bisa berprestasi, karena ditunjang dengan peralatan yang canggih,” terang dia. [TimikaExpres]
Titus mengatakan, pihaknya memberlakukan sistem tersebut, agar anak-anak asli Timika yang melanjutkan pendidikan di tingkat SMA/SMK, serta Perguruan Tinggi bisa bersaing dengan peserta didik lainnya di sekolah ataupun kampus tersebut. Sebab anak-anak yang dikirim ke luar Papua langsung mengikuti pendidikan secara reguler, maka bisa dipastikan nilai mereka akan anjlok.
“Itu tidak bisa dipungkiri lagi, karena pendidikan di Timika masih standar apalagi di pedalaman,” katanya pada Rabu (8/7).
Lebih lanjut dikatakan, selain mengikuti martikulasi selama setahun, peserta beasiswa juga mendapatkan bimbingan pembinaan karakter untuk bisa mengenal budaya setempat, beradaptasi dengan lingkungan, menggunakan bahasa yang sopan, sehingga mereka bisa diterima dengan mudah di mana mereka berada.
“Jadi mereka tidak hanya dapat pelajaran bidang studi, tapi juga pembentukan karakter,” tuturnya.
Menurutnya, dengan mengikuti martikulasi selama 1 tahun, membuat anak-anak dengan mudah bersaing dan mampu mencapai nilai yang tinggi di setiap semester.
“Ini dibuktikan oleh beberapa peserta beasiswa yang mencapai nilai cumlaude di beberapa perguruan tinggi di Indonesia,” jelasnya.
Kata Titus, sebenarnya anak asli Papua memiliki potensi yang besar, namun kadang tidak dikembangkan karena keterbatasan fasilitas.
“Makanya setelah mereka keluar dari Papua, mereka bisa berprestasi, karena ditunjang dengan peralatan yang canggih,” terang dia. [TimikaExpres]