SAR Sorong Temukan 2 Orang Lemas di Tengah Hutan Saoka
pada tanggal
Thursday, 2 July 2015
KOTA SORONG - Kepala Seksi Operasi Basarnas Sorong Karel mengimbau para pecinta alam saat melakukan hiking atau menjelajah hutan atau pegunungan agar memperhatikan keselamatan, dengan membawa perlengkapan yang memadai seperti penunjuk arah kompas, GPS, alat komunikasi, dan lain-lain, supaya kalau terjadi sesuatu di gunung atau hutan bisa segera meminta pertolongan. Hal ini menyusul peristiwa hilangnya 2 orang pemuda yang melakukan pendakian dari pegunungan Saoka rencananya finish di pegunungan Malanu pada Rabu (24/6) malam.
“Kami dapat laporan dari keluarga koban hari Jumat (26/6) pagi kalau kedua orang pemuda hilang saat melakukan hiking dari Saoka ke Malanu, diperkirakan mereka hilang jejak saat melakukan perjalanan. Ternyata, mereka dua hilang sudah dari hari Kamis, karena diperkirakan kalau hari Rabu malam jalan berarti setidaknya Kamis pagi sudah ada di tempat tujuan tapi tidak kunjung datang. Keluarga berupaya untuk melakukan pencarian sendiri tetapi tidak membuahkan hasil, makanya keluarga korban langsung menghubungi kami. Saat itu juga Jumat pagi pukul 09.00 wit saya kumpulkan anggota dan segera melakukan pencarian, kira-kira pukul 15.30 WIT kami menemukan korban di tengah-tengah hutan dalam keadaan yang lemas,”ujarnya kepada Radar Sorong kemarin.
Sementara, baik keluarga korban maupun korban sendiri masih belum bisa dihubungi untuk dikonfirmasi Disinggung perihal musibah yang terjadi sejauh ini , ia menambahkan tercatat 11 musibah yang sudah terjadi selama bulan Januari – Juni yang didominasi oleh kecelakaan di laut. Menurut data di kantor Basarnas 6 musibah kecelakaan di laut terjadi pada bulan Juni.
“Cuaca yang tidak bersahabat menjadi salah satu faktor maraknya terjadi kecelakaan di laut, tetapi ini bukan menjadi faktor utama. Terkadang, masalah teknis dari kapal adalah faktor utama misalnya mesin mati, habis bensin, dan masih banyak lagi. Untuk itu kami lakukan kerja sama dengan instansi KSOP agar menghimbau kepada kapal yang berlayar untuk mempersiapkan segala sesuatu yang teknis dengan baik.
Sementara untuk nelayan-nelayan yang tidak mempunyai kelengkapan navigasi yang lengkap, diharapkan untuk tidak melakukan perjalanan mengingat angin yang kencang dan ombak, Kalaupun harus melakukan perjalanan tetap menyiapkan perlengkapan keselamatan misalnya life jacket atau pelampung,”katanya.
Ia pun menambahkan bahwa petugasnya selalu stand by 24 jam untuk menerima dan merespon setiap laporan dari masyarakat. Masyarakat bisa melapor langsung ke kantor Basarnas ataupun pos Basarnas di kapal yang ada di Pelabuhan KPLP Halte Doom. [RadarSorong]
“Kami dapat laporan dari keluarga koban hari Jumat (26/6) pagi kalau kedua orang pemuda hilang saat melakukan hiking dari Saoka ke Malanu, diperkirakan mereka hilang jejak saat melakukan perjalanan. Ternyata, mereka dua hilang sudah dari hari Kamis, karena diperkirakan kalau hari Rabu malam jalan berarti setidaknya Kamis pagi sudah ada di tempat tujuan tapi tidak kunjung datang. Keluarga berupaya untuk melakukan pencarian sendiri tetapi tidak membuahkan hasil, makanya keluarga korban langsung menghubungi kami. Saat itu juga Jumat pagi pukul 09.00 wit saya kumpulkan anggota dan segera melakukan pencarian, kira-kira pukul 15.30 WIT kami menemukan korban di tengah-tengah hutan dalam keadaan yang lemas,”ujarnya kepada Radar Sorong kemarin.
Sementara, baik keluarga korban maupun korban sendiri masih belum bisa dihubungi untuk dikonfirmasi Disinggung perihal musibah yang terjadi sejauh ini , ia menambahkan tercatat 11 musibah yang sudah terjadi selama bulan Januari – Juni yang didominasi oleh kecelakaan di laut. Menurut data di kantor Basarnas 6 musibah kecelakaan di laut terjadi pada bulan Juni.
“Cuaca yang tidak bersahabat menjadi salah satu faktor maraknya terjadi kecelakaan di laut, tetapi ini bukan menjadi faktor utama. Terkadang, masalah teknis dari kapal adalah faktor utama misalnya mesin mati, habis bensin, dan masih banyak lagi. Untuk itu kami lakukan kerja sama dengan instansi KSOP agar menghimbau kepada kapal yang berlayar untuk mempersiapkan segala sesuatu yang teknis dengan baik.
Sementara untuk nelayan-nelayan yang tidak mempunyai kelengkapan navigasi yang lengkap, diharapkan untuk tidak melakukan perjalanan mengingat angin yang kencang dan ombak, Kalaupun harus melakukan perjalanan tetap menyiapkan perlengkapan keselamatan misalnya life jacket atau pelampung,”katanya.
Ia pun menambahkan bahwa petugasnya selalu stand by 24 jam untuk menerima dan merespon setiap laporan dari masyarakat. Masyarakat bisa melapor langsung ke kantor Basarnas ataupun pos Basarnas di kapal yang ada di Pelabuhan KPLP Halte Doom. [RadarSorong]