RSUD Abepura Sering Menolak Pasien Rujukan dari Puskesmas Abepantai
pada tanggal
Saturday, 4 July 2015
ABEPANTAI (KOTA JAYAPURA) - Kepala Puskesmas Abepantai, Kota Jayapura mengatakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura sering menolak pasien yang dirujuk Puskesmas yang dipimpinnya. Jumlah penolakan semenjak dirinya memimpin Puskemas itu mencapai angka ratusan orang Pasien.
“Mereka keseringan menolak pasien dari Puskesmas. Sayang kan kalau semua pasien ditolak. Saya jabat tahun 2012. Sudah lebih dari 100 yang ditolak,” ungkap Fanny Elisabeth Korwa, Kamis (2/7).
Kata Korwa, rumah sakit Abepura lebih mengutamakan profit sehingga sistem pengelolaan hotel yang digunakan. Pasien main telepon ke pihak rumah sakit untuk ruang kosong. Sedangkan pasien yang datang tanpa memiliki kenalan orang dalam sering kali mendapat penolakan.
“Akibatnya pasien yang langsung datang, terutama mereka yang dirujuk dari Puskesmas di kota Jayapura, Koya sering ditolak,” katanya. Menurutnya, penolakan itu memperburuk citra pelayanan kesehatan di Kota Jayapura.
Penolakan yang selama ini terjadi, terakumulasi pemalangan Puskesmas Abepantai pada (1/7/2015) sore. Pemalangan itu akibat penolakan salah satu pasien yang dirujuk Puskesmas pada, Sabtu (29/6).
Keluarga almarhum Alo Tjo’e akhirnya memalang rumah sakit. “Kami tidak puas dengan pelayanan rumah sakit. Puskesmas merujuk pasien ke RSUD Abe, tapi rumah sakit tolak pasien. Kami kembali minta Puskesmas bantu ambulance tetapi ambulance tidak datang. Kami kecew,” kata Peky Tjo’e di halaman Puskesmas Abepantai, Kamis (2/7/2015).
Pemalangan dilakukan sejak, Rabu (6/7/2015) sore dengan tuntutan mengganti kepala Puskesmas karena dinilai tidak bisa melayani masyarakat, termasuk permintaan mobil ambulance yang tidak datang untuk mengantar jenazah ke Kampung Nafri.
“Rumah sakit abe tolak pasien. Kami minta ambulance Puskesmas. Sopirnya tolak antar jenazah. Kami minta mobil lain yang antar. Kami kecewa dengan pelayanan ini sementara tanah ini kami serahkan untuk bangun Puskesmas,” ujar Tjo’e. [Jubi]
“Mereka keseringan menolak pasien dari Puskesmas. Sayang kan kalau semua pasien ditolak. Saya jabat tahun 2012. Sudah lebih dari 100 yang ditolak,” ungkap Fanny Elisabeth Korwa, Kamis (2/7).
Kata Korwa, rumah sakit Abepura lebih mengutamakan profit sehingga sistem pengelolaan hotel yang digunakan. Pasien main telepon ke pihak rumah sakit untuk ruang kosong. Sedangkan pasien yang datang tanpa memiliki kenalan orang dalam sering kali mendapat penolakan.
“Akibatnya pasien yang langsung datang, terutama mereka yang dirujuk dari Puskesmas di kota Jayapura, Koya sering ditolak,” katanya. Menurutnya, penolakan itu memperburuk citra pelayanan kesehatan di Kota Jayapura.
Penolakan yang selama ini terjadi, terakumulasi pemalangan Puskesmas Abepantai pada (1/7/2015) sore. Pemalangan itu akibat penolakan salah satu pasien yang dirujuk Puskesmas pada, Sabtu (29/6).
Keluarga almarhum Alo Tjo’e akhirnya memalang rumah sakit. “Kami tidak puas dengan pelayanan rumah sakit. Puskesmas merujuk pasien ke RSUD Abe, tapi rumah sakit tolak pasien. Kami kembali minta Puskesmas bantu ambulance tetapi ambulance tidak datang. Kami kecew,” kata Peky Tjo’e di halaman Puskesmas Abepantai, Kamis (2/7/2015).
Pemalangan dilakukan sejak, Rabu (6/7/2015) sore dengan tuntutan mengganti kepala Puskesmas karena dinilai tidak bisa melayani masyarakat, termasuk permintaan mobil ambulance yang tidak datang untuk mengantar jenazah ke Kampung Nafri.
“Rumah sakit abe tolak pasien. Kami minta ambulance Puskesmas. Sopirnya tolak antar jenazah. Kami minta mobil lain yang antar. Kami kecewa dengan pelayanan ini sementara tanah ini kami serahkan untuk bangun Puskesmas,” ujar Tjo’e. [Jubi]