Romanus Mbaraka Minta Pemprov Papua Beli Kapal Pengangkut Beras Sendiri
pada tanggal
Sunday 26 July 2015
KOTA JAYAPURA - Pemprov Papua diminta mendukung pembangunan perekonomian di Papua dengan membeli kapal pengangkut beras milik Pemda yang dapat melayani angkutan langsung antar wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat.
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka menjelaskan, untuk mendukung distribusi beras dari Merauke ke semua Kabupaten dan Kota di tanah Papua dengan menyediakan transportasi lingkar Papua.
“Jika Gubernur Papua berkomitmen agar beras Merauke dan wortel dari Wamena bisa mengisi atau di distribusikan ke semua Kabupaten/Kota yang ada di wilayahnya, diharapkan lebih memperhatikan transportasinya untuk lingkar Papua," ungkapnya di Kota Jayapura, Senin (13/7).
Untuk transportasi lingkar Papua, lanjut Romanus, dalam waktu jangka pendek Pemerintah harus menyiapkan kapal Pelindo untuk mengangkut beras karena pembangunan rel kereta terlalu mahal dan masih membutuhkan waktu yang lama.
“Jadi, Kapal Pelindo ini agar beras jangan singgah dulu di Surabaya baru ke Papua, tapi dari langsung ke Jayapura,” ungkapnya.
Dia menuturkan pemberdayaan potensi kabupaten dengan pengiriman beras perdana dari Kabupaten Merauke ke Provinsi Papua membuktikan bahwa kawasan ini dapat menjadi provinsi yang memiliki kedaulatan pangan.
"Provinsi Papua ke depannya dapat juga menjadi eksportir beras ke mancanegara, karena kelebihan produksi beras di Merauke bisa dikirim ke luar Papua," bebernya.
Sementara kebutuhan beras Papua secara keseluruhan per tahun kurang lebih 125-150 ribu ton dari luas lahan 48 ribu hektar yang ada di Kabupaten Merauke, dimana total produksinya jika dimaksimalkan dapat mencapai 200 ribu ton.
"Artinya untuk konsumsi Papua, produksi Kabupaten Merauke sendiri sudah bisa mencukupi kebutuhan beras lokal Papua,” jelasnya.
Secara terpisah, Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) Papua, Arif Mandu mengatakan, biaya angkutan pengiriman beras dari Merauke sampai ke Jayapura sangat tinggi di perairan Papua dan semuanya ditanggung bolug.
“Kami berharapan kedepan Pemprov bisa membeli kapal untuk melayani angkutan direct atau langsung dari Merauke ke Jayapura, sehingga biaya transportasi antar perairan Papua tidak semahal sekarang ini,” terangnya kepada wartawan.
Dijelaskannya, tinggi biaya angkutan karena kapal pengangkut beras dari Merauke harus singgah ke Sorong atau Makassar kemudian beras tersebut dipindahkan ke kapal lain dari Surabaya selanjutnya dibawa menuju ke Jayapura.
“Itulah yang menjadi kendala kita. Beras yang dibawa ke Jayapura ini kan sebelumnya transit ke Sorong lalu diangkut dengan kapal lain kesini (Jayapura, red). Kemudian angkutan tahap II Nanti yang 3000 ton begitu juga, kecuali ke Biak yang harus diturunkan ke Makassar. Setelah itu nanti kapal dari surabaya angkut ke Makassar baru bawa ke Biak,” ungkap Arief. [Dharapos]
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka menjelaskan, untuk mendukung distribusi beras dari Merauke ke semua Kabupaten dan Kota di tanah Papua dengan menyediakan transportasi lingkar Papua.
“Jika Gubernur Papua berkomitmen agar beras Merauke dan wortel dari Wamena bisa mengisi atau di distribusikan ke semua Kabupaten/Kota yang ada di wilayahnya, diharapkan lebih memperhatikan transportasinya untuk lingkar Papua," ungkapnya di Kota Jayapura, Senin (13/7).
Untuk transportasi lingkar Papua, lanjut Romanus, dalam waktu jangka pendek Pemerintah harus menyiapkan kapal Pelindo untuk mengangkut beras karena pembangunan rel kereta terlalu mahal dan masih membutuhkan waktu yang lama.
“Jadi, Kapal Pelindo ini agar beras jangan singgah dulu di Surabaya baru ke Papua, tapi dari langsung ke Jayapura,” ungkapnya.
Dia menuturkan pemberdayaan potensi kabupaten dengan pengiriman beras perdana dari Kabupaten Merauke ke Provinsi Papua membuktikan bahwa kawasan ini dapat menjadi provinsi yang memiliki kedaulatan pangan.
"Provinsi Papua ke depannya dapat juga menjadi eksportir beras ke mancanegara, karena kelebihan produksi beras di Merauke bisa dikirim ke luar Papua," bebernya.
Sementara kebutuhan beras Papua secara keseluruhan per tahun kurang lebih 125-150 ribu ton dari luas lahan 48 ribu hektar yang ada di Kabupaten Merauke, dimana total produksinya jika dimaksimalkan dapat mencapai 200 ribu ton.
"Artinya untuk konsumsi Papua, produksi Kabupaten Merauke sendiri sudah bisa mencukupi kebutuhan beras lokal Papua,” jelasnya.
Secara terpisah, Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) Papua, Arif Mandu mengatakan, biaya angkutan pengiriman beras dari Merauke sampai ke Jayapura sangat tinggi di perairan Papua dan semuanya ditanggung bolug.
“Kami berharapan kedepan Pemprov bisa membeli kapal untuk melayani angkutan direct atau langsung dari Merauke ke Jayapura, sehingga biaya transportasi antar perairan Papua tidak semahal sekarang ini,” terangnya kepada wartawan.
Dijelaskannya, tinggi biaya angkutan karena kapal pengangkut beras dari Merauke harus singgah ke Sorong atau Makassar kemudian beras tersebut dipindahkan ke kapal lain dari Surabaya selanjutnya dibawa menuju ke Jayapura.
“Itulah yang menjadi kendala kita. Beras yang dibawa ke Jayapura ini kan sebelumnya transit ke Sorong lalu diangkut dengan kapal lain kesini (Jayapura, red). Kemudian angkutan tahap II Nanti yang 3000 ton begitu juga, kecuali ke Biak yang harus diturunkan ke Makassar. Setelah itu nanti kapal dari surabaya angkut ke Makassar baru bawa ke Biak,” ungkap Arief. [Dharapos]