Repinus Telengen Nilai Hujan Es di Kabupaten Puncak adalah Siklus Tahunan
pada tanggal
Tuesday, 14 July 2015
ILAGA (PUNCAK) - Wakil Bupati Puncak, Repinus Telengen menyatakan, hujan es merupakan siklus tahunan di tiga kampung di daerahnya dan kerap membuat warganya dilanda kelaparan. Kampung yang terancam kelaparan itu, letaknya sangat terisolir, tak ada penerangan dan sinyal komunikasi.
Ketiga yang dilanda hujan es itu yakni Kampung Agamdugume, Tuput dan Jiwot di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua. Hujan es yang turun sebulan terakhir menyebabkan gagal panen dan banyak ternak milik warga yang mati. Namun sejauh ini belum ada laporan adanya warga yang tewas.
“Belum dilaporkan adanya yang meninggal akibat hujan es. Namun masyarakat di sana sangat membutuhkan makanan dan pakaian. Suhu di kampung tersebut jika malam hari dikabarkan minus 3 derajat Celsius, sementara pada siang hari 10 hingga 13 derajat Celsius,” kata Repinus Telengen kepada wartawan, Senin (13/7).
Disebutkan Repinus, hujan es tahun ini dianggap oleh masyarakat setempat sebagai hujan es yang tergolong panjang dan ekstrim. Selain dinginnya cuaca di daerah itu, oksigen juga menipis, sebab tiga kampung terletak di ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut (mdpl).
“Hari ini baru bisa didistribusikan delapan karung beras ukuran 50 kilogram. Sebab untuk masuk ke daerah itu hanya dapat ditempuh dengan pesawat berbadan kecil yang hanya bisa ditumpangi 8 orang penumpang," katanya.
Disebutkan, saat ini, masih ada enam ton bahan makanan yang tertahan di Timika, karena tidak adanya pesawat terbang maupun helikopter yang mampu terbang ke kampung tersebut.
Kabupaten Puncak merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Puncak Jaya pada tahun 2008. Kabupaten ini merupakan kabupaten tertinggi se-Indonesia. Kabupaten Puncak juga merupakan lokasi puncak Cartensz yang bersalju. [Detik]
Ketiga yang dilanda hujan es itu yakni Kampung Agamdugume, Tuput dan Jiwot di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua. Hujan es yang turun sebulan terakhir menyebabkan gagal panen dan banyak ternak milik warga yang mati. Namun sejauh ini belum ada laporan adanya warga yang tewas.
“Belum dilaporkan adanya yang meninggal akibat hujan es. Namun masyarakat di sana sangat membutuhkan makanan dan pakaian. Suhu di kampung tersebut jika malam hari dikabarkan minus 3 derajat Celsius, sementara pada siang hari 10 hingga 13 derajat Celsius,” kata Repinus Telengen kepada wartawan, Senin (13/7).
Disebutkan Repinus, hujan es tahun ini dianggap oleh masyarakat setempat sebagai hujan es yang tergolong panjang dan ekstrim. Selain dinginnya cuaca di daerah itu, oksigen juga menipis, sebab tiga kampung terletak di ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut (mdpl).
“Hari ini baru bisa didistribusikan delapan karung beras ukuran 50 kilogram. Sebab untuk masuk ke daerah itu hanya dapat ditempuh dengan pesawat berbadan kecil yang hanya bisa ditumpangi 8 orang penumpang," katanya.
Disebutkan, saat ini, masih ada enam ton bahan makanan yang tertahan di Timika, karena tidak adanya pesawat terbang maupun helikopter yang mampu terbang ke kampung tersebut.
Kabupaten Puncak merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Puncak Jaya pada tahun 2008. Kabupaten ini merupakan kabupaten tertinggi se-Indonesia. Kabupaten Puncak juga merupakan lokasi puncak Cartensz yang bersalju. [Detik]