Puskesmas Imbi Turunkan Pasien Malaria Hingga 90 Persen
pada tanggal
Thursday, 9 July 2015
KOTA JAYAPURA - Kepala Puskesmas Imbi, dr. Joke A. Supit mengungkapkan untuk pasien penyakit malaria mengalami penurunan drastis sejak Dinas Kesehatan Kota jayapura mulai membagikan kelambu kepada warga di wilayah puskesmas tersebut.
“Sejak bulan Januari 2015 pasien penyakit Malaria turun hingga 90 % karena masyarakat sadar bahwa memakai kelambu sangat penting apalagi kelambu tersebut adalah kelambu anti malaria,” ungkapnya, Kamis (2/7).
Pihaknya, lanjut dr. Joke, jauh-jauh hari telah mengantisipasi hal itu dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan petugas Puskesmas bekerja sesuai tupoksi mereka sehingga melalui sosialisasi tersebut turut berperan besar menurunkan angka penyakit malaria.
Selain itu, pasien selalu memadati Puskesmas Imbi diantaranya penderita 10 penyakit besar dan berdasarkan catatan Puskesmas dari bulan Januari sampai saat ini pasien terbesar adalah Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA).
“Penyakit lainnya antara lain inpertensi, jaringan otot (luka) dan penyakit malaria, namun ISPA yang terbesar,” tandasnya.
Untuk 2014, penyakit Malaria sangat banyak diderita warga namun setelah pembagian kelambu oleh Dinkes kota, terjadi penurunan drastis.
Pada kesempatan tersebut, dr. Joke atas nama Puskesmas IMBI memberikan apresiasi kepada Pemerintah kota Jayapura dalam hal ini Dinkes kota atas penberian kelambu secara gratis kepada warga sehingga penyakit Malaria dari urutan I bisa turun sampai urutan 9.
Dirinya juga mengingatkan kepada masyarakat khususnya yang berada di distrik Jayapura Utara bahwa saat ini cuaca sangat ekstrim sehingga kebersihan lingkungan harus dijaga.
“Dan jangan lupa banyak minum air putih, karena penyebab penyakit ISPA adalah dari lingkungan akibat perubahan cuaca,” imbuh dr Joke.
Ditambahkan, Puskesmas Imbi juga telah melakukan pelayanan 24 jam, sehingga waktu pelayanan yang cukup banyak pada sore harinya, sedangkan pada pagi harinya sangat sedikit karena masyarakat belum mengetahui bahwa di puskesmas Imbi tersebut dilakukan juga pelayanan UGD.
“Atau juga sebagian masyarakat beranggapan bahwa UGD hanya bagi warga yang kena musibah kecelakaan, namun bagi warga yang tidak sempat berobat di pagi hari dapat datang berobat pada sore dan malam hari bahkan sampai pada pagi hari,” sambungnya.
Bahkan pelayanan Puskesmas Imbi lanjut Supit bahwa tidak mengenal batas waktu bagi siapa saja yang akan berobat ke Puskesmas Imbi.
“Saat ini rata-rata pasien perhari yang dilayani berkisar 100 orang perhari,” pungkasnya. [Dharapos]
“Sejak bulan Januari 2015 pasien penyakit Malaria turun hingga 90 % karena masyarakat sadar bahwa memakai kelambu sangat penting apalagi kelambu tersebut adalah kelambu anti malaria,” ungkapnya, Kamis (2/7).
Pihaknya, lanjut dr. Joke, jauh-jauh hari telah mengantisipasi hal itu dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan petugas Puskesmas bekerja sesuai tupoksi mereka sehingga melalui sosialisasi tersebut turut berperan besar menurunkan angka penyakit malaria.
Selain itu, pasien selalu memadati Puskesmas Imbi diantaranya penderita 10 penyakit besar dan berdasarkan catatan Puskesmas dari bulan Januari sampai saat ini pasien terbesar adalah Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA).
“Penyakit lainnya antara lain inpertensi, jaringan otot (luka) dan penyakit malaria, namun ISPA yang terbesar,” tandasnya.
Untuk 2014, penyakit Malaria sangat banyak diderita warga namun setelah pembagian kelambu oleh Dinkes kota, terjadi penurunan drastis.
Pada kesempatan tersebut, dr. Joke atas nama Puskesmas IMBI memberikan apresiasi kepada Pemerintah kota Jayapura dalam hal ini Dinkes kota atas penberian kelambu secara gratis kepada warga sehingga penyakit Malaria dari urutan I bisa turun sampai urutan 9.
Dirinya juga mengingatkan kepada masyarakat khususnya yang berada di distrik Jayapura Utara bahwa saat ini cuaca sangat ekstrim sehingga kebersihan lingkungan harus dijaga.
“Dan jangan lupa banyak minum air putih, karena penyebab penyakit ISPA adalah dari lingkungan akibat perubahan cuaca,” imbuh dr Joke.
Ditambahkan, Puskesmas Imbi juga telah melakukan pelayanan 24 jam, sehingga waktu pelayanan yang cukup banyak pada sore harinya, sedangkan pada pagi harinya sangat sedikit karena masyarakat belum mengetahui bahwa di puskesmas Imbi tersebut dilakukan juga pelayanan UGD.
“Atau juga sebagian masyarakat beranggapan bahwa UGD hanya bagi warga yang kena musibah kecelakaan, namun bagi warga yang tidak sempat berobat di pagi hari dapat datang berobat pada sore dan malam hari bahkan sampai pada pagi hari,” sambungnya.
Bahkan pelayanan Puskesmas Imbi lanjut Supit bahwa tidak mengenal batas waktu bagi siapa saja yang akan berobat ke Puskesmas Imbi.
“Saat ini rata-rata pasien perhari yang dilayani berkisar 100 orang perhari,” pungkasnya. [Dharapos]