Presiden Jokowi Fokus Pembangunan Fasilitas Rusak di Tolikara
pada tanggal
Monday, 27 July 2015
JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan jika konsentrasi pemerintah bukan hanya diarahkan pada upaya mencari pihak-pihak yang bertanggungjawab atas terjadinya insiden di Tolikara, Papua. Mantan Walikota Solo itu juga telah memerintahkan Panglima TNI untuk sesegera mungkin menyelesaikan pembangunan kembali berbagai fasilitas yang rusak.
“Presiden memerintahkan satu bulan selesai 75 kios di sana,” ungkap Panglima TNI Gatot Nurmantyo, di komplek istana kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/7).
Perintah tersebut disampaikan presiden sesaat sebelum keduanya bersama-sama menunaikan shalat Jumat.
Menurut panglima, pembangunan kembali 60 kios yang terbakar pasca insiden pada 17 Juli lalu, sudah dimulai. Namun, pada kesempatan tersebut, presiden meminta agar ada tambahan 15 kios baru yang diperuntukkan untuk warga setempat.
Karena itu, total yang akan dibangun nantinya 75 kios. Atas target waktu yang diminta presiden tersebut, Gatot sudah berancang-ancang akan menambah 100 personel untuk membantu prajurit yang sudah lebih dulu ada di sana.
“Harapannya, agar ekonomi (masyarakat) bisa berjalan lagi,” tandas mantan Kasad tersebut.
Selain kios, TNI juga akan memperbaiki dan membangun kembali musholla yang ikut terbakar.
“Kalau urusan penyelidikan itu biar jadi tugas polisi, tugas kami membangun kembali,” imbuhnya.
Di komplek istana kepresidenan, sejumlah tokoh masyarakat Papua juga melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi. Selain membicarakan situasi terakhir, kedua pihak juga membahas hubungan antarumat beragama di Papua.
Kepada presiden, dia memastikan, hubungan umat Islam dan Kristen di Papua selama ini, berjalan baik. Selama sekitar 50 tahun Papua resmi bergabung ke NKRI, belum pernah ada konflik antarumat beragama.
“Jadi kalau bakar rumah ibadah haram hukumnya. Papua yang mayoritas Kristen menjaga itu,” kata Pendeta Lipiyus Binilub, usai pertemuan.
Menurut ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua itu, insiden 17 Juli lalu yang turut membuat musholla setempat ikut terbakar, tanpa unsur kesengajaan.
“Sebenarnya musholla itu ikut terbakar akibat terbakarnya kios kecil, karena bangunannya kayu jadi sangat mudah terbakar,” beber tokoh yang juga ketua Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga Injil di Indonesia (PGLII) Papua tersebut. [JPNN]
“Presiden memerintahkan satu bulan selesai 75 kios di sana,” ungkap Panglima TNI Gatot Nurmantyo, di komplek istana kepresidenan, Jakarta, Jumat (24/7).
Perintah tersebut disampaikan presiden sesaat sebelum keduanya bersama-sama menunaikan shalat Jumat.
Menurut panglima, pembangunan kembali 60 kios yang terbakar pasca insiden pada 17 Juli lalu, sudah dimulai. Namun, pada kesempatan tersebut, presiden meminta agar ada tambahan 15 kios baru yang diperuntukkan untuk warga setempat.
Karena itu, total yang akan dibangun nantinya 75 kios. Atas target waktu yang diminta presiden tersebut, Gatot sudah berancang-ancang akan menambah 100 personel untuk membantu prajurit yang sudah lebih dulu ada di sana.
“Harapannya, agar ekonomi (masyarakat) bisa berjalan lagi,” tandas mantan Kasad tersebut.
Selain kios, TNI juga akan memperbaiki dan membangun kembali musholla yang ikut terbakar.
“Kalau urusan penyelidikan itu biar jadi tugas polisi, tugas kami membangun kembali,” imbuhnya.
Di komplek istana kepresidenan, sejumlah tokoh masyarakat Papua juga melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi. Selain membicarakan situasi terakhir, kedua pihak juga membahas hubungan antarumat beragama di Papua.
Kepada presiden, dia memastikan, hubungan umat Islam dan Kristen di Papua selama ini, berjalan baik. Selama sekitar 50 tahun Papua resmi bergabung ke NKRI, belum pernah ada konflik antarumat beragama.
“Jadi kalau bakar rumah ibadah haram hukumnya. Papua yang mayoritas Kristen menjaga itu,” kata Pendeta Lipiyus Binilub, usai pertemuan.
Menurut ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua itu, insiden 17 Juli lalu yang turut membuat musholla setempat ikut terbakar, tanpa unsur kesengajaan.
“Sebenarnya musholla itu ikut terbakar akibat terbakarnya kios kecil, karena bangunannya kayu jadi sangat mudah terbakar,” beber tokoh yang juga ketua Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga Injil di Indonesia (PGLII) Papua tersebut. [JPNN]