Presiden Joko Widodo akan Miliki Rumah Singgah di Danau Sentani
pada tanggal
Thursday, 30 July 2015
JAKARTA - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edhy Purdijatno mengungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mempunyai sebuah rumah singgah di Papua.
“Pihak istana yang meminta karena Presiden Joko Widodo bisa tiga atau empat kali ke sana dalam setahun. Tempat itu digunakan untuk bekerja dan lebih dekat dengan masyarakat,” kata Tedjo di sela diskusi bertema Suara Untuk Papua, Rabu (29/7).
Tedjo melanjutkan lokasi rumah singgah ini masih dalam kajian tim khusus, namun yang jelas tidak akan semewah tempat bekerja presiden lainnya semisal Istana Bogor.
“Yang penting bagaimana presiden bisa dekat dengan rakyat dan masyarakat mudah untuk bertemu dengan beliau,” kata Tedjo.
Mengenai keamanan presiden selama di sana, Tedjo mengatakan tidak ada masalah karena Presiden Jokowi dinilainya dicintai oleh warga Papua.
Hal tersebut telihat dari tingginya suara warga Papua untuk presiden ketika Pemilu 2014.
“Dukungan terbesar justru datang dari Papua,” kata Tedjo.
Selain itu, menurut dia, Presiden Joko Widodo secara pribadi juga tidak pernah mencemaskan keamanannya selama di Papua.
“Selama ini bapak presiden selalu turun dekat dengan warga Papua. Beliau tidak pernah merasa ada hal yang mengancam dirinya di sana,” kata Tedjo. [Antara]
Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengakui sangat tertarik dengan usulan pembangunan sebuah Istana Negara di Papua. Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan, hal itu masih sebatas wacana dan belum ada pembicaraan lebih lanjut.
"Memang ada ide pas presiden ke Papua, wah bagus juga ya bangun istana di Papua," ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/6).
Mantan Rektor UGM ini menjelaskan, usulan itu disampaikan langsung oleh Ketua Masyarakat Adat Papua Lenius Kogoya saat bertandang ke Istana Merdeka, Jakarta yang membawa aspirasi warga Papua agar Presiden dapat membangun Istana di wilayah Timur Indonesia, tepatnya di pinggir Danau Sentani. Keberadaan istana Presiden di Papua akan mendekatkan simbol-simbol Negara di daerah itu. [Antara/Papuanesia]
“Pihak istana yang meminta karena Presiden Joko Widodo bisa tiga atau empat kali ke sana dalam setahun. Tempat itu digunakan untuk bekerja dan lebih dekat dengan masyarakat,” kata Tedjo di sela diskusi bertema Suara Untuk Papua, Rabu (29/7).
Tedjo melanjutkan lokasi rumah singgah ini masih dalam kajian tim khusus, namun yang jelas tidak akan semewah tempat bekerja presiden lainnya semisal Istana Bogor.
“Yang penting bagaimana presiden bisa dekat dengan rakyat dan masyarakat mudah untuk bertemu dengan beliau,” kata Tedjo.
Mengenai keamanan presiden selama di sana, Tedjo mengatakan tidak ada masalah karena Presiden Jokowi dinilainya dicintai oleh warga Papua.
Hal tersebut telihat dari tingginya suara warga Papua untuk presiden ketika Pemilu 2014.
“Dukungan terbesar justru datang dari Papua,” kata Tedjo.
Selain itu, menurut dia, Presiden Joko Widodo secara pribadi juga tidak pernah mencemaskan keamanannya selama di Papua.
“Selama ini bapak presiden selalu turun dekat dengan warga Papua. Beliau tidak pernah merasa ada hal yang mengancam dirinya di sana,” kata Tedjo. [Antara]
Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengakui sangat tertarik dengan usulan pembangunan sebuah Istana Negara di Papua. Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan, hal itu masih sebatas wacana dan belum ada pembicaraan lebih lanjut.
"Memang ada ide pas presiden ke Papua, wah bagus juga ya bangun istana di Papua," ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/6).
Mantan Rektor UGM ini menjelaskan, usulan itu disampaikan langsung oleh Ketua Masyarakat Adat Papua Lenius Kogoya saat bertandang ke Istana Merdeka, Jakarta yang membawa aspirasi warga Papua agar Presiden dapat membangun Istana di wilayah Timur Indonesia, tepatnya di pinggir Danau Sentani. Keberadaan istana Presiden di Papua akan mendekatkan simbol-simbol Negara di daerah itu. [Antara/Papuanesia]