Polda Papua Klaim Kekerasan Bersenjata alami Penurunan Selama Satu Semester
pada tanggal
Sunday, 5 July 2015
KOTA JAYAPURA - Polda Papua mengklaim sepanjang satu semester di tahun ini, kekerasan di Bumi Cenderawasih menurun. Kekerasan yang dimaksudkan adalah kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata, aksi protes atau kekerasan yang dilakukan oleh kelompok sipil lainnya.
Sebut saja pada kasus penembakan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata. Pada semester awal ini hingga Juni tahun ini telah terjadi 6 kali penembakan, dibandingkan tahun lalu pada semester yang sama terjadi 19 kali. Untuk perampasan senjata api justru mengalami kenaikan semester ini menjadi 3 kasus, dibandingkan tahun sebelumnya hanya 1 kasus.
Aksi penyerangan kepada aparat kepolisian di semester ini tidak terdapat kasus tersebut, dibandingan tahun lalu terdapat dua kasus penyerangan aparat keamanan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata.
Unjuk rasa dari kelompok criminal politik pun berkurang, dari tahun sebelumnya sebanyak 31 kasus, tahun ini terdapat 4 kasus. Sejumlah kasus kekerasan di Papua, banyak terjadi di Kabupaten Lanny Jaya, Puncak Jaya, Paniai dan Mimika.
Kapolda Papua, Irjen Pol Yotje Mende mengatakan menurunkan angka kekerasan ini, salah satunya dengan usaha kepolisian dalam melakukan pendekatan kepada semua pihak. Dirinya mengaku dengan pendekatan tersebut, polisi bisa menekan sejumlah aksi kekerasan.
“Pendekatan yang dilakukan, salah satunya dengan pendekatan kesejahteraan bersama yang dilakukan bersama dengan pihak TNI dan juga tak lepas dari dukungan pemerintah setempat, tokoh adat, masayarakat dan semua pihak. Misalnya saja melakukan pembinaan dan kegiatan sosial lainnya, seperti kesehatan dan olahraga bersama,” kata Yotje, Rabu (1/7).
Pendekatan lainnya melalui pendekatan adat, salah satunya dalam konflik antar suku. Dalam menangani kasus seperti ini, kepolisian setempat selalu berkoordinasi dengan tokoh adat dan masyarakat setempat untuk menghindari konflik tak meluas lebih jauh.
Lanjut Yotje, revolusi mental pada HUT Polri ke-69 tahun ini juga bertujuan mendapatkan kepercayaan masayarakat terhadap kinerja polri. Kepercayaan itu akan terus dibangun bersama di tanah Papua. “Polri akan terus mengambil tindakan sesuai dengan fungsi dan peranannya dengan tindakan kesejahteraan. Kami berharap masyarakat di Papua terus mempercayai polri dalam memberikan pelayanan terbaik demi perlindungan, pengayoma dan penegakan hukum,” jelasnya. [Gatra]
Sebut saja pada kasus penembakan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata. Pada semester awal ini hingga Juni tahun ini telah terjadi 6 kali penembakan, dibandingkan tahun lalu pada semester yang sama terjadi 19 kali. Untuk perampasan senjata api justru mengalami kenaikan semester ini menjadi 3 kasus, dibandingkan tahun sebelumnya hanya 1 kasus.
Aksi penyerangan kepada aparat kepolisian di semester ini tidak terdapat kasus tersebut, dibandingan tahun lalu terdapat dua kasus penyerangan aparat keamanan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata.
Unjuk rasa dari kelompok criminal politik pun berkurang, dari tahun sebelumnya sebanyak 31 kasus, tahun ini terdapat 4 kasus. Sejumlah kasus kekerasan di Papua, banyak terjadi di Kabupaten Lanny Jaya, Puncak Jaya, Paniai dan Mimika.
Kapolda Papua, Irjen Pol Yotje Mende mengatakan menurunkan angka kekerasan ini, salah satunya dengan usaha kepolisian dalam melakukan pendekatan kepada semua pihak. Dirinya mengaku dengan pendekatan tersebut, polisi bisa menekan sejumlah aksi kekerasan.
“Pendekatan yang dilakukan, salah satunya dengan pendekatan kesejahteraan bersama yang dilakukan bersama dengan pihak TNI dan juga tak lepas dari dukungan pemerintah setempat, tokoh adat, masayarakat dan semua pihak. Misalnya saja melakukan pembinaan dan kegiatan sosial lainnya, seperti kesehatan dan olahraga bersama,” kata Yotje, Rabu (1/7).
Pendekatan lainnya melalui pendekatan adat, salah satunya dalam konflik antar suku. Dalam menangani kasus seperti ini, kepolisian setempat selalu berkoordinasi dengan tokoh adat dan masyarakat setempat untuk menghindari konflik tak meluas lebih jauh.
Lanjut Yotje, revolusi mental pada HUT Polri ke-69 tahun ini juga bertujuan mendapatkan kepercayaan masayarakat terhadap kinerja polri. Kepercayaan itu akan terus dibangun bersama di tanah Papua. “Polri akan terus mengambil tindakan sesuai dengan fungsi dan peranannya dengan tindakan kesejahteraan. Kami berharap masyarakat di Papua terus mempercayai polri dalam memberikan pelayanan terbaik demi perlindungan, pengayoma dan penegakan hukum,” jelasnya. [Gatra]