PGI Kalimantan Selatan Prihatin dengan Kericuhan di Karubaga
pada tanggal
Monday, 20 July 2015
BANJARMASIN (KALSEL) - Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) wilayah Kalimantan Selatan menyatakan prihatin atas kejadian kericuhan di Karubaga, Kabupaten Tolikara hingga adanya korban jiwa.
"Kami sebagai pengurus PGI Kalsel turut prihatin atas terjadi perbuatan tersebut dan menyesali sekali apa yang telah dilakukan sekelompok umat di sana," ucap Ketua Umum PGI Wilayah Kalsel PDT Kornelius Sukaryanto di Banjarmasin, Minggu (19/7).
Ia mengatakan, dengan adanya kejadian tersebut itu telah mencoreng persatuan kerukunan antar umat beragama yang telah dibangun selama ini khususnya di wilayah Kalsel.
Atas kejadian tersebut pihaknya menyesali dan meminta kepada pihak penegak hukum untuk mengusut tuntas kasut tersebut agar bisa ditindak tegas siapa yang bersalah.
Bukan itu saja, pihak PGI Kalsel juga meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk turut serta menyelidiki kerusuhan tersebut.
PGI Kalsel berharap dengan adanya kejadian di Karubaga tidak membuat kerukunan umat beragama di wilayah Kalsel ini menurun tetap bersatu dan makin erat.
"Kami merasa tenang setelah mendengar penjelasan dari pihak Kepolisian bahwa tidak benar ada masjid atau musala yang dibakar di Tolikara melain tempat ibadah itu terbakar karena di awali lebih dulu pemukiman warga yang terbakar sehingga merambat ke masjid/musholla yang ada di sekitar pemukiman tersebut," tuturnya.
PGI Kalsel sejauh ini menilai kerukunan umat beragama di wilayah Kalsel berjalan dengan baik dan mengimbau kepada seluruh warga agar jangan mudah terpancing atas isu-isu yang beredar di masyarakat.
"Kita percayakan semua kepada aparat penegak hukum apabila ada isu yang tidak benar jangan langsung diterima mari kita bahas bersama dengan para tokoh agama, masyarakat dan pihak penegak hukum agar situasi tetap kondusif, nyaman dan aman," ujarnya.
"Kami sebagai pengurus PGI Kalsel turut prihatin atas terjadi perbuatan tersebut dan menyesali sekali apa yang telah dilakukan sekelompok umat di sana," ucap Ketua Umum PGI Wilayah Kalsel PDT Kornelius Sukaryanto di Banjarmasin, Minggu (19/7).
Ia mengatakan, dengan adanya kejadian tersebut itu telah mencoreng persatuan kerukunan antar umat beragama yang telah dibangun selama ini khususnya di wilayah Kalsel.
Atas kejadian tersebut pihaknya menyesali dan meminta kepada pihak penegak hukum untuk mengusut tuntas kasut tersebut agar bisa ditindak tegas siapa yang bersalah.
Bukan itu saja, pihak PGI Kalsel juga meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk turut serta menyelidiki kerusuhan tersebut.
PGI Kalsel berharap dengan adanya kejadian di Karubaga tidak membuat kerukunan umat beragama di wilayah Kalsel ini menurun tetap bersatu dan makin erat.
"Kami merasa tenang setelah mendengar penjelasan dari pihak Kepolisian bahwa tidak benar ada masjid atau musala yang dibakar di Tolikara melain tempat ibadah itu terbakar karena di awali lebih dulu pemukiman warga yang terbakar sehingga merambat ke masjid/musholla yang ada di sekitar pemukiman tersebut," tuturnya.
PGI Kalsel sejauh ini menilai kerukunan umat beragama di wilayah Kalsel berjalan dengan baik dan mengimbau kepada seluruh warga agar jangan mudah terpancing atas isu-isu yang beredar di masyarakat.
"Kita percayakan semua kepada aparat penegak hukum apabila ada isu yang tidak benar jangan langsung diterima mari kita bahas bersama dengan para tokoh agama, masyarakat dan pihak penegak hukum agar situasi tetap kondusif, nyaman dan aman," ujarnya.
Seperti diketahui bersama kericuhan di Karubaga sendiri terjadi akibat
kesalahpahaman antara umat muslim yang akan melaksanakan Salat Idul
Fitri 1436 dilapangan Makoramil Karubaga dengan pemuda Gereja Injili di
Indonesia (GIDI) yang sedang mengadakan seminar dan KKR selama seminggu.
Para pemuda menuntut agar kebijakan bersama umat beragama ditempat itu
untuk tidak beribadah dengan menggunakan toa dapat dilaksanakan. Namun,
penolakan untuk menaati kesepakatan oleh pihak muslim itu berujung pada
hadangan aparat keamanan sehingga 9 orang pemuda GIDI tertembak. 1
diantaranya meninggal dunia.
Kecewa dengan sikap aparat yang represif, warga kemudian membakar
puluhan kios dan perumahan milik warga pendatang baik Islam maupun
Kristen di wilayah pasar Karubaga, api yang tidak dipadamkan oleh aparat
itu meluber hingga ke mushola tak berijin yang dibangun para pedagang
[Antara/Papuanesia]