Persifa Fakfak Bergabung dalam Piala Kemerdekaan
pada tanggal
Monday, 6 July 2015
JAKARTA - Tim Transisi menyatakan bahwa mereka terkejut dengan jumlah peserta yang mendaftar Piala Kemerdekaan dan bahwa Tim Transisi masih menunggu keputusan empat klub Liga Super Indonesia lainnya.
Hingga Jumat (3/7) sore, jumlah peserta turnamen yang akan dimulai pada 1 Agustus tersebut telah mencapai 20 klub -- dua klub Divisi Utama, Persifa Fakfak dan Martapura FC, menyatakan bergabung dengan 18 klub yang telah lebih dulu mendaftarkan diri.
"Saya cukup surprise," ujar anggota Tim Transisi, Cheppy Wartono, di Hotel Royal Kuningan. "Karena ini melebihi target kami. Awalnya targetnya hanya 12 hingga 14 klub saja."
Jumlah itu mungkin bertambah, setelah Cheppy mengungkapkan ada empat klub Liga Super Indonesia (LSI) yang juga mengutarakan minat mereka untuk bergabung dengan Piala Kemerdekaan.
Keempat klub itu, menurut Cheppy, memiliki batas hingga Rabu (8/7) mendatang untuk memastikan keikutsertaan di turnamen tersebut.
Jika keempat klub itu turut serta dalam Piala Kemerdekaan, maka format turnamen diperkirakan berubah. "Jika empat klub tersebut ikut, total akan ada 24 tim, jadi kami akan membagi kompetisi menjadi empat grup, yang masing-masing diisi enam tim," kata Cheppy.
Sejauh ini Piala Kemerdekaan dibagi menjadi tiga grup, yaitu grup A (daerah Sumatera), grup B (daerah Banten), dan grup C (Daerah Jawa Timur).
Cheppy menegaskan pihak Tim Transisi sebisa mungkin akan menjamin turnamen tersebut bebas ancaman skandal pengaturan skor.
"Yang bisa jamin hanya Tuhan-lah," ujar Cheppy melanjutkan. "Tapi, kami sudah membuat pakta integritas, dan tim-tim terancam peraturan perundang-undangan jika mereka melanggar."
"Pengaturan skor itu menurut Kapolri termasuk suap, itu memang tidak mudah untuk dibuktikan jika tidak tertangkap tangan. Nah, besok seluruh data ofisial dan para pemain akan kita sadap. Kita akan minta daftar telepon mereka."
"Kami akan melakukan pengawasan ketat. Data itu akan kami berikan kepada pihak Kapolri agar mereka dapat memantaunya," ujar Cheppy menambahkan.
Selain itu jumlah bayaran yang akan diterima pihak klub juga dianggap Cheppy akan meminimalisir potensi pengaturan skor.
Turnamen yang menyediakan hadiah 500 juta pagi juara pertama itu akan memberikan 50 juta bagi setiap klub di setiap pertandingan. Klub yang lolos ke babak delapan besar akan mendapatkan 75 juta dan klub yang lolos ke babak semifinal mendapatkan 100 juta.
"Kenapa kami berikan pembayaran yang cukup besar kepada para klub? Agar mereka tidak dikalahkan oleh pengaturan skor," ucap Cheppy lebih lanjut. "Yang ingin kami bangun adalah pertandingan yang fair, bukan match fixing. Jika kalah ya kalah, jika menang ya menang."
"Ke depannya, kami juga ingin klub lebih cermat melakukan penghitungan terhadap keuangan mereka. Berapa pengeluaran dan pendapatan mereka. Harus pendapatan yang lebih besar bukan sebaliknya." [CNN]
Hingga Jumat (3/7) sore, jumlah peserta turnamen yang akan dimulai pada 1 Agustus tersebut telah mencapai 20 klub -- dua klub Divisi Utama, Persifa Fakfak dan Martapura FC, menyatakan bergabung dengan 18 klub yang telah lebih dulu mendaftarkan diri.
"Saya cukup surprise," ujar anggota Tim Transisi, Cheppy Wartono, di Hotel Royal Kuningan. "Karena ini melebihi target kami. Awalnya targetnya hanya 12 hingga 14 klub saja."
Jumlah itu mungkin bertambah, setelah Cheppy mengungkapkan ada empat klub Liga Super Indonesia (LSI) yang juga mengutarakan minat mereka untuk bergabung dengan Piala Kemerdekaan.
Keempat klub itu, menurut Cheppy, memiliki batas hingga Rabu (8/7) mendatang untuk memastikan keikutsertaan di turnamen tersebut.
Jika keempat klub itu turut serta dalam Piala Kemerdekaan, maka format turnamen diperkirakan berubah. "Jika empat klub tersebut ikut, total akan ada 24 tim, jadi kami akan membagi kompetisi menjadi empat grup, yang masing-masing diisi enam tim," kata Cheppy.
Sejauh ini Piala Kemerdekaan dibagi menjadi tiga grup, yaitu grup A (daerah Sumatera), grup B (daerah Banten), dan grup C (Daerah Jawa Timur).
Cheppy menegaskan pihak Tim Transisi sebisa mungkin akan menjamin turnamen tersebut bebas ancaman skandal pengaturan skor.
"Yang bisa jamin hanya Tuhan-lah," ujar Cheppy melanjutkan. "Tapi, kami sudah membuat pakta integritas, dan tim-tim terancam peraturan perundang-undangan jika mereka melanggar."
"Pengaturan skor itu menurut Kapolri termasuk suap, itu memang tidak mudah untuk dibuktikan jika tidak tertangkap tangan. Nah, besok seluruh data ofisial dan para pemain akan kita sadap. Kita akan minta daftar telepon mereka."
"Kami akan melakukan pengawasan ketat. Data itu akan kami berikan kepada pihak Kapolri agar mereka dapat memantaunya," ujar Cheppy menambahkan.
Selain itu jumlah bayaran yang akan diterima pihak klub juga dianggap Cheppy akan meminimalisir potensi pengaturan skor.
Turnamen yang menyediakan hadiah 500 juta pagi juara pertama itu akan memberikan 50 juta bagi setiap klub di setiap pertandingan. Klub yang lolos ke babak delapan besar akan mendapatkan 75 juta dan klub yang lolos ke babak semifinal mendapatkan 100 juta.
"Kenapa kami berikan pembayaran yang cukup besar kepada para klub? Agar mereka tidak dikalahkan oleh pengaturan skor," ucap Cheppy lebih lanjut. "Yang ingin kami bangun adalah pertandingan yang fair, bukan match fixing. Jika kalah ya kalah, jika menang ya menang."
"Ke depannya, kami juga ingin klub lebih cermat melakukan penghitungan terhadap keuangan mereka. Berapa pengeluaran dan pendapatan mereka. Harus pendapatan yang lebih besar bukan sebaliknya." [CNN]