Pengusaha Kelapa Sawit Diminta Bangun Pabrik Turunan Crude Palm Oil (CPO)
pada tanggal
Friday, 3 July 2015
"Banyak yang beralasan bahwa kebunnya kecil, saya kira itu alasan yang klasik saja, kita harus bangun pabrik turunan di sini supaya harga akan turun. Seperti kelapa sawit kita bisa dibuat minyak goreng, sabun, mentega, energi terbarukan, termasuk pengolahan limbah dalam bentuk pakan ternak itu bisa dilakukan disini," ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Papua Jhon Nahumury di Jayapura, Kamis.
"Kalau mereka punya alasan seperti itu, mari mereka bergabung dengan perusahaan lain sehingga skala usaha itu cukup luas sehingga menghasilkan pabrik turunan CPO," sambungnya.
Perusahaan milik negara ataupun swasta, ungkap Nahumury, sudah banyak yang membuka investasi perkebunan sawit di Papua, namun selama ini yang mereka bawa hanya dalam bentuk CPO, hal tersebut dianggap tidak mempunyai nilai tambah yang sangat berarti untuk pengembangan ekonomi daerah maupun untuk pendapatan masyarakat.
"Oleh sebab itu kami harapkan mereka tidak hanya bawa keluar CPO saja, tetapi harus bangun produk turunan di Papua, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh gubernur, tanam, petik, olah dan jual di Papua dapat dilaksanakan," ucapnya.
Keinginan agar adanya pabrik pengolahan CPO, kata Nahumury, semata-mata untuk mensejahterahkaan para petani yang hingga kini dinilai hanya mendapat sedikit keuntungan dibanding yang diperoleh oleh para perusahaan tersebut.
"Mereka mendapat keuntungan yang besar sementara kami daerah penghasil, terutamaa petani kita dapat apa?. Mereka belum sejahtera. Jadi ini yang sekarang kita dorong," katanya.
Nahumury pun menyebut kini pihaknya tengah mengupayakan agar gubernur dapat mengeluarkan aturan yang bisa mewajibkan para investor kelapa sawit membangun pabrik pengolahan CPO di Papua. [Antara]