Pemkab Jayawijaya Akan Ambil Alih Wamena Mall
pada tanggal
Monday, 27 July 2015
KOTA JAYAPURA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya, Papua berencana akan mengambil alih Wamena Mall untuk dikelola sendiri. Hal ini akan dilakukan setelah pihak ketiga (investor) membayar tunggakan sebesar Rp2 milliar lebih kepada pemerintah setempat.
“Pada waktu itu kami lakukan pelelangan terbuka dan ada sekitar tiga investor yang ingin mengelola dan pemenangnya adalah Direktur PT. Jayawijaya Asri Buana Papua, Iswardi Farani tapi kenyataannya beliau masih menunggak kepada pemerintah sekitar Rp2 miliar lebih,” kata Bupati Jayawijaya John Wempi Wetipo, di Jayapura, Selasa (21/7).
Menurut Wetipo, tidak berjalannya Wamena Mall dikarenakan pihak ketiga tidak bisa memenuhi apa yang diinginkan pada perjanjian awal, seperti adanya arena bermain, KFC dan lainnya. Untuk itu, jika tunggakan sudah dibayar, maka kami akan ambil alih supaya bisa dikelola dengan baik.
“Kami akan putuskan dan akan kelola atau menawarkan kepada pihak lain yang ingin mengelola, sehingga bisa meramaikan Wamena sebagai kota jasa atau transit untuk wilayah pegunungan Papua agar lebih hidup,” ucapnya.
Meskipun demikian, ujar Wetipo, status Wamena Mall masih tetap dikelola oleh Iswardi Farani sampai beliau harus membayar kewajiban pelunasan baru akan diambil oleh Pemkab Jayawijaya.
“Meskipun demikian, kami sudah ambil langkah-langkah supaya proses ini bisa berjalan dengan baik karena ini juga berdasarkan hasil temuan BPK, menyanggupkan kepada kami untuk bagaimana kewajiban pihak ketiga itu harus dibayar,” kata Wetipo.
Sebelumnya, Direktur PT. Jayawijaya Asri Buana Papua, Iswardi Farani selaku pengelola Wamena Mall mengungkapkan, dari 110 kapasitas yang siap untuk dipasarkan telah terisi 80 ruang dan tersisa 30 ruang lagi yang belum terisi. Namun diakui setelah diestimasi dalam seminggu kedepan seluruh counter atau kapling yang disiapkan akan terisi penuh, pasalnya sebelum peresmian sudah ada beberapa pengusaha yang mendaftar.
“Yang terlibat di dalam Mall ini multietnis dan ada beberapa putra daerah yang potensial kita dorong juga untuk berkiprah di sini, dimana dari 80 yang telah terisi ada delapan diantara terdapat usaha dari putra asli daerah dan akan ada lagi menyusul sehingga ada perimbangan antara pengusaha asli Papua dan non Papua,” ucap Iswardi.
Dijelaskan, isi dari pada Mall itu sendiri selain terdapat usaha-usaha seperti apa yang ada di Mall-mall pada umumnya seperti pakaian, food court, arena permainan anak-anak maupun Swalayan, akan ada pula investor luar yang telah berminat seperti KFC, Mc’Donalds dan Pizza Hut.
Untuk segi keamanan, pengelola saat ini telah menyiapkan delapan anggota Security namun pihaknya juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam hal keamanan untuk menjaga area Mall di malam hari. “Tarif yang kami patok masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan Mall-mall di Indonesia yaitu untuk di lantai I Rp60 juta per tahun, lantai II Rp50 juta dan lantai III Rp35 juta per kapling per tahun,” katanya. [Jubi]
“Pada waktu itu kami lakukan pelelangan terbuka dan ada sekitar tiga investor yang ingin mengelola dan pemenangnya adalah Direktur PT. Jayawijaya Asri Buana Papua, Iswardi Farani tapi kenyataannya beliau masih menunggak kepada pemerintah sekitar Rp2 miliar lebih,” kata Bupati Jayawijaya John Wempi Wetipo, di Jayapura, Selasa (21/7).
Menurut Wetipo, tidak berjalannya Wamena Mall dikarenakan pihak ketiga tidak bisa memenuhi apa yang diinginkan pada perjanjian awal, seperti adanya arena bermain, KFC dan lainnya. Untuk itu, jika tunggakan sudah dibayar, maka kami akan ambil alih supaya bisa dikelola dengan baik.
“Kami akan putuskan dan akan kelola atau menawarkan kepada pihak lain yang ingin mengelola, sehingga bisa meramaikan Wamena sebagai kota jasa atau transit untuk wilayah pegunungan Papua agar lebih hidup,” ucapnya.
Meskipun demikian, ujar Wetipo, status Wamena Mall masih tetap dikelola oleh Iswardi Farani sampai beliau harus membayar kewajiban pelunasan baru akan diambil oleh Pemkab Jayawijaya.
“Meskipun demikian, kami sudah ambil langkah-langkah supaya proses ini bisa berjalan dengan baik karena ini juga berdasarkan hasil temuan BPK, menyanggupkan kepada kami untuk bagaimana kewajiban pihak ketiga itu harus dibayar,” kata Wetipo.
Sebelumnya, Direktur PT. Jayawijaya Asri Buana Papua, Iswardi Farani selaku pengelola Wamena Mall mengungkapkan, dari 110 kapasitas yang siap untuk dipasarkan telah terisi 80 ruang dan tersisa 30 ruang lagi yang belum terisi. Namun diakui setelah diestimasi dalam seminggu kedepan seluruh counter atau kapling yang disiapkan akan terisi penuh, pasalnya sebelum peresmian sudah ada beberapa pengusaha yang mendaftar.
“Yang terlibat di dalam Mall ini multietnis dan ada beberapa putra daerah yang potensial kita dorong juga untuk berkiprah di sini, dimana dari 80 yang telah terisi ada delapan diantara terdapat usaha dari putra asli daerah dan akan ada lagi menyusul sehingga ada perimbangan antara pengusaha asli Papua dan non Papua,” ucap Iswardi.
Dijelaskan, isi dari pada Mall itu sendiri selain terdapat usaha-usaha seperti apa yang ada di Mall-mall pada umumnya seperti pakaian, food court, arena permainan anak-anak maupun Swalayan, akan ada pula investor luar yang telah berminat seperti KFC, Mc’Donalds dan Pizza Hut.
Untuk segi keamanan, pengelola saat ini telah menyiapkan delapan anggota Security namun pihaknya juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam hal keamanan untuk menjaga area Mall di malam hari. “Tarif yang kami patok masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan Mall-mall di Indonesia yaitu untuk di lantai I Rp60 juta per tahun, lantai II Rp50 juta dan lantai III Rp35 juta per kapling per tahun,” katanya. [Jubi]