Pelaku Penembakan 12 Korban saat Kericuhan di Karubaga Harus Ditangkap
pada tanggal
Tuesday, 21 July 2015
KOTA JAYAPURA - Kericuhan yang terjadi di Karubaga, Kabupaten Tolikara, harus diungkap tuntas dan adil dengan menyoroti berbagai sisi yang terkait dalam kasus tersebut. Semua pihak juga harus menahan diri, jangan memprovokasi, dan main hakim sendiri.
Menurut anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), Wilhelmus Pigai, penyelesaian yang tuntas dan adil harus melihat berbagai sisi yang utuh dalam peristiwa tersebut. Untuk itu, dia tidak sepakat dan merasa tidak adil kalau yang disoroti adalah hanya terbakarnya musala saja.
“Padahal, di Tolikara juga terjadi penembakan terhadap warga sipil sebanyak 12 orang, dimana satu orang dikabarkan meninggal dunia dan 11 lainnya luka -luka,” kata dia dalam keterangan tertulisnya pada Senin (20/7) malam.
Dia mendesak agar pemerintah pusat tidak diskriminatif dan benar-benar mengungkapkan fakta yang terjadi. Perbuatan pembakaran dan penembakan di Tolikara adalah perbuatan yang tidak manusiawi sehingga kedua peristiwa tersebut harus diproses sesuai hukum yang berlaku.
Sebelumnya, Pemkab Tolikara menyatakan kondisi di daerah itu terkendali pascapenyerangan pada Jumat (17/7) lalu.
Asisten I Setda Kabupaten Tolikara, Emi Enembe mengatakan kondisi Karubaga-Tolikara kini sudah terkendali, ketika bertemu masyarakat Kampung Mamit Distrik Kembu, Tolikara.
Emi meminta kepada semua pihak, terutama para pemuda di Distrik Kembu agar tidak ikut terprovokasi dan terus menjaga keamanan.
Di hadapan masyarakat Kampung Mamit, Emi juga berterima kasih kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II Jayapura melalui Wakil Direktur Bidang Pelayanan, dr Anton Motte yang ikut hadir saat acara bakar batu di Mamit.
"Kami akan terus kontrol dan semoga anak-anak kita yang jadi korban yang sedang dirawat di RSUD Dok II dapat pelayanan yang baik agar segera sembuh. Yang sudah meninggal, kita ucapkan turut berduka cita," ujarnya. [Antara]