Pameran Batu Akik Berikan Keuntungan kepada Warga Teluk Wondama
pada tanggal
Sunday, 19 July 2015
WASIOR (WONDAMA) - Pameran dan kontes batu akik yang diselenggarakan dalam rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara yang ke-69 di wilayah Teluk Wondama, mendatangkan keuntungan tersendiri bagi masyarakat yang tidak memiliki penghasilan tetap.
“Kami mengucap syukur dengan adanya pameran batu ini karena membantu juga masyarakat yang penghasilannya tidak tetap,” ujar Isak Samuel Wosiri, Sekretaris Komisi C DRPD Teluk Wondama, pekan lalu ketika ditemui wartawan Media Papua di lokasi alun-alun tempat pelaksanaan pameran batu akik.
Lanjutnya lagi, dengan adanya pameran dan kontes ini, tentu batu akik asal Wondama bisa mendapatkan harga yang tepat dikalangan pencinta batu akik.
“Dengan adanya pameran ini, tentu batu akik ini sudah ditentukan harga, maka masyarakat akan berupaya untuk terus mencari batu dan menjualnya. Ini bisa membantu masyarakat yang ada di Teluk Wondama,” tandasnya seraya menyampaikan kedepan pihak DPR akan mendorong kegiatan seperti saat ini untuk dilaksanakan kembali diwilayah Teluk Wondama.
Kris Torey Ketua Komisi B DPR Teluk Wondama saat ditemui wartawan menyampaikan, kalau pameran ini menimbulkan hal-hal positif bagi masyarakat.
“Dengan maraknya batu bagi masyarakat, mereka terlihat tertarik dan ada hal-hal postif yang diambil. Masyarakat bukan lagi sekedar kumpul batu, tapi batu itu bisa bernilai bagi mereka. Dengan adanya ajang ini, kami akan mencoba membuat regulasi daerah untuk proteksi sumberdaya berupa batu. Sehingga batu ini bisa bernilai dan menjadi hiburan disini, karena orang-orang yang penggemar batu bisa ramai dan membeli batu,” kata Torey.
Menurutnya, pihak DPR akan mengambil langkah-langkah yang lebih serius lagi mengenai batu akik Wondama.
“Kami dari DPR perlu ada langkah-langkah lebih serius dan kedepan kami akan membantu masyarakat untuk melihat potensi-poteni yang bisa mereka kembangkan dari batu ini. Bukan hanya bentuk cincin, kemungkinan kedepan dalam bentuk yang lain. Bahkan dampak dari situ, pendapatan daerah juga bisa naik. Kalau dinamika saat ini harus ada proteksi, maka kami kemungkinan akan membuatkan Perda tentang batu akik,” ujar Kris. [MediaPapua]
“Kami mengucap syukur dengan adanya pameran batu ini karena membantu juga masyarakat yang penghasilannya tidak tetap,” ujar Isak Samuel Wosiri, Sekretaris Komisi C DRPD Teluk Wondama, pekan lalu ketika ditemui wartawan Media Papua di lokasi alun-alun tempat pelaksanaan pameran batu akik.
Lanjutnya lagi, dengan adanya pameran dan kontes ini, tentu batu akik asal Wondama bisa mendapatkan harga yang tepat dikalangan pencinta batu akik.
“Dengan adanya pameran ini, tentu batu akik ini sudah ditentukan harga, maka masyarakat akan berupaya untuk terus mencari batu dan menjualnya. Ini bisa membantu masyarakat yang ada di Teluk Wondama,” tandasnya seraya menyampaikan kedepan pihak DPR akan mendorong kegiatan seperti saat ini untuk dilaksanakan kembali diwilayah Teluk Wondama.
Kris Torey Ketua Komisi B DPR Teluk Wondama saat ditemui wartawan menyampaikan, kalau pameran ini menimbulkan hal-hal positif bagi masyarakat.
“Dengan maraknya batu bagi masyarakat, mereka terlihat tertarik dan ada hal-hal postif yang diambil. Masyarakat bukan lagi sekedar kumpul batu, tapi batu itu bisa bernilai bagi mereka. Dengan adanya ajang ini, kami akan mencoba membuat regulasi daerah untuk proteksi sumberdaya berupa batu. Sehingga batu ini bisa bernilai dan menjadi hiburan disini, karena orang-orang yang penggemar batu bisa ramai dan membeli batu,” kata Torey.
Menurutnya, pihak DPR akan mengambil langkah-langkah yang lebih serius lagi mengenai batu akik Wondama.
“Kami dari DPR perlu ada langkah-langkah lebih serius dan kedepan kami akan membantu masyarakat untuk melihat potensi-poteni yang bisa mereka kembangkan dari batu ini. Bukan hanya bentuk cincin, kemungkinan kedepan dalam bentuk yang lain. Bahkan dampak dari situ, pendapatan daerah juga bisa naik. Kalau dinamika saat ini harus ada proteksi, maka kami kemungkinan akan membuatkan Perda tentang batu akik,” ujar Kris. [MediaPapua]