Oksibil, Kota Indah di Pegunungan Bintang yang Kian Tertata Rapi
pada tanggal
Sunday, 5 July 2015
OKSIBIL (PEGBIN) - Agatha Kakormabin, 40 tahun, bersama setidaknya 10 perempuan lainnya pagi itu, pukul 08.00 WIT sudah bermandi keringat. Berseragam lengkap petugas kebersihan dengan menggunakan sarung tangan dan masker di mulutnya, mereka menyapu jalan dan memungut sampah.
Pekerjaan Mama Agatha, demikian sapaannya- juga dibantu 20-an orang laki-laki yang bertugas sebagai pembabat rumput. Pekerjaan petugas kebersihan memang tak pernah berhenti. Setiap harinya mereka selalu membersihkan sejumlah ruas jalan protokol yang ada di Kota Oksibil, Ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.
"Setiap hari kami bekerja dan tak pernah berhenti. Hari Sabtu pun kami bekerja dan hari-hari libur nasional lainnya juga tetap membersihkan jalan-jalan di kota. Hanya hari Minggu saja kami libur karena kami ibadah di gereja," kata Mama Agatha ketika ditemui di Oksibil, beberapa waktu lalu.
Setiap harinya petugas kebersihan melakukan pekerjaannya mulai pukul 07.00 WIT hingga pukul 14.00 WIT. Para petugas tersebut hanya beristirahat satu jam untuk makan siang pukul 12.00 WIT. Pukul 13.00 WIT mulai bekerja kembali dan kembali Kerumah masing-masing pukul 14.00 WIT.
"Per bulan kami di gaji Rp 3,5 juta," katanya.
Yulianus Tabyor, 30 tahun, yang setiap hari bertugas sebagai pembabat rumput menuturkan pekerjaan yang dilakukan bersama dengan petugas lain telah berlangsung sejak 2011 lalu.
"Ada 20 laki-laki dan 2 perempuan memegang mesin pembabat rumput. Awalnya kami hanya ada 8 orang, tetapi karena kebutuhan untuk kebersihan Kota Oksibil makin meningkat, maka petugas pun ditambah menjadi 30 orang," jelasnya.
Setiap hari, lanjut Yulianus para petugas kebersihan menentukan lokasi jalan yang harus dibersihkan dari mulai membabat rumput dipinggir jalan yang sudah mulai tinggi dan mengambil sampah disepanjang jalan dan di selokan pada ruas jalan itu.
"Sampah yang ada dimasukkan kedalam karung atau karton oleh perempuan dan dikumpulkan dalam mobil truk sampah," ucapnya.
Salah seorang warga Kota Oksibil, Petrus Uropka, 28 tahun, bangga dengan kebersihan kotanya. Banyak warga kota sudah mulai sadar akan kebersihan lingkungannya.
"Warga yang mencuci dan mandi di Sungai Dabolding juga sudah mulai sadar menjaga kebersihan. Misalnya jika ada warga yang mandi dan mencuci, sampah plastiknya dikumpulkan dan dibawa pulang. Mereka tak lagi buang sampah ke sungai," jelasnya ketika ditemui di Kota Oksibil.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan, Penanaman dan Pemakaman Kabupaten Pegunungan Bintang, Yance Yohanes Kalakmabin mengatakan yang dibutuhkan petugas kebersihan saat ini adalah pelatihan sampah organik dan non organik. Saat ini belum ada pengolahan limbah sampah itu untuk di Oksibil.
"Para petugas kebersihan sudah bisa membedakan sampah basah dan sampah kering, tinggal pengolahan sampah saja yang mulai dilatih. Untuk menunjang ini, kami akan melakukan pembekalan dan pengetahuan tentang pengolahan sampah di daerah Bali atau Malang," jelasnya.
Kota Oksibil terletak sekitar 2000-an kaki diatas permukaan laut. Oksibil adalah ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang. Daerah tersebut dimekarkan pada 2002 dari kabupaten induk Jayawijaya. Jika kita tiba di Oksibil, pemandangan yang disuguhkan sangat apik dan bersih.
Kotanya tertata rapi dan terawat. Sepanjang jalan protokol di kota itu tak terlihat adanya sampah, puntung rokok dan ludah bekas pinang. Padahal hampir sebagian masyarakatnya mengunyah Pinang. Pemandangan rapi dan bersih juga terlihat di Kantor bupati dan kantor pemerintahan lainnya.
"Kami harus tetap menjaga kebersihan agar kota ini indah dan bersih," kata salah satu petugas kebersihan yang ditemui di Kantor Bupati setempat. [Gatra]
Pekerjaan Mama Agatha, demikian sapaannya- juga dibantu 20-an orang laki-laki yang bertugas sebagai pembabat rumput. Pekerjaan petugas kebersihan memang tak pernah berhenti. Setiap harinya mereka selalu membersihkan sejumlah ruas jalan protokol yang ada di Kota Oksibil, Ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.
"Setiap hari kami bekerja dan tak pernah berhenti. Hari Sabtu pun kami bekerja dan hari-hari libur nasional lainnya juga tetap membersihkan jalan-jalan di kota. Hanya hari Minggu saja kami libur karena kami ibadah di gereja," kata Mama Agatha ketika ditemui di Oksibil, beberapa waktu lalu.
Setiap harinya petugas kebersihan melakukan pekerjaannya mulai pukul 07.00 WIT hingga pukul 14.00 WIT. Para petugas tersebut hanya beristirahat satu jam untuk makan siang pukul 12.00 WIT. Pukul 13.00 WIT mulai bekerja kembali dan kembali Kerumah masing-masing pukul 14.00 WIT.
"Per bulan kami di gaji Rp 3,5 juta," katanya.
Yulianus Tabyor, 30 tahun, yang setiap hari bertugas sebagai pembabat rumput menuturkan pekerjaan yang dilakukan bersama dengan petugas lain telah berlangsung sejak 2011 lalu.
"Ada 20 laki-laki dan 2 perempuan memegang mesin pembabat rumput. Awalnya kami hanya ada 8 orang, tetapi karena kebutuhan untuk kebersihan Kota Oksibil makin meningkat, maka petugas pun ditambah menjadi 30 orang," jelasnya.
Setiap hari, lanjut Yulianus para petugas kebersihan menentukan lokasi jalan yang harus dibersihkan dari mulai membabat rumput dipinggir jalan yang sudah mulai tinggi dan mengambil sampah disepanjang jalan dan di selokan pada ruas jalan itu.
"Sampah yang ada dimasukkan kedalam karung atau karton oleh perempuan dan dikumpulkan dalam mobil truk sampah," ucapnya.
Salah seorang warga Kota Oksibil, Petrus Uropka, 28 tahun, bangga dengan kebersihan kotanya. Banyak warga kota sudah mulai sadar akan kebersihan lingkungannya.
"Warga yang mencuci dan mandi di Sungai Dabolding juga sudah mulai sadar menjaga kebersihan. Misalnya jika ada warga yang mandi dan mencuci, sampah plastiknya dikumpulkan dan dibawa pulang. Mereka tak lagi buang sampah ke sungai," jelasnya ketika ditemui di Kota Oksibil.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan, Penanaman dan Pemakaman Kabupaten Pegunungan Bintang, Yance Yohanes Kalakmabin mengatakan yang dibutuhkan petugas kebersihan saat ini adalah pelatihan sampah organik dan non organik. Saat ini belum ada pengolahan limbah sampah itu untuk di Oksibil.
"Para petugas kebersihan sudah bisa membedakan sampah basah dan sampah kering, tinggal pengolahan sampah saja yang mulai dilatih. Untuk menunjang ini, kami akan melakukan pembekalan dan pengetahuan tentang pengolahan sampah di daerah Bali atau Malang," jelasnya.
Kota Oksibil terletak sekitar 2000-an kaki diatas permukaan laut. Oksibil adalah ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang. Daerah tersebut dimekarkan pada 2002 dari kabupaten induk Jayawijaya. Jika kita tiba di Oksibil, pemandangan yang disuguhkan sangat apik dan bersih.
Kotanya tertata rapi dan terawat. Sepanjang jalan protokol di kota itu tak terlihat adanya sampah, puntung rokok dan ludah bekas pinang. Padahal hampir sebagian masyarakatnya mengunyah Pinang. Pemandangan rapi dan bersih juga terlihat di Kantor bupati dan kantor pemerintahan lainnya.
"Kami harus tetap menjaga kebersihan agar kota ini indah dan bersih," kata salah satu petugas kebersihan yang ditemui di Kantor Bupati setempat. [Gatra]