Oknum Aparat Keamanan Diduga Terlibat Penembakan 9 Pelajar SMP di Kampung Ugapuga
pada tanggal
Thursday, 2 July 2015
KOTA JAYAPURA - Aktivis Bersatu Untuk Keadilan (BUK) dan Dewan Adat Daerah (DAD) Paniai menduga oknum aparat keamanan terlibat dalam penembakkan di Kampung Ugapuga, Distrik Kamu Timur, Kabupaten Dogiyai pada Kamis (25/6) malam.
"Berdasarkan informasi yang kami terima ada dugaan aparat keamanan pelaku penembakan, bukan orang tak dikenal (OTK), ini juga didasarkan pada temuan puluhan selongsong peluru di TKP," kata Peneas Lokbere, Ketua BUK Papua yang didampingi Ketua DAD Paniai, Jhon NR Gobay, saat jumpa pers di sekretariat KontraS Padang Bulang, Kota Jayapura, Senin.
Pernyataan Peneas Lokbere itu dilontarkan menyusul terjadinya kekerasan di Kabupaten Dogiyai pada Kamis pekan lalu, yang menewaskan Yoseni Agapa dan melukai warga lainnya yakni Melianus Mote di Kotubudo, Ugapuga, Distrik Kamu Timur, Kabupaten Dogiyai.
"Pak Kapolda Papua dan jajarannya harus segera mengusut tuntas penembakan yang terjadi di Ugapuga dan segera mengkalirikasi siapa pemilik kode selongsong peluru yang didapatkan warga bertuliskan PT PIN 556 dan 37 selongsong peluru," katanya.
Peneas menjelaskan bahwa beberapa saat pascapenembakkan, warga setempat langsung mendatangi TKP untuk mengambil mayat Yoseni Agapa.
"Di tubuh Yoseni Agapa, ada sejumlah luka tembakkan. Dua di dada dan dua di lengan, yang di dada, selain luka tembak ada juga bekas benda tajam di luka tembak di dada," kata Peneas Lokbere.
Sementara, Jhon NR Gobai mengemukakan bahwa berdasarkan ketersangan saksi mata, Yoseni Agapa selain ditembak oleh oknum aparat yang ke TKP menggunakan kendaraan roda empat jenis Avanza, juga melekukan pemukulan dengan popor senjata.
"Mereka juga memukul korban dengan popor senjata meski telah terjatuh mati karena tembakan. Korban jatuh kurang lebih 20 meter dari TKP awal," katanya.
Gobai juga menyampaikan bahwa korban merupakan pelajar SMPN Boduda, Distrik Kamu Timur dan baru naik ke IX dengan alamat tinggal Kampung Jigiugi, Desa Ugapuga, Distrik Kamu Timur, Kabupaten Dogiyai.
Awal peristiwa, lanjut Gobai, korban dan sembilan rekan lainnya termasuk Melianus Mote berburu tikus tanah dengan membawa seekor anjing, saat sampai di Kotubado, anjing mereka lari kearah jalan kemudian ditabrak truk yang melintas dengan kecepatan penuh menuju ke Tigi, Kabupaten Deyai.
Merasa anjing mereka ditabral lari, Yoseni dan kawan-kawan melakukan aksi palang jalan (palak minta uang), guna meminta uang ganti rugi kepada kendaraan yang melintas di daerah itu.
"Ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat disepanjang Jalan Trans Papua, Nabire-Enarotali. Malam itu, kendaraan yang diminta uang sekitar enam unit, dengan nominal mulai dari Rp20 ribu hingga Rp50 ribu/kendaraan," katanya.
"Diduga, salah satu supir kendaraan itu melapor kepada aparat keamanan di Waghete Kepolisian Sektor Tigi, disana ada Koramil dan Sat Brimob yang bertugas," lanjutnya.
Lebih lanjut pria berbadan subur itu menyampaikan bahwa Yoseni Agapa, malam itu sekitar pukul 22.00 WIT, kendaraan roda empat mendekati TKP, sementara Yoseni Agapa kearah pintu kiri mobil, Melianus kearah kanan mobil atau dekat pintu supir.
"Saksi mata mengatakan yang keluar dari mobil itu bukan orang setempat, bercirikan seperti aparat keamanan, mereka lalu keluar dari mobil bawa senjata dan melepaskan tembakan kearah Yoseni sebanyak dua kali. Yoseni sempat lari, kemudian ditembak lagi hingga terjatuh," katanya.
Sementara, Melianus Mote, juga menyelamatkan diri namun lengan tangannya terluka diduga terkena pisau daru supir mobil tersebut, sedangkan delapan rekan lainnya juga saat itu langsung melarikan diri kedalam hutan dan jalan disekitar TKP.
"Pada koran Senin kemarin, diberitakan bahwa ditemukan 37 selongsong peluru, ini membuktikan bahwa ada penembakan di Dogiyai. Berdasarkan kasus diatas, di wilayah Meepago, terindikasi ada keterlibatan oknum aparat keamanan yag bertindak represif dalam menghadapi masyarakat," katanya.
"Maka itu, kami minta Brimob dan Timsus yang bertugas di wilayah Meepago agar ditarik," tambah Gobai. [Antara]
"Berdasarkan informasi yang kami terima ada dugaan aparat keamanan pelaku penembakan, bukan orang tak dikenal (OTK), ini juga didasarkan pada temuan puluhan selongsong peluru di TKP," kata Peneas Lokbere, Ketua BUK Papua yang didampingi Ketua DAD Paniai, Jhon NR Gobay, saat jumpa pers di sekretariat KontraS Padang Bulang, Kota Jayapura, Senin.
Pernyataan Peneas Lokbere itu dilontarkan menyusul terjadinya kekerasan di Kabupaten Dogiyai pada Kamis pekan lalu, yang menewaskan Yoseni Agapa dan melukai warga lainnya yakni Melianus Mote di Kotubudo, Ugapuga, Distrik Kamu Timur, Kabupaten Dogiyai.
"Pak Kapolda Papua dan jajarannya harus segera mengusut tuntas penembakan yang terjadi di Ugapuga dan segera mengkalirikasi siapa pemilik kode selongsong peluru yang didapatkan warga bertuliskan PT PIN 556 dan 37 selongsong peluru," katanya.
Peneas menjelaskan bahwa beberapa saat pascapenembakkan, warga setempat langsung mendatangi TKP untuk mengambil mayat Yoseni Agapa.
"Di tubuh Yoseni Agapa, ada sejumlah luka tembakkan. Dua di dada dan dua di lengan, yang di dada, selain luka tembak ada juga bekas benda tajam di luka tembak di dada," kata Peneas Lokbere.
Sementara, Jhon NR Gobai mengemukakan bahwa berdasarkan ketersangan saksi mata, Yoseni Agapa selain ditembak oleh oknum aparat yang ke TKP menggunakan kendaraan roda empat jenis Avanza, juga melekukan pemukulan dengan popor senjata.
"Mereka juga memukul korban dengan popor senjata meski telah terjatuh mati karena tembakan. Korban jatuh kurang lebih 20 meter dari TKP awal," katanya.
Gobai juga menyampaikan bahwa korban merupakan pelajar SMPN Boduda, Distrik Kamu Timur dan baru naik ke IX dengan alamat tinggal Kampung Jigiugi, Desa Ugapuga, Distrik Kamu Timur, Kabupaten Dogiyai.
Awal peristiwa, lanjut Gobai, korban dan sembilan rekan lainnya termasuk Melianus Mote berburu tikus tanah dengan membawa seekor anjing, saat sampai di Kotubado, anjing mereka lari kearah jalan kemudian ditabrak truk yang melintas dengan kecepatan penuh menuju ke Tigi, Kabupaten Deyai.
Merasa anjing mereka ditabral lari, Yoseni dan kawan-kawan melakukan aksi palang jalan (palak minta uang), guna meminta uang ganti rugi kepada kendaraan yang melintas di daerah itu.
"Ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat disepanjang Jalan Trans Papua, Nabire-Enarotali. Malam itu, kendaraan yang diminta uang sekitar enam unit, dengan nominal mulai dari Rp20 ribu hingga Rp50 ribu/kendaraan," katanya.
"Diduga, salah satu supir kendaraan itu melapor kepada aparat keamanan di Waghete Kepolisian Sektor Tigi, disana ada Koramil dan Sat Brimob yang bertugas," lanjutnya.
Lebih lanjut pria berbadan subur itu menyampaikan bahwa Yoseni Agapa, malam itu sekitar pukul 22.00 WIT, kendaraan roda empat mendekati TKP, sementara Yoseni Agapa kearah pintu kiri mobil, Melianus kearah kanan mobil atau dekat pintu supir.
"Saksi mata mengatakan yang keluar dari mobil itu bukan orang setempat, bercirikan seperti aparat keamanan, mereka lalu keluar dari mobil bawa senjata dan melepaskan tembakan kearah Yoseni sebanyak dua kali. Yoseni sempat lari, kemudian ditembak lagi hingga terjatuh," katanya.
Sementara, Melianus Mote, juga menyelamatkan diri namun lengan tangannya terluka diduga terkena pisau daru supir mobil tersebut, sedangkan delapan rekan lainnya juga saat itu langsung melarikan diri kedalam hutan dan jalan disekitar TKP.
"Pada koran Senin kemarin, diberitakan bahwa ditemukan 37 selongsong peluru, ini membuktikan bahwa ada penembakan di Dogiyai. Berdasarkan kasus diatas, di wilayah Meepago, terindikasi ada keterlibatan oknum aparat keamanan yag bertindak represif dalam menghadapi masyarakat," katanya.
"Maka itu, kami minta Brimob dan Timsus yang bertugas di wilayah Meepago agar ditarik," tambah Gobai. [Antara]