Mushola Tak Berijin yang Terbakar, Ternyata Dibangun Diatas Tanah Gereja Injili di Indonesia (GIDI)
pada tanggal
Thursday, 23 July 2015
JAKARTA - Komite Umat untuk Tolikara Papua (Komat Tolikara) bertemu dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Kantor Panglima TNI, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (22/7). Dalam pertemuan itu, kedua pihak juga membahas mengenai relokasi dan pembangunan masjid baru pengganti mushola tak berijin yang terbakar pada Jumat (17/7) lalu.
"Untuk masjid, tanah itu yang sekarang digunakan adalah tanah milik Gereja Injil di Indonesia (GIDI). Makanya, lokasi akan ditentukan dulu, agar ada jaminan keberlangsungan dan keamanan," ujar juru bicara Komat Tolikara, Mustofa B Nahrawardaya, usai pertemuan.
Mustofa mengkalim, relokasi tanah untuk tempat pembangunan masjid yang hingga kini belum memiliki ijin ini perlu menjadi pertimbangan agar insiden pembakaran seperti sebelumnya tidak terulang.
Menurut dia, sebelum membangun secara fisik, pihak TNI akan membantu memastikan seluruh prosedur administrasi dan aspek legalitas telah terpenuhi.
Mustofa sendiri melihat bahwa pemerintah telah mengambil langkah awal mengenai kepastian pembangunan masjid. Hal itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, saat melakukan kunjungan ke Tolikara.
Sementara itu, terkait kios-kios yang juga terbakar dalam insiden di Tolikara, menurut Mustofa, Panglima TNI telah menjamin bahwa pembangunan tidak akan memakan waktu lebih dari 30 hari. Panglima juga berjanji akan membantu memulihkan situasi yang kondusif di Kabupaten Tolikara.
"Soal bangunan atau kios, yang dimiliki warga non-Muslim juga ada yang terbakar. Nanti semuanya akan sama-sama dibangun, tak kurang dari 30 hari," kata Mustofa.
Komite Umat untuk Tolikara ini dibentuk setelah terjadi pertemuan besar para tokoh nasional di antaranya Arifin Ilham, Yusuf Mansur, Hidayat Nurwahid, Didin Hafidhudin, Bahtiar Nasir, Aries Mufti, Muhammad Zaitun Rasmin dan lain sebagainya.
Pada pertemuan itu, para tokoh sepakat menunjuk Bahtiar Nasir sebagai ketua harian komite, Muhammadi Zaitun Rasmin (wakil ketua), Didin Hafidhudin (ketua dewan syura), Arifin Ilham, Yusuf Mansur, Hidayat Nurwahid, Bahtiar Nasir, Aries Mufti dan Bobby Herwibowo menjadi (anggota dewan syura).
Mereka datang ke Karubaga, Tolikara pada awal pekan lalu guna mengecek kondisi muslim bersama mushola yang hingga kini belum memiliki ijin bangunan (IMB) tersebut. Meski belum berijin mushola itu telah dinamai Masjid Baitul Mutaqqin dan telah dipersilahkan oleh umat Kristen di wilayah itu untuk beroperasi selama 30 tahun. [Kompas]
"Untuk masjid, tanah itu yang sekarang digunakan adalah tanah milik Gereja Injil di Indonesia (GIDI). Makanya, lokasi akan ditentukan dulu, agar ada jaminan keberlangsungan dan keamanan," ujar juru bicara Komat Tolikara, Mustofa B Nahrawardaya, usai pertemuan.
Mustofa mengkalim, relokasi tanah untuk tempat pembangunan masjid yang hingga kini belum memiliki ijin ini perlu menjadi pertimbangan agar insiden pembakaran seperti sebelumnya tidak terulang.
Menurut dia, sebelum membangun secara fisik, pihak TNI akan membantu memastikan seluruh prosedur administrasi dan aspek legalitas telah terpenuhi.
Mustofa sendiri melihat bahwa pemerintah telah mengambil langkah awal mengenai kepastian pembangunan masjid. Hal itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, saat melakukan kunjungan ke Tolikara.
Sementara itu, terkait kios-kios yang juga terbakar dalam insiden di Tolikara, menurut Mustofa, Panglima TNI telah menjamin bahwa pembangunan tidak akan memakan waktu lebih dari 30 hari. Panglima juga berjanji akan membantu memulihkan situasi yang kondusif di Kabupaten Tolikara.
"Soal bangunan atau kios, yang dimiliki warga non-Muslim juga ada yang terbakar. Nanti semuanya akan sama-sama dibangun, tak kurang dari 30 hari," kata Mustofa.
Komite Umat untuk Tolikara ini dibentuk setelah terjadi pertemuan besar para tokoh nasional di antaranya Arifin Ilham, Yusuf Mansur, Hidayat Nurwahid, Didin Hafidhudin, Bahtiar Nasir, Aries Mufti, Muhammad Zaitun Rasmin dan lain sebagainya.
Pada pertemuan itu, para tokoh sepakat menunjuk Bahtiar Nasir sebagai ketua harian komite, Muhammadi Zaitun Rasmin (wakil ketua), Didin Hafidhudin (ketua dewan syura), Arifin Ilham, Yusuf Mansur, Hidayat Nurwahid, Bahtiar Nasir, Aries Mufti dan Bobby Herwibowo menjadi (anggota dewan syura).
Mereka datang ke Karubaga, Tolikara pada awal pekan lalu guna mengecek kondisi muslim bersama mushola yang hingga kini belum memiliki ijin bangunan (IMB) tersebut. Meski belum berijin mushola itu telah dinamai Masjid Baitul Mutaqqin dan telah dipersilahkan oleh umat Kristen di wilayah itu untuk beroperasi selama 30 tahun. [Kompas]