Mayat Naftali Rukweri Ditemukan Setelah Hanyut Saat Terjadi Gempa Mamberamo
pada tanggal
Tuesday, 28 July 2015
KASONAWEJA (MAMBERAMO) - Seorang warga Kampung Heri, Distrik Mamberamo Tengah, Kabupaten Mamberamo Raya, bernama Naftali Rukweri (15 tahun) yang sempat hilang saat gempa 7,2 skala richter terjadi pada Selasa (28/7) dini hari tadi akhirnya ditemukan.
"Naftali ditemukan warga dalam kondisi sudah meninggal. Dia jatuh ke Sungai Mamberamo selama kurang lebih lima jam," kata seorang warga Kasonaweja, Andre Fonataba, 35 tahun, Selasa (28/7).
Berdasarkan informasi yang diterima Andre, saat itu Naftali sedang berjalan menyusuri Sungai Mamberamo untuk mencari ikan.
"Tapi saat gempa mengguncang pagi tadi, ia pusing, lantas terpeleset dan terjatuh ke sungai. Tubuhnya terseret, terbawa arus sungai yang cukup deras," katanya.
Gempa yang mengguncang wilayah Mamberamo Raya ini memang terasa kuat dirasakan warga di Kasonaweja dan sekitarnya. Penduduk berhamburan keluar rumah.
"Saat gempa terjadi, warga sibuk berktivitas pagi, anak-anak akan ke sekolah," kata Andre.
Sebelumnya Bupati Memberamo Raya, Demianus Kyeuw Kyeuw menyatakan telah memerintahkan kepala distrik untuk segera mengecek dampak gempa bumi tersebut.
"Saya sudah perintahkan kepada kepala distrik untuk segera mengecek hingga ke kampung-kampung, apa ada kerusakan atau tidak, atau mungkin korban jiwa, akibat gempa," kata Demianus di Jayapura.
Hingga saat ini, pihaknya belum mendapat laporan dari mereka tentang dampak gempa yang terjadi pada pukul 06.41 Wita tersebut, karena para kepala distrik dan jajarannya masih di lapangan. Dia mengatakan, gempa yang dirasakan cukup kuat itu sempat membuat warga terkejut dan panik. Bahkan beberapa warga sempat berlarian ke luar rumah masing-masing karena takut.
Kepala BMKG Wilayah V Jayapura, Slamet Suyitno Raharjo, menjelaskan gempa 7,2 SR itu berpusat tenggara Kasonaweja, yaitu diwilayah hulu sungai Mamberamo atau tepatnya 2,87 Lintang Selatan dan 138,53 Bujur Timur dengan kedalaman 49 kilometer.
"Lokasinya sekitar 75 kilometer arah tenggara Mamberamo Raya atau 81 kilometer arah timur laut Tolikara, atau 100 kilometer barat laut Memberamo Tengah," katanya.
Slamet memastikan gempa tersebut tak berpotensi tsunami karena terjadi di darat. Tapi guncangannya dapat dirasakan hingga 5 MMI di Memberamo Raya, 4 MMI di Sarmi, 3 MMI di Wamena-Serui, 2-3 MMI di Sentani, Jayapura, Biak, Genyem, Mulia dan 2 MMI di Timika.
"Gempa susulannya 4,6 - 4,8 SR di Mamberamo Raya," katanya. [Tempo/Papuanesia]
"Naftali ditemukan warga dalam kondisi sudah meninggal. Dia jatuh ke Sungai Mamberamo selama kurang lebih lima jam," kata seorang warga Kasonaweja, Andre Fonataba, 35 tahun, Selasa (28/7).
Berdasarkan informasi yang diterima Andre, saat itu Naftali sedang berjalan menyusuri Sungai Mamberamo untuk mencari ikan.
"Tapi saat gempa mengguncang pagi tadi, ia pusing, lantas terpeleset dan terjatuh ke sungai. Tubuhnya terseret, terbawa arus sungai yang cukup deras," katanya.
Gempa yang mengguncang wilayah Mamberamo Raya ini memang terasa kuat dirasakan warga di Kasonaweja dan sekitarnya. Penduduk berhamburan keluar rumah.
"Saat gempa terjadi, warga sibuk berktivitas pagi, anak-anak akan ke sekolah," kata Andre.
Sebelumnya Bupati Memberamo Raya, Demianus Kyeuw Kyeuw menyatakan telah memerintahkan kepala distrik untuk segera mengecek dampak gempa bumi tersebut.
"Saya sudah perintahkan kepada kepala distrik untuk segera mengecek hingga ke kampung-kampung, apa ada kerusakan atau tidak, atau mungkin korban jiwa, akibat gempa," kata Demianus di Jayapura.
Hingga saat ini, pihaknya belum mendapat laporan dari mereka tentang dampak gempa yang terjadi pada pukul 06.41 Wita tersebut, karena para kepala distrik dan jajarannya masih di lapangan. Dia mengatakan, gempa yang dirasakan cukup kuat itu sempat membuat warga terkejut dan panik. Bahkan beberapa warga sempat berlarian ke luar rumah masing-masing karena takut.
Kepala BMKG Wilayah V Jayapura, Slamet Suyitno Raharjo, menjelaskan gempa 7,2 SR itu berpusat tenggara Kasonaweja, yaitu diwilayah hulu sungai Mamberamo atau tepatnya 2,87 Lintang Selatan dan 138,53 Bujur Timur dengan kedalaman 49 kilometer.
"Lokasinya sekitar 75 kilometer arah tenggara Mamberamo Raya atau 81 kilometer arah timur laut Tolikara, atau 100 kilometer barat laut Memberamo Tengah," katanya.
Slamet memastikan gempa tersebut tak berpotensi tsunami karena terjadi di darat. Tapi guncangannya dapat dirasakan hingga 5 MMI di Memberamo Raya, 4 MMI di Sarmi, 3 MMI di Wamena-Serui, 2-3 MMI di Sentani, Jayapura, Biak, Genyem, Mulia dan 2 MMI di Timika.
"Gempa susulannya 4,6 - 4,8 SR di Mamberamo Raya," katanya. [Tempo/Papuanesia]