Masyarakat Pegunungan Tengah di Manokwari gelar Bakar Batu
pada tanggal
Thursday, 9 July 2015
MANOKWARI – Puluhan masyarakat asal Pegunungan Tengah pada Rabu (1/7) melaksanakan ibadah syukur di halaman rumah Tokoh masyarakat Wamena Adolof Tabuni. Kegiatan yang dihadiri puluhan warga pegunungan tengah ini dilaksanakan dengan pemotongan babi dan bakar batu atau barapen.
Ketua Rukun Keluarga Jayawijaya, Jhon Wenda pada kegiatan itu mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai ajang silaturahmi masyarakat pegunungan tengah di Manokwari. Ia berharap, seluruh masyarakat Manokwari tidak memandang negatif terhadap keberadaan warga pegunungan tengah di Manokwari.
”Mengingat, ada sebagian masyarakat Papua perpandangan bahwa tanggl 1 Juli merupakan Hari ulanmg tahun OPM,”katanya.
Ia pun berharap, seluruh warga pegunungan tengah terutama pemuda yang belajar di Manokwari benar-benar mencari ilmu, sehingga pengetahuan dan skill yang diperoleh selama belajar dapat dimanfaatkan untuk membangun daerah. Ia pun tak ingin pemuda pegunungan tengah mudah terprovokasi.
Ia menegaskan, pihaknya tidak akan bertanggungjawab jika ada warganya terlibat dalam kegiatan aksi demo dengan tujuan tidak jelas. Ia pun berharap polisi menangkap provokator yang selama ini dinilai mempengaruhi masyarakat untuk mengadakan aksi demo anti NKRI.
“Kami mengetahui ada 3 masyarakat dari pegunungan tengah di tahan oleh aparat kepolisian karena mengadakan aksi demo, kami berharap polisi memproses mereka secara hukum, “katanya. [CahayaPapua]
Ketua Rukun Keluarga Jayawijaya, Jhon Wenda pada kegiatan itu mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai ajang silaturahmi masyarakat pegunungan tengah di Manokwari. Ia berharap, seluruh masyarakat Manokwari tidak memandang negatif terhadap keberadaan warga pegunungan tengah di Manokwari.
”Mengingat, ada sebagian masyarakat Papua perpandangan bahwa tanggl 1 Juli merupakan Hari ulanmg tahun OPM,”katanya.
Ia pun berharap, seluruh warga pegunungan tengah terutama pemuda yang belajar di Manokwari benar-benar mencari ilmu, sehingga pengetahuan dan skill yang diperoleh selama belajar dapat dimanfaatkan untuk membangun daerah. Ia pun tak ingin pemuda pegunungan tengah mudah terprovokasi.
Ia menegaskan, pihaknya tidak akan bertanggungjawab jika ada warganya terlibat dalam kegiatan aksi demo dengan tujuan tidak jelas. Ia pun berharap polisi menangkap provokator yang selama ini dinilai mempengaruhi masyarakat untuk mengadakan aksi demo anti NKRI.
“Kami mengetahui ada 3 masyarakat dari pegunungan tengah di tahan oleh aparat kepolisian karena mengadakan aksi demo, kami berharap polisi memproses mereka secara hukum, “katanya. [CahayaPapua]