Masyarakat Papua Minta Maaf Untuk Kericuhan di Karubaga
pada tanggal
Sunday, 19 July 2015
Para pemimpin dari GKI Tanah Papua, GPdI Papua, Keuskupan Jayapura, MUI Papua, LDII Papua dan berbagai tokoh agama lainnya ini juga mendesak agar pihak berwenang segera menyelesaikan masalah tersebut dengan tuntas dan menjalankan proses hukum atas para pelaku.
Hal itu diungkapkan dalam penyataan sikap seusai mengadakan pertemuan terbatas di Kantor Kanwil Kementerian Agama di Entrop, Jayapura, Sabtu (18/7) siang.
Para tokoh agama di Papua tersebut menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang tidak semestinya terjadi, apalagi bertepatan dengan perayaan Idul Fitri. Dalam kejadian tersebut sedikitnya 54 kios dan sebuah mushala terbakar, juga satu orang tewas, delapan lainnya luka-luka.
“Atas nama tokoh agama di Papua, kami bersama seluruh umat beragama di Papua menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya pembakaran mushala dan penyerangan umat Muslim saat melaksanakan shalat Idul Fitri di Lapangan Koramil Tolikara kemarin. Akibat kejadian ini pula, seorang warga akhirnya meninggal dunia,” ungkap Pendeta Herman Saud mewakili Persekutuan Gereja-gereja Papua.
Kepada seluruh masyarakat di Indonesia dan khususnya di Tanah Papua, dia mengimbau agar tetap tenang dan menjalankan aktivitas seperti biasa, serta tidak terprovokasi oleh isu-isu yang menyesatkan tentang kejadian di Karubaga, Tolikara, kemarin.
Mereka juga menyesalkan beredarnya surat dari Badan Pekerja Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Wilayah Toli, yang diduga sebagai pemicu kejadian kemarin. Mereka mengingatkan bahwa di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak ada salah satu golongan agama yang dapat mengklaim wilayahnya dan melarang umat beragama lain untuk beribadah sesuai dengan agama dan keyakinannya.
Secara khusus untuk aparat keamanan di Kabupaten Tolikara, mereka meminta agar segera meredakan suasana dengan tindakan yang tegas, tetapi tetap tanpa kekerasan.
“Yang utama agar situasi di Karubaga kembali pulih dan aparat bisa mengidentifikasi penyebab masalah agar kerusuhan serupa tidak terulang,” tegas Herman. [Kompas]