Kondisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tolikara Memprihatinkan
pada tanggal
Thursday, 23 July 2015
KARUBAGA (TOLIKARA) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan prihatin dengan kondisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tolikara yang belum memadai, baik dari sisi peralatan medis maupun sumber daya tenaga medisnya.
Berbicara kepada Antara di Timika, Selasa, Khofifah mengatakan hingga kini RSUD Tolikara masih berstatus sebagai rumah sakit pratama dan belum memiliki tenaga dokter spesialis.
"Peralatan medis di RSUD Tolikara juga masih sangat terbatas," kata Khofifah setelah mengunjungi para pengungsi korban konflik sosial di Karubaga, Tolikara.
Mestinya, katanya, RSUD Tolikara sudah sampai rumah sakit tipe C dengan minimal memiliki empat spesialisasi dasar, tapi ternyata hingga sekarang belum ada tenaga dokter spesialis dan peralatan kesehatannya juga masih sangat terbatas.
Khofifah berharap Pemkab setempat terus mendorong peningkatan status RSUD Tolikara agar berkembang menjadi rumah sakit tipe C dengan melengkapi berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan, serta merekrut tenaga dokter spesialis guna memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada warga di wilayah kabupaten pegunungan yang terbentuk sejak tahun 2002 itu.
Menurut Khofifah, Pemerintah Pusat dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo memberikan perhatian sangat serius terhadap bidang pendidikan dan kesehatan, selain pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan kualitas hidup dan kualitas SDM masyarakat Indonesia.
"Pada tataran seperti ini penting sekali kunjungan-kunjungan kami ke daerah untuk memaksimalisasikan layanan kepada masyarakat. Negara harus hadir sebagai wujud dari komitmen kita sebagai bangsa," tutur Khofifah.
Pada 17 Juli 2015, Kabupaten Tolikara dilanda konflik sosial saat umat Muslim setempat hendak melaksanakan Shalat Idul Fitri 1436 Hijriah.
Di tengah shalat Idul Fitri berlangsung, sekelompok orang melempari jamaah yang sedang melaksanakan ibadah. Buntut dari kejadian itu, sejumlah bangunan ruko milik warga pedagang, termasuk sebuah bangunan rumah ibadah pun hangus terbakar.
Untuk mencegah konflik meluas, aparat keamanan terpaksa mengeluarkan tembakan ke arah massa perusuh hingga mengakibatkan seorang warga meninggal dunia dan belasan orang lainnya mengalami luka tembak.
Sejumlah warga yang terluka akibat kejadian itu hingga kini masih dirawat di RSUD Wamena dan sebagian lagi dirawat di RSUD Tolikara dan Jayapura. [Antara]
Berbicara kepada Antara di Timika, Selasa, Khofifah mengatakan hingga kini RSUD Tolikara masih berstatus sebagai rumah sakit pratama dan belum memiliki tenaga dokter spesialis.
"Peralatan medis di RSUD Tolikara juga masih sangat terbatas," kata Khofifah setelah mengunjungi para pengungsi korban konflik sosial di Karubaga, Tolikara.
Mestinya, katanya, RSUD Tolikara sudah sampai rumah sakit tipe C dengan minimal memiliki empat spesialisasi dasar, tapi ternyata hingga sekarang belum ada tenaga dokter spesialis dan peralatan kesehatannya juga masih sangat terbatas.
Khofifah berharap Pemkab setempat terus mendorong peningkatan status RSUD Tolikara agar berkembang menjadi rumah sakit tipe C dengan melengkapi berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan, serta merekrut tenaga dokter spesialis guna memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada warga di wilayah kabupaten pegunungan yang terbentuk sejak tahun 2002 itu.
Menurut Khofifah, Pemerintah Pusat dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo memberikan perhatian sangat serius terhadap bidang pendidikan dan kesehatan, selain pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan kualitas hidup dan kualitas SDM masyarakat Indonesia.
"Pada tataran seperti ini penting sekali kunjungan-kunjungan kami ke daerah untuk memaksimalisasikan layanan kepada masyarakat. Negara harus hadir sebagai wujud dari komitmen kita sebagai bangsa," tutur Khofifah.
Pada 17 Juli 2015, Kabupaten Tolikara dilanda konflik sosial saat umat Muslim setempat hendak melaksanakan Shalat Idul Fitri 1436 Hijriah.
Di tengah shalat Idul Fitri berlangsung, sekelompok orang melempari jamaah yang sedang melaksanakan ibadah. Buntut dari kejadian itu, sejumlah bangunan ruko milik warga pedagang, termasuk sebuah bangunan rumah ibadah pun hangus terbakar.
Untuk mencegah konflik meluas, aparat keamanan terpaksa mengeluarkan tembakan ke arah massa perusuh hingga mengakibatkan seorang warga meninggal dunia dan belasan orang lainnya mengalami luka tembak.
Sejumlah warga yang terluka akibat kejadian itu hingga kini masih dirawat di RSUD Wamena dan sebagian lagi dirawat di RSUD Tolikara dan Jayapura. [Antara]