Kondisi Empat Korban Penembakan di Karubaga Mulai Membaik
pada tanggal
Wednesday, 22 July 2015
WAMENA (JAYAWIJAYA) - Empat dari 11 korban penembakan dalam insiden di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Jumat (17/7) yang dirawat di RSUD Wamena, kondisinya mulai membaik. Direktur RSUD Wamena, Indrajaya kepada Cenderawasih Pos membenarkan bahwa kondisi empat korban luka tembak yang dirawat di RSUD Wamena kondisinya mulai membaik.
Untuk penanganan lebih lanjut, pihaknya akan segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah masih ada proyektil peluru yang bersarang di tubuh keempat korban tersebut.
“Kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan merontgen keempat korban penembakan ini untuk memastikan apakah masih ada proyektil peluru yang bersarang di tubuh mereka,” jelas Indrajaya, kemarin (20/7).
Sementara itu, Yulius Tabuni salah seorang PNS Pemkab Tolikara yang dipercayakan sebagai penanggungjawab atas perawatan keempat korban tersebut mengaku sudah berkomunikasi dengan Bupati Tolikara Usman Wanimbo dan pihak gereja yang selama ini membantu perawatan keempat korban di RSUD Wamena.
Menurut Yulius, biaya perawatan keempat korban yang dirawat di RSUD Wamena ini ditanggung oleh Bupati Tolikara dan gereja. “Termasuk biaya pemulangannya ke Tolikara apabila sudah diperbolehkan keluar oleh pihak rumah sakit,” pungkasnya.
Sementara itu, bantuan untuk korban konflik sosial di Kabupaten Tolikara mulai berdatangan. Dari pendataan yang dilakukan Polres Tolikara, bantuan yang masuk diantaranya dari Pemkab Tolikara meliputi 1 ton beras, 16 karton mie instant, 1 karton minyak goreng, 1 karton garam dan bahan makanan lainnya untuk warga yang masih tinggal di tenda darurat.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Patrige, SH, M.Si, mengakui bahwa Pemkab Tolikara yang lebih dahulu menyalurkan bantuan untuk warganya yang tinggal di tenda darurat di belakang Koramil Karubaga. Selain dari Pemkab Tolikara, Polda Papua dan Kodam XVII/Cenderawasih juga telah memberikan bantuan dana sebesar Rp 60 juta.
“Bantuan tersebut berasal dari Kapolda Papua sebesar Rp 30 juta dan Pangdam XVII/Cenderawasih sebesar Rp 30 juta. Selain itu Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haitu saat melakukan kunjungan bersama Bupati Tolikara juga telah menyerahkan bantuan dana sebesar Rp 100 juta yang diterima langsung oleh Ustad Ali Muktar,” ungkapnya kepada wartawan di Mapolda Papua, kemarin (20/7).
Patrige dalam insiden yang terjadi Jumat (17/7) lalu disinyalir ada oknum-oknum yang juga melakukan pencurian dan penjarahan terhadap barang-barang milik warga. Dari pendataan yang dilakukan ada sekitar 16 rumah di Jalan Irian dan Jalan Kogimage yang barang-barangnya dijarah. Secara terpisah Kapolda Papua, Irjen Pol. Drs. Yotje Mende, M.Hum, berharap Pemprov Papua dalam hal ini Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH, dapat membantu warga korban konflik sosial yang masih tinggal di tenda darurat. Pasalnya, warga yang menjadi korban tersebut saat ini tidak lagi memiliki apa-apa selain pakaian yang ada di badan mereka.
“Bantuan dari pemerintah provinsi menjadi sentral dan suatu keharusan dalam penanganan konflik sosial seperti yang terjadi di Kabupaten Tolikara. Dari Pemkab Tolikara sudah menyatakan bersedia merelokasi kios-kios yang dibakar termasuk mushala yang ikut terbakar. Bangunannya akan dibuat permanen dan tidak lagi terbuat dari kayu,” ungkapnya.
Terkait penanganan kasus pembakaran dan penembakan di Kabupaten Tolikara ini, Kapolda Yotje Mende mengatakan jajarannya sudah memeriksa 21 saksi untuk kasus pembakaran dan 6 saksi untuk kasus penembakan. Pemeriksaan terhadap para saksi ini menurutnya masih terus didalami oleh penyidik. Untuk kasus penembakan yang mengakibatkan satu orang warga tewas, Kapolda Yotje Mende mengaku pihaknya sudah berkoordinasi dengan beberapa tokoh dari GIDI untuk membantu mengambil proyektil peluru yang bersarang di perut korban yang tewas dalam penembakan tersebut.
“Saya harap peluru itu bisa segera diambil untuk mengungkap siapa yang melakukan penembakan,” tambahnya. [RadarSorong]
Untuk penanganan lebih lanjut, pihaknya akan segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah masih ada proyektil peluru yang bersarang di tubuh keempat korban tersebut.
“Kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan merontgen keempat korban penembakan ini untuk memastikan apakah masih ada proyektil peluru yang bersarang di tubuh mereka,” jelas Indrajaya, kemarin (20/7).
Sementara itu, Yulius Tabuni salah seorang PNS Pemkab Tolikara yang dipercayakan sebagai penanggungjawab atas perawatan keempat korban tersebut mengaku sudah berkomunikasi dengan Bupati Tolikara Usman Wanimbo dan pihak gereja yang selama ini membantu perawatan keempat korban di RSUD Wamena.
Menurut Yulius, biaya perawatan keempat korban yang dirawat di RSUD Wamena ini ditanggung oleh Bupati Tolikara dan gereja. “Termasuk biaya pemulangannya ke Tolikara apabila sudah diperbolehkan keluar oleh pihak rumah sakit,” pungkasnya.
Sementara itu, bantuan untuk korban konflik sosial di Kabupaten Tolikara mulai berdatangan. Dari pendataan yang dilakukan Polres Tolikara, bantuan yang masuk diantaranya dari Pemkab Tolikara meliputi 1 ton beras, 16 karton mie instant, 1 karton minyak goreng, 1 karton garam dan bahan makanan lainnya untuk warga yang masih tinggal di tenda darurat.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Patrige, SH, M.Si, mengakui bahwa Pemkab Tolikara yang lebih dahulu menyalurkan bantuan untuk warganya yang tinggal di tenda darurat di belakang Koramil Karubaga. Selain dari Pemkab Tolikara, Polda Papua dan Kodam XVII/Cenderawasih juga telah memberikan bantuan dana sebesar Rp 60 juta.
“Bantuan tersebut berasal dari Kapolda Papua sebesar Rp 30 juta dan Pangdam XVII/Cenderawasih sebesar Rp 30 juta. Selain itu Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haitu saat melakukan kunjungan bersama Bupati Tolikara juga telah menyerahkan bantuan dana sebesar Rp 100 juta yang diterima langsung oleh Ustad Ali Muktar,” ungkapnya kepada wartawan di Mapolda Papua, kemarin (20/7).
Patrige dalam insiden yang terjadi Jumat (17/7) lalu disinyalir ada oknum-oknum yang juga melakukan pencurian dan penjarahan terhadap barang-barang milik warga. Dari pendataan yang dilakukan ada sekitar 16 rumah di Jalan Irian dan Jalan Kogimage yang barang-barangnya dijarah. Secara terpisah Kapolda Papua, Irjen Pol. Drs. Yotje Mende, M.Hum, berharap Pemprov Papua dalam hal ini Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH, dapat membantu warga korban konflik sosial yang masih tinggal di tenda darurat. Pasalnya, warga yang menjadi korban tersebut saat ini tidak lagi memiliki apa-apa selain pakaian yang ada di badan mereka.
“Bantuan dari pemerintah provinsi menjadi sentral dan suatu keharusan dalam penanganan konflik sosial seperti yang terjadi di Kabupaten Tolikara. Dari Pemkab Tolikara sudah menyatakan bersedia merelokasi kios-kios yang dibakar termasuk mushala yang ikut terbakar. Bangunannya akan dibuat permanen dan tidak lagi terbuat dari kayu,” ungkapnya.
Terkait penanganan kasus pembakaran dan penembakan di Kabupaten Tolikara ini, Kapolda Yotje Mende mengatakan jajarannya sudah memeriksa 21 saksi untuk kasus pembakaran dan 6 saksi untuk kasus penembakan. Pemeriksaan terhadap para saksi ini menurutnya masih terus didalami oleh penyidik. Untuk kasus penembakan yang mengakibatkan satu orang warga tewas, Kapolda Yotje Mende mengaku pihaknya sudah berkoordinasi dengan beberapa tokoh dari GIDI untuk membantu mengambil proyektil peluru yang bersarang di perut korban yang tewas dalam penembakan tersebut.
“Saya harap peluru itu bisa segera diambil untuk mengungkap siapa yang melakukan penembakan,” tambahnya. [RadarSorong]