Komarudin Watubun ajak Generasi Muda Papua Pahami Wawasan Nusantara
pada tanggal
Tuesday, 7 July 2015
KOTA JAYAPURA - Wawasan nusantara harus dipahami dan menjadi pegangan generasi muda dalam keikutsertaannya mengatasi masalah kebangsaan yang ada di Indonesia, termasuk di Papua.
Hal ini disampaikan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia, Komarudin Watubun saat menyosialisasikan empat pilar kebangsaan bagi generasi muda yang digelar di Kampung Yoka, Distrik Heram, Kota Jayapura, Provinsi Papua, sebagaimana tertuang dalam keterangan pers di Jayapura, Senin (6/7).
"Masalah yang tak kunjung usai itu, tidak serta merta harus menyalahkan kelompok tertentu, namun harus menjadi pelajaran bagi pemimpin bangsa," katanya.
Menurut dia, seharusnya masalah kebangsaan yang sudah 60 tahun lebih sejak Indonesia merdeka telah selesai dan tidak menjadi bahan diskusi para aktivis baik di kalangan kampus maupun tokoh agama serta politisi di Tanah Air.
Karena Pancasila, sebagai dasar negara telah mengakomodasi seluruh sumber kehidupan, sumber hukum dan sebagai pandangan hidup bangsa dan dijadikan tujukan setiap ada persoalan kebangsaan.
"Bung Karno dalam sidang pertama BPUPKI 1 Juni 1945 menawarkan 5 prinsip dasar negara yang diberi nama Pancasila," katanya.
Watubun mengemukakan, Indonesia memiliki wilayah yang cukup luas dengan beraneka ragam budaya, etnis maupun agama yang sudah diatur dalam dasar negara maupun UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
Masyarakat beserta para pihak terkait maupun tokoh masyarakat dan agama mendalami dan menghayati serta menjalankan ajaran-ajaran yang dikandung dalam Pancasila.
"Pascareformasi ada suatu cita-cita besar untuk membangun bangsa menjadi lebih baik, namun untuk mengakhiri berbagai persoalan yang terjadi saat ini, memerlukan kesadaran dan komitmen seluruh warga masyarakat untuk memantapkan persatuan dan kesatuan nasional yang hanya dapat dicapai apabila setiap warga negara mampu hidup dalam kemajemukan dan mengelolanya secara baik," katanya.
Sebagai anggota MPR, Watubun mengatakan, dirinya wajib memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya bernegara dan berbangsa berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika serta NKRI yang merupakan modal besar untuk membangun bangsa yang majemuk.
Untuk itu, Watubun juga mengimbau kepada para pejabat baik eksekutif dan legislatif bahkan pejabat yudikatif yang ada di Papua agar selalu memberikan teladan secara baik melalui tutur kata dan perbuatan, baik dalam kedinasan maupun kehidupan sehari-hari.
"Sehingga baik langsung maupun tidak langsung masyarakat akan melihat dan diharapkan mampu mengubah kehidupan menuju kebaikan dalam berbangsa dan bernegara," kata Komarudin Watubun.
Secara terpisah,Tony Mebri, salah satu pemuda Papua yang turut hadir pada acara sosialisasi empat pilar kebangsaan itu mengapresiasi politisi dari partai berlambang kepala banteng itu.
"Sosialisasi empat pilar kebangsaan itu, memang sangat perlu. Saya sanjung, pak Watubun berikan pemahaman kepada kami sebagai generasi muda penerus bangsa bahwa Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI itu seperti ini, dia menjelaskan sangat baik," katanya.
Sosialisai empat pilar kebangsaan itu dilaksanakan pada Jumat pekan kemarin di Kampung Yoka, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua. [Antara]
Hal ini disampaikan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia, Komarudin Watubun saat menyosialisasikan empat pilar kebangsaan bagi generasi muda yang digelar di Kampung Yoka, Distrik Heram, Kota Jayapura, Provinsi Papua, sebagaimana tertuang dalam keterangan pers di Jayapura, Senin (6/7).
"Masalah yang tak kunjung usai itu, tidak serta merta harus menyalahkan kelompok tertentu, namun harus menjadi pelajaran bagi pemimpin bangsa," katanya.
Menurut dia, seharusnya masalah kebangsaan yang sudah 60 tahun lebih sejak Indonesia merdeka telah selesai dan tidak menjadi bahan diskusi para aktivis baik di kalangan kampus maupun tokoh agama serta politisi di Tanah Air.
Karena Pancasila, sebagai dasar negara telah mengakomodasi seluruh sumber kehidupan, sumber hukum dan sebagai pandangan hidup bangsa dan dijadikan tujukan setiap ada persoalan kebangsaan.
"Bung Karno dalam sidang pertama BPUPKI 1 Juni 1945 menawarkan 5 prinsip dasar negara yang diberi nama Pancasila," katanya.
Watubun mengemukakan, Indonesia memiliki wilayah yang cukup luas dengan beraneka ragam budaya, etnis maupun agama yang sudah diatur dalam dasar negara maupun UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
Masyarakat beserta para pihak terkait maupun tokoh masyarakat dan agama mendalami dan menghayati serta menjalankan ajaran-ajaran yang dikandung dalam Pancasila.
"Pascareformasi ada suatu cita-cita besar untuk membangun bangsa menjadi lebih baik, namun untuk mengakhiri berbagai persoalan yang terjadi saat ini, memerlukan kesadaran dan komitmen seluruh warga masyarakat untuk memantapkan persatuan dan kesatuan nasional yang hanya dapat dicapai apabila setiap warga negara mampu hidup dalam kemajemukan dan mengelolanya secara baik," katanya.
Sebagai anggota MPR, Watubun mengatakan, dirinya wajib memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya bernegara dan berbangsa berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika serta NKRI yang merupakan modal besar untuk membangun bangsa yang majemuk.
Untuk itu, Watubun juga mengimbau kepada para pejabat baik eksekutif dan legislatif bahkan pejabat yudikatif yang ada di Papua agar selalu memberikan teladan secara baik melalui tutur kata dan perbuatan, baik dalam kedinasan maupun kehidupan sehari-hari.
"Sehingga baik langsung maupun tidak langsung masyarakat akan melihat dan diharapkan mampu mengubah kehidupan menuju kebaikan dalam berbangsa dan bernegara," kata Komarudin Watubun.
Secara terpisah,Tony Mebri, salah satu pemuda Papua yang turut hadir pada acara sosialisasi empat pilar kebangsaan itu mengapresiasi politisi dari partai berlambang kepala banteng itu.
"Sosialisasi empat pilar kebangsaan itu, memang sangat perlu. Saya sanjung, pak Watubun berikan pemahaman kepada kami sebagai generasi muda penerus bangsa bahwa Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI itu seperti ini, dia menjelaskan sangat baik," katanya.
Sosialisai empat pilar kebangsaan itu dilaksanakan pada Jumat pekan kemarin di Kampung Yoka, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua. [Antara]