Kabupaten Merauke Sumbang 40% Cetak Sawah Baru untuk Lumbung Pangan Indonesia tahun 2015
pada tanggal
Tuesday, 14 July 2015
JAKARTA -Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan lokasi-lokasi baru untuk tambahan lahan sawah baru seluas 23.000 hektar. Hal ini untuk menambah luas lahan sawah baku yang totalnya mencapai 9,2 juta hektar di seluruh Indonesia.
Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Abdul Madjid mengatakan, mulai Agustus mendatang pihaknya akan memulai program cetak tanam 23.000 hektar hingga tuntas akhir 2015. Sebanyak 40% dari 23.000 hektar akan disumbang dari Kabupaten Merauke sebagai calon lumbung pangan baru dengan sekitar 10.000 hektar.
Ini lebih besar dibanding 10 wilayah lainnya yang menyumbang rata-rata 1000 hektar saja, diantaranya; Bombana 1.000 hektar, Wajo 1.000 hektar, Pinrang 1.000 hektar, Ogan Komering Ilir 1.000 hektar, Sanggau 1.000 hektar, Bima 1.000 hektar, Bangka Selatan 3.000 hektar, Bangka Barat 1.000 hektar, Mesuji 1.000 hektar dan Pulang Pisau 1.000 hektar.
"Start Agustus. Jadi masih ada waktu empat bulan sampai akhir tahun. September ditargetkan 50% dari 23.000 bisa tanam. 100% bisa sampai akhir tahun," kata Abdul dalam paparan media di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (14/7/2015).
Untuk memuluskan program tersebut, akan dialokasikan dana sebesar Rp 429 miliar.
"Pagu Direktorat Jenderal (PSP) Rp 14,39 triliun. 3%-nya untuk mencetak lahan ini," tuturnya.
Adapun lahan pertanian baru yang akan dicetak akan disebar di sejumlah wilayah bukan hanya di kawasan barat Indonesia tetapi sampai ke timur Indonesia juga.
"Kita sebar, nggak di satu tempat. Sekitar 10.000 hektar cetak sawah dari 23.000 hektar, ada di Merauke (Papua)," tutur dia.
Pencetakan lahan pertanian baru ini diharapkan bisa mendorong peningkatan produksi tahunan tanaman pangan seperti padi. Ia yakin keberadaan 23.000 hektar lahan baru ini akan berdampak signifikan karena penyediaannya berbarengan dengan musim tanam Oktober-Maret.
"Cetak sawah adalah sawah yang ada sumber air. Baik irigasi teknis, sumber air setempat yang bisa buat pengairan. Begitu selesai, akan langsung ditanam pada musim tanam Oktober-Maret. Pemilihan komoditasnya akan disesuaikan dengan potensi lokal di wilayah masing-masing," katanya. [Detik]
Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Abdul Madjid mengatakan, mulai Agustus mendatang pihaknya akan memulai program cetak tanam 23.000 hektar hingga tuntas akhir 2015. Sebanyak 40% dari 23.000 hektar akan disumbang dari Kabupaten Merauke sebagai calon lumbung pangan baru dengan sekitar 10.000 hektar.
Ini lebih besar dibanding 10 wilayah lainnya yang menyumbang rata-rata 1000 hektar saja, diantaranya; Bombana 1.000 hektar, Wajo 1.000 hektar, Pinrang 1.000 hektar, Ogan Komering Ilir 1.000 hektar, Sanggau 1.000 hektar, Bima 1.000 hektar, Bangka Selatan 3.000 hektar, Bangka Barat 1.000 hektar, Mesuji 1.000 hektar dan Pulang Pisau 1.000 hektar.
"Start Agustus. Jadi masih ada waktu empat bulan sampai akhir tahun. September ditargetkan 50% dari 23.000 bisa tanam. 100% bisa sampai akhir tahun," kata Abdul dalam paparan media di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (14/7/2015).
Untuk memuluskan program tersebut, akan dialokasikan dana sebesar Rp 429 miliar.
"Pagu Direktorat Jenderal (PSP) Rp 14,39 triliun. 3%-nya untuk mencetak lahan ini," tuturnya.
Adapun lahan pertanian baru yang akan dicetak akan disebar di sejumlah wilayah bukan hanya di kawasan barat Indonesia tetapi sampai ke timur Indonesia juga.
"Kita sebar, nggak di satu tempat. Sekitar 10.000 hektar cetak sawah dari 23.000 hektar, ada di Merauke (Papua)," tutur dia.
Pencetakan lahan pertanian baru ini diharapkan bisa mendorong peningkatan produksi tahunan tanaman pangan seperti padi. Ia yakin keberadaan 23.000 hektar lahan baru ini akan berdampak signifikan karena penyediaannya berbarengan dengan musim tanam Oktober-Maret.
"Cetak sawah adalah sawah yang ada sumber air. Baik irigasi teknis, sumber air setempat yang bisa buat pengairan. Begitu selesai, akan langsung ditanam pada musim tanam Oktober-Maret. Pemilihan komoditasnya akan disesuaikan dengan potensi lokal di wilayah masing-masing," katanya. [Detik]