Jayapura Punya Cerita (JPC) Kunjungi Pondok Pesantrean Hidayatullah di Holtekam
pada tanggal
Monday, 6 July 2015
KOTA JAYAPURA - Komunitas berbasis sosial, Jayapura Punya Cerita (JPC), mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah di Holtekam, Kota Jayapura, Provinsi Papua, guna berbagi kegembiraan dengan anak yatim-piatu yang mendiami panti asuhan di ponpes tersebut, Minggu petang.
Selain berbuka puasa bersama, Komunitas JPC juga memberi bantuan sosial berupa bahan makanan yakni beras dan mie instan, dan kasur.
Bantuan itu diserahkan Pembina II JPC Ny Melke Rohte, yang diterima Penanggung jawab Ponpes Al Hidayatullah Uztads Nur Imam, dan perwakilan santri.
Pada momentum itu, Ketua JPC Raksa Fahry menyampaikan niat Komunitas JPC untuk berbagai kegembiraan dengan penghuni Ponpes yang berada di kawasan yang tidak jauh dari tapal batas Republik Indonesia (RI) dan Papua Nugini (PNG).
"Pertama, kami ke sini untuk bersilaturtahmi sekaligus bergembira bersama adik-adik santri. Mudah-mudahan di bulan yang penuh berkah ini, semuanya sehat selalu dan mudah rezeki, amin," ujar Raksa.
Raksa mengungkapkan bahwa Komunitas JPC dibentuk dengan komitmen bersama dan bernafaskan misi sosial, sejak 18 Desember 2014, dan kini telah beranggotakan lebih dari 70 orang.
Sejauh ini, JPC cukup intens menggelar kegiatan sosial, seperti mengunjungi panti asuhan, dan beragam bhakti sosial, yang direalisasi dua bulan sekali.
"Jadi, Komunitas JPC bukan sekadar wadah berkumpul generasi muda di Jayapura, Papua. Kami selalu berupaya menjalankan misi sosial, dan kunjungan ke ponpes ini merupakan kegiatan yang keempat," ujarnya.
Raksa berharap, kunjungan silaturahmi ke Ponpes Hidayatullah Holtekam Jayapura itu, Insya Allah diberkahi Allah SWT, dan adik-adik santri semakin giat belajar guna menjadi generasi penerus bangsa yang dapat diandalkan.
Sedangkan Penanggung Jawab Ponpes Hidayatullah Uztads Nur Imam menyambut baik kunjungan silaturahmi tersebut, dan mengajak para santri untuk mendoakan kesuksesan dan eksistensi Komunitas JPC.
"Terima kasih atas kunjungannya, Insya Allah teman-teman dari Komunitas JPC selalu diberkahi dan semakin memotivasi adik-adik santri untuk belajar dan beribadah," ujarnya.
Uztads Nur menginformasikan bahwa Yayasan Ponpes Hidayatullah itu terbentuk sejak 1991, dan pada 1995 mendapat dukungan areal pendidikan yakni lahan seluas enam hektare yang dihibahkan manajemen PT Pertamina.
Sebelum 2000, sudah ada aktivitas pendidikan di Ponpes tersebut, dan pada 2003 terbentuk Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan pada 2007 terbentuk Madrasah Aliyah (MA).
"Pada 2009 terbentuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) sehingga Alhamdullilah, sekarang sudah komplit di Yayasan Ponpes Hidayatullah ini," ujarnya.
Ia menyebut jumlah santri di ponpes tersebut sudah lebih dari 75 orang untuk kalangan anak yatim-piatu yang mendiami panti asuhan Al Furqan, dan juga sekitar 75 orang anak didik yang tinggal di luar ponpes atau di rumah orangtuanya.
Di penghujung kegiatan silaturahmi itu, Ustadz Nur menyampaikan kuliah tujuh menit (kultum) jelang buka puasa, yang menekankan hal-hal yang perlu diingat dalam kehidupan umat beragama, yakni ingat akan kematian, ingat kebaikan orang lain, dan ingat kesalahan kita.
"Ingat kematian agar kita dapat bertobat dan meningkatkan ketaqwaan, dan ingat kebaikan orang lain agar kita bisa berupaya membalas kebaikan tersebut, dan ingat kesalahan kita agar kita bisa memaafkan orang lain," ujarnya.
Uztads juga menekankan dua hal yang perlu dilupakan, yakni kebaikan kita pada orang lain, dan keburukan orang lain.
"Maksudnya agar kita tidak sombong dan tidak ada dendam dalam diri kita terhadap orang lain," ujarnya. [Antara]
Selain berbuka puasa bersama, Komunitas JPC juga memberi bantuan sosial berupa bahan makanan yakni beras dan mie instan, dan kasur.
Bantuan itu diserahkan Pembina II JPC Ny Melke Rohte, yang diterima Penanggung jawab Ponpes Al Hidayatullah Uztads Nur Imam, dan perwakilan santri.
Pada momentum itu, Ketua JPC Raksa Fahry menyampaikan niat Komunitas JPC untuk berbagai kegembiraan dengan penghuni Ponpes yang berada di kawasan yang tidak jauh dari tapal batas Republik Indonesia (RI) dan Papua Nugini (PNG).
"Pertama, kami ke sini untuk bersilaturtahmi sekaligus bergembira bersama adik-adik santri. Mudah-mudahan di bulan yang penuh berkah ini, semuanya sehat selalu dan mudah rezeki, amin," ujar Raksa.
Raksa mengungkapkan bahwa Komunitas JPC dibentuk dengan komitmen bersama dan bernafaskan misi sosial, sejak 18 Desember 2014, dan kini telah beranggotakan lebih dari 70 orang.
Sejauh ini, JPC cukup intens menggelar kegiatan sosial, seperti mengunjungi panti asuhan, dan beragam bhakti sosial, yang direalisasi dua bulan sekali.
"Jadi, Komunitas JPC bukan sekadar wadah berkumpul generasi muda di Jayapura, Papua. Kami selalu berupaya menjalankan misi sosial, dan kunjungan ke ponpes ini merupakan kegiatan yang keempat," ujarnya.
Raksa berharap, kunjungan silaturahmi ke Ponpes Hidayatullah Holtekam Jayapura itu, Insya Allah diberkahi Allah SWT, dan adik-adik santri semakin giat belajar guna menjadi generasi penerus bangsa yang dapat diandalkan.
Sedangkan Penanggung Jawab Ponpes Hidayatullah Uztads Nur Imam menyambut baik kunjungan silaturahmi tersebut, dan mengajak para santri untuk mendoakan kesuksesan dan eksistensi Komunitas JPC.
"Terima kasih atas kunjungannya, Insya Allah teman-teman dari Komunitas JPC selalu diberkahi dan semakin memotivasi adik-adik santri untuk belajar dan beribadah," ujarnya.
Uztads Nur menginformasikan bahwa Yayasan Ponpes Hidayatullah itu terbentuk sejak 1991, dan pada 1995 mendapat dukungan areal pendidikan yakni lahan seluas enam hektare yang dihibahkan manajemen PT Pertamina.
Sebelum 2000, sudah ada aktivitas pendidikan di Ponpes tersebut, dan pada 2003 terbentuk Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan pada 2007 terbentuk Madrasah Aliyah (MA).
"Pada 2009 terbentuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) sehingga Alhamdullilah, sekarang sudah komplit di Yayasan Ponpes Hidayatullah ini," ujarnya.
Ia menyebut jumlah santri di ponpes tersebut sudah lebih dari 75 orang untuk kalangan anak yatim-piatu yang mendiami panti asuhan Al Furqan, dan juga sekitar 75 orang anak didik yang tinggal di luar ponpes atau di rumah orangtuanya.
Di penghujung kegiatan silaturahmi itu, Ustadz Nur menyampaikan kuliah tujuh menit (kultum) jelang buka puasa, yang menekankan hal-hal yang perlu diingat dalam kehidupan umat beragama, yakni ingat akan kematian, ingat kebaikan orang lain, dan ingat kesalahan kita.
"Ingat kematian agar kita dapat bertobat dan meningkatkan ketaqwaan, dan ingat kebaikan orang lain agar kita bisa berupaya membalas kebaikan tersebut, dan ingat kesalahan kita agar kita bisa memaafkan orang lain," ujarnya.
Uztads juga menekankan dua hal yang perlu dilupakan, yakni kebaikan kita pada orang lain, dan keburukan orang lain.
"Maksudnya agar kita tidak sombong dan tidak ada dendam dalam diri kita terhadap orang lain," ujarnya. [Antara]