Jack Kamasan Komboy Nilai Nasib Bola Indonesia Ditangan Presiden Joko Widodo
pada tanggal
Friday, 3 July 2015
KOTA JAYAPURA - Kisruh sepak bola Indonesia tak kunjung usai. Menteri Pemuda dan Olahraga (Mepora), Imam Nahrawi mengambil sikap membekukan PSSI, dengan alasan ingin memperbaiki sepak bola tanah air.
Namun, sayang FIFA justru menjatuhkan sanksi terhadap tanpa batas waku terhadap PSSI. Akibatnya, semua kompetisi yang berada dibawa PSSI dan di kelolah PT. Liga Indonesia terhenti. Kondisi ini membuat prihatin salah satu mantan atlet sepak bola Papua, Jack Kamasan Komboy.
Mantan kapten kedua Persipura itu mengatakan, kini nasib sepak bola Indonesia ada di tangan Presiden RI, Jokowi. Kepastian keberlangsungan kompetisi kulit bundar tanah air, kata Jack, akan ditentukan lewat reshuffle kabinet, atau pergantian sejumlah menteri oleh kepala negara beberapa waktu mendatang.
“Semua kembali pada reshuffle kabinet atau pergantian sejumlah menteri mendatang. Kalau sampai Menpora diganti, berarti presiden ingin sepakbola Indonesia jalan. Kalau Menpora tak diganti, saya yakin presiden ikut menyetujui memberikan saksi kepada PSSI,” kata Jack Komboy, Kamis (2/7).
Jack berharap, semua pelaku dan klub sepak bola di Indonesia segera mencari solusi. Katanya, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan kisruh sepak bola kini dengan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).
“Saya sangat setuju ada KLB lagi, sehingga segala sesuatunya jalan. Jalan keluarnya apa? Jalan keluarnya KLB. Kalau saya bukan bicara masalah kubu. Apakah Matalitty yang harus ketua, atau siapa. Itu tak masalah,” ucapnya.
Menurutnya, siapapun Ketua Umum dan mereka yang duduk dijajaran pengurus PSSI, tak jadi soal. Asalkan, dia bisa memajukan sepak bola Indonesia dan menjalankan kompetisi.
“Jadi perlu dicari jalan keluarnya secepat mungkin. Saya berpikir bagaimana kini mencari solusi agar sepak bola jalan, dan saya yakin siapapun Ketua PSSI, kompetisi akan tetap jalan,” katanya.
Sebelumnya, salah satu mantan pemain Persipura era 80an, Nico Dimo juga menyarankan Menpora segera menggelar kongres sepak bola. Katanya mantan penjaga gawang Persipura itu, yang terpenting harus ada konsolidasi organisasi, mulai dari tingkat bawah sampai tingkat pusat, sebab, pengurus PSSI kini sudah tidak diakui lagi oleh negara. [Jubi]
Namun, sayang FIFA justru menjatuhkan sanksi terhadap tanpa batas waku terhadap PSSI. Akibatnya, semua kompetisi yang berada dibawa PSSI dan di kelolah PT. Liga Indonesia terhenti. Kondisi ini membuat prihatin salah satu mantan atlet sepak bola Papua, Jack Kamasan Komboy.
Mantan kapten kedua Persipura itu mengatakan, kini nasib sepak bola Indonesia ada di tangan Presiden RI, Jokowi. Kepastian keberlangsungan kompetisi kulit bundar tanah air, kata Jack, akan ditentukan lewat reshuffle kabinet, atau pergantian sejumlah menteri oleh kepala negara beberapa waktu mendatang.
“Semua kembali pada reshuffle kabinet atau pergantian sejumlah menteri mendatang. Kalau sampai Menpora diganti, berarti presiden ingin sepakbola Indonesia jalan. Kalau Menpora tak diganti, saya yakin presiden ikut menyetujui memberikan saksi kepada PSSI,” kata Jack Komboy, Kamis (2/7).
Jack berharap, semua pelaku dan klub sepak bola di Indonesia segera mencari solusi. Katanya, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan kisruh sepak bola kini dengan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).
“Saya sangat setuju ada KLB lagi, sehingga segala sesuatunya jalan. Jalan keluarnya apa? Jalan keluarnya KLB. Kalau saya bukan bicara masalah kubu. Apakah Matalitty yang harus ketua, atau siapa. Itu tak masalah,” ucapnya.
Menurutnya, siapapun Ketua Umum dan mereka yang duduk dijajaran pengurus PSSI, tak jadi soal. Asalkan, dia bisa memajukan sepak bola Indonesia dan menjalankan kompetisi.
“Jadi perlu dicari jalan keluarnya secepat mungkin. Saya berpikir bagaimana kini mencari solusi agar sepak bola jalan, dan saya yakin siapapun Ketua PSSI, kompetisi akan tetap jalan,” katanya.
Sebelumnya, salah satu mantan pemain Persipura era 80an, Nico Dimo juga menyarankan Menpora segera menggelar kongres sepak bola. Katanya mantan penjaga gawang Persipura itu, yang terpenting harus ada konsolidasi organisasi, mulai dari tingkat bawah sampai tingkat pusat, sebab, pengurus PSSI kini sudah tidak diakui lagi oleh negara. [Jubi]