Hujan Es Selama Seminggu Akibatkan Kelaparan di Distrik Agandugume
pada tanggal
Tuesday, 14 July 2015
ILAGA (PUNCAK) - Akibat hujan es selama seminggu sejah hari Minggu (5/7) hingga Minggu (12/7) lalu, sekitar 10 ribuan warga Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, mengalami krisis pangan dan terancam kelaparan.
"Ini akibat, sumber makanan seperti ubi-ubian dan tanaman sayuran para warga mati tertutup es," kata Wakil Bupati Kabupaten Puncak, Repinus Telenggen, Senin, (13/7).
Menurut Repinus hujan es yang sering terjadi tiap tahun pada Juni dan Juli. Namun tahun ini tergolong panjang dan ekstrim. Untuk mengatasi pasokan pasangan, Badan Penaggulangan Bencana Daerah Kabupaten Puncak, mendistribusikan sekitar 800 kilogram beras. Namun angka tersebut masih kurang.
Pihak pemerintah daerah juga masih kesulitan mengirimkan bantuan kepada warganya akibat cuaca buruk dan tipisnya oksigen di daerah bencana yang dilanda hujan es itu.
"Saat ini ada sekitar enam ton bahan makanan masih tertahan di Timika, Kabupaten Mimika, karena tak ada pesawat atau helikopter yang bisa tembus mengantar bantuan ke daerah ini," katanya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Puncak, Juliana Kelay, mengatakan lapangan terbang yang berada Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, tak bisa menerima pesawat berbadan lebar dan hanya mampu menerima pesawat kecil yang berpenumpang delapan orang.
"Kami baru bisa membawa delapan karung beras. Hanya itu yang bisa dibawa. Sekali lagi kami berharap ada bantuan pemerintah Papua dan pusat," jelasnya.
Distrik Agandugume merupakan salah satu distrik yang berdekatan dengan wilayah Pegunungan Cartenz, salah satu puncak tertinggi dunia yang sepanjang tahun dilapisi salju. Sedangkan Kabupaten Puncak sendiri adalah kabupaten tertinggi di Indonesia yang berada di atas ketinggian lebih 2000 kaki.
Menurut Juliana, selain Distrik Agandugume di Kabupaten Puncak, hujan es juga melanda Distrik Nengeagin dan Distrik Upaga di Kabupaten Nduga, serta Distrik Kiyawage di Kabupaten Lani Jaya. [Tempo]
"Ini akibat, sumber makanan seperti ubi-ubian dan tanaman sayuran para warga mati tertutup es," kata Wakil Bupati Kabupaten Puncak, Repinus Telenggen, Senin, (13/7).
Menurut Repinus hujan es yang sering terjadi tiap tahun pada Juni dan Juli. Namun tahun ini tergolong panjang dan ekstrim. Untuk mengatasi pasokan pasangan, Badan Penaggulangan Bencana Daerah Kabupaten Puncak, mendistribusikan sekitar 800 kilogram beras. Namun angka tersebut masih kurang.
Pihak pemerintah daerah juga masih kesulitan mengirimkan bantuan kepada warganya akibat cuaca buruk dan tipisnya oksigen di daerah bencana yang dilanda hujan es itu.
"Saat ini ada sekitar enam ton bahan makanan masih tertahan di Timika, Kabupaten Mimika, karena tak ada pesawat atau helikopter yang bisa tembus mengantar bantuan ke daerah ini," katanya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Puncak, Juliana Kelay, mengatakan lapangan terbang yang berada Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, tak bisa menerima pesawat berbadan lebar dan hanya mampu menerima pesawat kecil yang berpenumpang delapan orang.
"Kami baru bisa membawa delapan karung beras. Hanya itu yang bisa dibawa. Sekali lagi kami berharap ada bantuan pemerintah Papua dan pusat," jelasnya.
Distrik Agandugume merupakan salah satu distrik yang berdekatan dengan wilayah Pegunungan Cartenz, salah satu puncak tertinggi dunia yang sepanjang tahun dilapisi salju. Sedangkan Kabupaten Puncak sendiri adalah kabupaten tertinggi di Indonesia yang berada di atas ketinggian lebih 2000 kaki.
Menurut Juliana, selain Distrik Agandugume di Kabupaten Puncak, hujan es juga melanda Distrik Nengeagin dan Distrik Upaga di Kabupaten Nduga, serta Distrik Kiyawage di Kabupaten Lani Jaya. [Tempo]