Gara-gara Pakai Silikon dan Ramuan Tradisional, 23 Pasien Batal Disunat Gratis
pada tanggal
Saturday, 11 July 2015
KOTA JAYAPURA - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Papua menggelar sirkumsisi atau sunat modern gratis di RSUD Dok II Jayapura, Kota Jayapura. Dari 256 yang ikut sirkumsisi, sekitar 23 diantaranya tak bisa dilayani karena memakai silikon, ramuan tradisional, dan ada yang memasukkan benda asing di bawah kulit alat kelamin. .
"Saya juga terkejut mendengarnya. Mereka menyesal tapi terlambat," kata Sekretaris KPA, Constant Karma, Kamis (9/7).
Menurut Constant, pemerintah harus memberikan informasi yang baik dan benar mengenai pentingnya menjaga tubuh termasuk organ intim.
"Memasukkan benda asing ke tubuh bisa berisiko kanker atau penyakit lain."
Salah satu dokter yang melakukan sirkumsisi, dr Samuel Baso mengatakan, banyak warga yang salah memakai silikon. "Kami temukan, silikon yang dipakai bukan silikon medis. Misalnya, ada yang menggunakan minyak rambut urang aring," katanya.
Menurut dr. Baso, dari beberapa kasus, alat kelamin mereka ada yang rusak karena pemakaian silikon. "Ini karena cara menyuntiknya salah. Disuntik ke dalam bukan kulitnya."
Khitan modern ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Untuk tahapan awal, Papua diberikan jatah 1800 unit prepex dari Bill Clinton Foundatioan melalui CHAI (Clinton Health Access Initiative).
KPA Papua membagi 310 prepex di Kota Jayapura, 190-an unit untuk Wamena, 200-an unit untuk Manokwari dan 150-an unit untuk di Paniai. [Tempo]
"Saya juga terkejut mendengarnya. Mereka menyesal tapi terlambat," kata Sekretaris KPA, Constant Karma, Kamis (9/7).
Menurut Constant, pemerintah harus memberikan informasi yang baik dan benar mengenai pentingnya menjaga tubuh termasuk organ intim.
"Memasukkan benda asing ke tubuh bisa berisiko kanker atau penyakit lain."
Salah satu dokter yang melakukan sirkumsisi, dr Samuel Baso mengatakan, banyak warga yang salah memakai silikon. "Kami temukan, silikon yang dipakai bukan silikon medis. Misalnya, ada yang menggunakan minyak rambut urang aring," katanya.
Menurut dr. Baso, dari beberapa kasus, alat kelamin mereka ada yang rusak karena pemakaian silikon. "Ini karena cara menyuntiknya salah. Disuntik ke dalam bukan kulitnya."
Khitan modern ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Untuk tahapan awal, Papua diberikan jatah 1800 unit prepex dari Bill Clinton Foundatioan melalui CHAI (Clinton Health Access Initiative).
KPA Papua membagi 310 prepex di Kota Jayapura, 190-an unit untuk Wamena, 200-an unit untuk Manokwari dan 150-an unit untuk di Paniai. [Tempo]