Freeport Indonesia Suplai 2,1 Ton Bantuan ke Kuyawage
pada tanggal
Thursday, 23 July 2015
TIMIKA (MIMIKA) - PT Freeport Indonesia kembali mengirim bantuan kemanusiaan dengan total 2,1 ton ke Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya yang terkena badai hujan salju (embun beku).
Bantuan kemanusiaan berupa bahan makanan untuk para korban di Lanny Jaya tersebut diserahkan secara simbolis oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise kepada Ketua Lembaga Musyawarah Adat Masyarakat Kuyawage Max Oter Murib bertempat di Hanggar Bandara Perintis Timika, Rabu.
Sedianya Mensos Khofifah bersama Menteri PPA Yohana berencana hendak mengunjungi langsung lokasi bencana di Lanny Jaya. Namun rencana tersebut batal lantaran kondisi cuaca tidak mendukung untuk penerbangan ke wilayah tersebut.
Ketua Lembaga Musyawarah Adat Masyarakat Kuyawage Max Oter Murib mengatakan wilayah terdampak hujan salju terparah tersebar luas mulai dari kaki gunung Trikora Lanny Jaya hingga wilayah pegunungan Puncak Papua.
Bahkan lembah terluas Kuyawage juga terkena dampak cuaca dingin cukup parah.
"Ada tiga distrik (kecamatan) yang mengalami dampak paling parah yaitu Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Distrik Pogi, Kabupaten Nduga dan Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya," jelasnya.
Akibat dari fenomena alam ekstrem dengan siklus 15 tahunan itu dilaporkan 11 orang telah meninggal dunia. Korban meninggal antara lain dua orang di wilayah pemekaran Distrik Puyo Barat Kabupaten Lanny Jaya dan sisanya di Distrik Agandugume.
Max mengakui sempat terjadi kelangkaan bahan makanan di wilayah yang dilanda badai hujan es tersebut lantaran warga sulit ke luar rumah. Badai tersebut juga membuat tanaman milik masyarakat seperti umbi-umbian dan sayur-mayur untuk kebutuhan sehari-hari mengalami kerusakan dan pembusukan.
Ia memberikan apresiasi atas perhatian dari PT Freeport terhadap warga yang dilanda cuaca ekstrem badai hujan es di Kabupaten Puncak dan Lanny Jaya. Hingga kini PT Freeport sudah dua kali mengirim bantuan kemanusiaan ke lokasi bencana.
Pengiriman bantuan pertama dilakukan pada 17 Juli ke Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak. Total bantuan yang dikirim ke Agandugume sebanyak 2,3 ton.
"Atas nama masyarakat Lanny Jaya kami mengucapkan terima kasih kepada PT Freeport," ujarnya.
Mensos Khofifah mengatakan, sebelumnya tim Kemensos telah meninjau lokasi terdampak badai hujan salju di wilayah Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak.
"Pada Jumat (17/7) lalu sudah ada termin pertama dukungan bahan makanan dari Freeport ke Agandugume, Kabupaten Puncak," kata Khofifah.
Khofifah mengaku telah memastikan stok logistik di seluruh wilayah yang terkena dampak badai hujan salju tersebut cukup aman untuk kebutuhan hingga beberapa bulan ke depan.
"Kami terus berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk memastikan bahwa suplai kebutuhan logistik ke masyarakat setempat tetap lancar," jelasnya.
Sesuai laporan Kepala Distrik Agandugume, suhu di lokasi bencana kini mulai normal kembali. Pada 5-10 Juli lalu, kondisi suhu udara di Agandugume dan Kuyawage bahkan mencapai minus.
"Beberapa hari terakhir sudah tidak ada lagi salju. Warga tidak ada yang mengungsi karena sudah mengetahui tanda-tanda alam. Bahwa kalau ada cuaca tertentu, maka masyarakat sudah mempersiapkan diri masuk rumah berikut ternak mereka juga diamankan untuk terhindar dari kondisi cuaca buruk," katanya.
Khofifah juga mengaku terus berkoordinasi dengan KSAD agar mengerahkan prajurit TNI guna membantu pendistribusian bantuan makanan ke lokasi bencana dari Wamena.
Vice President Community Relation PT Freeport Claus Wamafma mengatakan PT Freeport ikut berpartisipasi dalam membantu korban kelaparan di tiga kabupaten di pedalaman Papua.
"Freeport dan Kemensos pada Jumat pekan lalu telah meninjau dan memberikan bantuan logistik 2,3 ton bahan makanan di wilayah Distrik Agandugume Kabupaten Puncak. Ada beras, mi instan, air mineral yang kita bantu ke wilayah tersebut karena dari hasil observasi di lapangan diketahui bahwa memang kebutuhan air menjadi salah satu persoalan di wilayah terdampak," jelasnya. [Antara]
Bantuan kemanusiaan berupa bahan makanan untuk para korban di Lanny Jaya tersebut diserahkan secara simbolis oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise kepada Ketua Lembaga Musyawarah Adat Masyarakat Kuyawage Max Oter Murib bertempat di Hanggar Bandara Perintis Timika, Rabu.
Sedianya Mensos Khofifah bersama Menteri PPA Yohana berencana hendak mengunjungi langsung lokasi bencana di Lanny Jaya. Namun rencana tersebut batal lantaran kondisi cuaca tidak mendukung untuk penerbangan ke wilayah tersebut.
Ketua Lembaga Musyawarah Adat Masyarakat Kuyawage Max Oter Murib mengatakan wilayah terdampak hujan salju terparah tersebar luas mulai dari kaki gunung Trikora Lanny Jaya hingga wilayah pegunungan Puncak Papua.
Bahkan lembah terluas Kuyawage juga terkena dampak cuaca dingin cukup parah.
"Ada tiga distrik (kecamatan) yang mengalami dampak paling parah yaitu Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Distrik Pogi, Kabupaten Nduga dan Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya," jelasnya.
Akibat dari fenomena alam ekstrem dengan siklus 15 tahunan itu dilaporkan 11 orang telah meninggal dunia. Korban meninggal antara lain dua orang di wilayah pemekaran Distrik Puyo Barat Kabupaten Lanny Jaya dan sisanya di Distrik Agandugume.
Max mengakui sempat terjadi kelangkaan bahan makanan di wilayah yang dilanda badai hujan es tersebut lantaran warga sulit ke luar rumah. Badai tersebut juga membuat tanaman milik masyarakat seperti umbi-umbian dan sayur-mayur untuk kebutuhan sehari-hari mengalami kerusakan dan pembusukan.
Ia memberikan apresiasi atas perhatian dari PT Freeport terhadap warga yang dilanda cuaca ekstrem badai hujan es di Kabupaten Puncak dan Lanny Jaya. Hingga kini PT Freeport sudah dua kali mengirim bantuan kemanusiaan ke lokasi bencana.
Pengiriman bantuan pertama dilakukan pada 17 Juli ke Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak. Total bantuan yang dikirim ke Agandugume sebanyak 2,3 ton.
"Atas nama masyarakat Lanny Jaya kami mengucapkan terima kasih kepada PT Freeport," ujarnya.
Mensos Khofifah mengatakan, sebelumnya tim Kemensos telah meninjau lokasi terdampak badai hujan salju di wilayah Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak.
"Pada Jumat (17/7) lalu sudah ada termin pertama dukungan bahan makanan dari Freeport ke Agandugume, Kabupaten Puncak," kata Khofifah.
Khofifah mengaku telah memastikan stok logistik di seluruh wilayah yang terkena dampak badai hujan salju tersebut cukup aman untuk kebutuhan hingga beberapa bulan ke depan.
"Kami terus berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk memastikan bahwa suplai kebutuhan logistik ke masyarakat setempat tetap lancar," jelasnya.
Sesuai laporan Kepala Distrik Agandugume, suhu di lokasi bencana kini mulai normal kembali. Pada 5-10 Juli lalu, kondisi suhu udara di Agandugume dan Kuyawage bahkan mencapai minus.
"Beberapa hari terakhir sudah tidak ada lagi salju. Warga tidak ada yang mengungsi karena sudah mengetahui tanda-tanda alam. Bahwa kalau ada cuaca tertentu, maka masyarakat sudah mempersiapkan diri masuk rumah berikut ternak mereka juga diamankan untuk terhindar dari kondisi cuaca buruk," katanya.
Khofifah juga mengaku terus berkoordinasi dengan KSAD agar mengerahkan prajurit TNI guna membantu pendistribusian bantuan makanan ke lokasi bencana dari Wamena.
Vice President Community Relation PT Freeport Claus Wamafma mengatakan PT Freeport ikut berpartisipasi dalam membantu korban kelaparan di tiga kabupaten di pedalaman Papua.
"Freeport dan Kemensos pada Jumat pekan lalu telah meninjau dan memberikan bantuan logistik 2,3 ton bahan makanan di wilayah Distrik Agandugume Kabupaten Puncak. Ada beras, mi instan, air mineral yang kita bantu ke wilayah tersebut karena dari hasil observasi di lapangan diketahui bahwa memang kebutuhan air menjadi salah satu persoalan di wilayah terdampak," jelasnya. [Antara]