FPI Banten Ancam Berjihad Serang Papua
pada tanggal
Monday, 27 July 2015
TANGERANG (BANTEN) - Kanwil Kemenag Provinsi Banteng bersama Forum Kerukunan Umat Beragama serta TNI, Polri serta pimpinan majelis agama dan pimpinan ormas keagamaan menggelar pertemuan membahas berbagai isu di tengah masyarakat Banten pascainsiden Tolikara.
Hasilnya, dalam rapat tersebut muncul informasi adanya kelompok ormas di Tangerang yang sudah mempersiapkan diri untuk berjihad ke Papua.
"Peristiwa di Tolikara mengundang keprihatinan bahkan reaksi berlebihan di Banten. Kami mendapat laporan dari daerah, ada pihak yang sudah menerima pendaftaran siap berjihad," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Banten, Mohamad Agus Salim, di hadapan forum kordinasi tersebut, Rabu (22/7).
Ia mengatakan, ada beberapa organisasi yang sudah mempersiapkan untuk berjihad yang sifatnya memprovokasi.
"Oleh karena itu, saya bersama dengan FKUB berdiskusi agar jangan sampai permasalahannya di Papua, rusuhnya di Banten," katanya.
Mendapat informasi tersebut, kata Agus Salim, pihaknya sudah menginstruksikan kepada seluruh Kanwil Kemenag di kabupaten dan kota untuk segera mengantisipasi adanya kelompok atau ormas dan individu yang ingin melakukan langkah-langkan tersebut.
"Masih bisa diantisipasi. Kami semua berharap semua pihak dapat menahan diri, jangan sampai terprovokasi," katanya.
Hadir dalam rapat yang digelar di Aula Kanwil Kemenag Banten tersebut Kepala Badan Kesbangpol Rusdjiman, Direktur Intelijen Polda Banten Rudi Marfianto, Ketua FKUB kabupaten/kota, serta pimpinan majelis agama, dan pimpinan ormas islam.
Sementara itu, menanggapi beredarnya kabar ini Komandan Korem 064 Maulana Yusuf Serang, Kolonel Kavaleri Ana Supriatna, mengimbau kepada ormas Islam yang bersangkutan agar menahan diri dan tidak terprovokasi atas insiden penyerangan di Tolikara.
Ana Supriatna juga telah menginstruksikan jajarannya untuk turun ke bawah mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi atas insiden Tolikara Papua. Dikhawatirkan meski polisi telah menangkap dua pelaku yang bertanggung jawab atas penyerangan di Tolikara Papua akan ada aksi lanjutan yang justru hanya memperkeruh suasana.
Sebelumnya ormas anarkis Front Pembela Islam (FPI) Banten mengklaim telah menyiapkan sebanyak 9.500 anggota FPI Banten yang tersebar di 155 kecamatan untuk berjihad dan melakukan aksi anarkis mereka di Papua sebagai wujud keprihatinan atas tragedi terbakarnya mushola tak berijin di Tolikara hari lalu.
"Kami sudah menyiapkan pasukan jihadi dan tinggal menunggu instruksi dari pimpinan. Kami siap diberangkatkan ke tanah Papua, bentuk solidaritas kepada umat muslim atas insiden Tolikara beberapa hari lalu," tukas Ketua DPD FPI Banten, Muhamad Fahru Roji, Kamis (23/7).
Fahru pun mengancam aparat penegak hukum dan pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan Tolikara. Karena jika tak segera diselesaikan, mereka akan membuat 'Tolikara Effect' dengan aksi balas dendam yang lebih besar lagi.
"Segera mengambil tindakan tegas kepada pelaku pembakaran Masjid Tolikara untuk diadili seberat-beratnya," tegasnya. [Antara/Papuanesia]
Hasilnya, dalam rapat tersebut muncul informasi adanya kelompok ormas di Tangerang yang sudah mempersiapkan diri untuk berjihad ke Papua.
"Peristiwa di Tolikara mengundang keprihatinan bahkan reaksi berlebihan di Banten. Kami mendapat laporan dari daerah, ada pihak yang sudah menerima pendaftaran siap berjihad," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Banten, Mohamad Agus Salim, di hadapan forum kordinasi tersebut, Rabu (22/7).
Ia mengatakan, ada beberapa organisasi yang sudah mempersiapkan untuk berjihad yang sifatnya memprovokasi.
"Oleh karena itu, saya bersama dengan FKUB berdiskusi agar jangan sampai permasalahannya di Papua, rusuhnya di Banten," katanya.
Mendapat informasi tersebut, kata Agus Salim, pihaknya sudah menginstruksikan kepada seluruh Kanwil Kemenag di kabupaten dan kota untuk segera mengantisipasi adanya kelompok atau ormas dan individu yang ingin melakukan langkah-langkan tersebut.
"Masih bisa diantisipasi. Kami semua berharap semua pihak dapat menahan diri, jangan sampai terprovokasi," katanya.
Hadir dalam rapat yang digelar di Aula Kanwil Kemenag Banten tersebut Kepala Badan Kesbangpol Rusdjiman, Direktur Intelijen Polda Banten Rudi Marfianto, Ketua FKUB kabupaten/kota, serta pimpinan majelis agama, dan pimpinan ormas islam.
Sementara itu, menanggapi beredarnya kabar ini Komandan Korem 064 Maulana Yusuf Serang, Kolonel Kavaleri Ana Supriatna, mengimbau kepada ormas Islam yang bersangkutan agar menahan diri dan tidak terprovokasi atas insiden penyerangan di Tolikara.
Ana Supriatna juga telah menginstruksikan jajarannya untuk turun ke bawah mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi atas insiden Tolikara Papua. Dikhawatirkan meski polisi telah menangkap dua pelaku yang bertanggung jawab atas penyerangan di Tolikara Papua akan ada aksi lanjutan yang justru hanya memperkeruh suasana.
Sebelumnya ormas anarkis Front Pembela Islam (FPI) Banten mengklaim telah menyiapkan sebanyak 9.500 anggota FPI Banten yang tersebar di 155 kecamatan untuk berjihad dan melakukan aksi anarkis mereka di Papua sebagai wujud keprihatinan atas tragedi terbakarnya mushola tak berijin di Tolikara hari lalu.
"Kami sudah menyiapkan pasukan jihadi dan tinggal menunggu instruksi dari pimpinan. Kami siap diberangkatkan ke tanah Papua, bentuk solidaritas kepada umat muslim atas insiden Tolikara beberapa hari lalu," tukas Ketua DPD FPI Banten, Muhamad Fahru Roji, Kamis (23/7).
Fahru pun mengancam aparat penegak hukum dan pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan Tolikara. Karena jika tak segera diselesaikan, mereka akan membuat 'Tolikara Effect' dengan aksi balas dendam yang lebih besar lagi.
"Segera mengambil tindakan tegas kepada pelaku pembakaran Masjid Tolikara untuk diadili seberat-beratnya," tegasnya. [Antara/Papuanesia]