Festival Biak Munara Wampasi (BMW) 2015 Dibuka
pada tanggal
Wednesday, 1 July 2015
MNURWAR (BIAK NUMFOR) - Kabupaten Biak Numfor merupakan pulau terluar Indonesia di Laut Pasifik, sekaligus pulau terbesar di antara rantai kepulauan kecil di pesisir utara Papua.
Selain memiliki ikatan sejarah istimewa dengan Perang Dunia II, Perairan di sekitar Biak Numfor memiliki kekayaan bahari yang melimpah.
Pulau terbesar di antara rantai kepulauan kecil di utara Pulau Papua itu memiliki lahan budidaya laut mencapai 9,9 juta hektare dan lahan budidaya pantai 42 ribu hektare.
Dengan kekayaan baharinya ini, Biak Numfor menjadi salah satu destinasi wisata bahari favorit di Papua. Berwisata ke Biak Numfor pada Juli mendatang akan semakin meriah dengan diselenggarakannya Festival Biak Munara Wampasi.
Festival Biak Munara Wampasi (BMW) dibuka pada 1 dan berakhir pada 4 Juli 2015 di Kampung Mnurwar, Distrik Oridek, Kabupaten Biak Numfor.
Deputi Kementerian Pariwisata bidang pengembangan pemasaran pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, saat membuka Festival BMW menyatakan bahwa festival ini berpotensi menjadi destinasi wisata budaya adat Biak yang mempertahankan kearifan lokal.
"Kementerian Pariwisata sangat mendukung program Festival Biak Munara Wampasi yang menggelar budaya adat menangkap ikan bersama (snap mor) di air laut yang surut," katanya di Pantai Mnurwar, Distrik Oridek, Rabu (1/7).
Ia mengatakan, wilayah Kabupaten Biak Numfor memiliki keaslian budaya adat dan juga mempunyai potensi pariwisata peninggalan sejarah perang dunia II yang menjadi objek andalan pariwisata daerah.
"Ke depan, kegiatan festival BMW dapat diprogramkan secara rutin untuk menjadi kalender pariwisata nasional dan daerah," katanya.
Kepada Pemkab Biak Numfor yang sudah menyelenggarakan agenda pariwisata berbasis kearifan masyarakat lokal, ia sangat berterima kasih dengan program Festival BMW yang berlangsung 1-4 Juli 2015.
"Melalui Festival BMW diharapkan dapat menarik minat wisatawan mancanegara dan Nusantara untuk berkunjung ke Biak," harap Esthy Astuti.
Sementara itu, Bupati Biak Thomas AE Ondy mengakui jajaran Pemkab Biak Numfor siap menerima kritikan dan masukan terhadap penyelenggaraan Festival BMW untuk perbaikan di waktu mendatang.
"Pemkab Biak Numfor bersama Dinas Pariwisata sudah menyiapkan festival dengan baik, karena itu apapun kekurangan dalam kegiatan ini kami siap menerima masukan," tegas Bupati Thomas Ondy.
Festival ini menghadirkan berbagai kegiatan yang dapat Anda ikuti seperti penangkapan ikan secara adat (snap mor), menyelam, lomba foto bawah laut, Padaido Island Tour, Biak Exotic Tour, tradisi apen bayeren, dan juga akan ada pameran anggrek dan kerajinan tangan.
Snap mor adalah acara yang jangan dilewatkan dalam festival ini, yaitu tradisi menangkap ikan menggunakan peralatan tradisional sepanjang 1 km oleh warga suku Biak. Sebelumnya selama beberapa periode warga akan bersepakat tidak mengambil ikan di laut dengan gantinya warga akan berkebun dan hasil panennya dihidangkan saat snap mor berlangsung.
Sebelum hari pelaksanaan, malam hari warga akan melepaskan jaring dan esoknya saat air laut surut maka ikan akan terperangkap.
Warga secara bersama-sama akan menangkapnya menggunakan peralatan tradisional, seperti kelawai, sumpit, dan keranjang nilon.
Setelah hasil tangkapan diperoleh maka warga akan menyiapkan tungku api untuk memasak ikan dan hidangan hasil kebun yang dibakar dengan cara tradisional.
Acara snap mor akan berlangsung pada Rabu, 1 Juli 2015 sejak pukul 08.00 WITA hingga selesai. Anda yang ingin ikut serta dapat mendaftar dengan biaya Rp150.000,-.
2 Juli Diving dan Snorkeling akan diselenggarakan di perairan Biak Numfor. Anda akan menyelam di spot diving yang memukau seperti di Catalina Wreck, Wundi Cave, dan juga Rasi Wreck.
Sedang Padaido Island Tour akan mengajak para wisatawan menyambangi gugusan Kepulauan Padaido yang akan dilaksanakan pada Kamis, 3 Juli 2015 dengan biaya Rp150.000,- (dewasa) dan Rp75.000,- (anak-anak). Ada banyak titik menyelam menarik di Kepulauan Padaido sekaligus menjadi lokasi pemancingan favorit.
Di sana berdiam berbagai jenis ikan dengan kedalaman mencapai 1.000 meter dan perairannya terbilang tenang. Apen beyeren juga hadir memeriahkan Festival Biak Munara Wampasi pada 4 Juli mendatang di Museum Cendrawasih.
Apen Beyeren merupakan upacara tradisional dimana warga akan berjalan di atas bara api (batu atau bongkahan karang) dengan suhu mencapai 3600. Acara ini juga menampilkan tarian wor yang dilakukan warga suku setempat. [Antara/RRI]
Selain memiliki ikatan sejarah istimewa dengan Perang Dunia II, Perairan di sekitar Biak Numfor memiliki kekayaan bahari yang melimpah.
Pulau terbesar di antara rantai kepulauan kecil di utara Pulau Papua itu memiliki lahan budidaya laut mencapai 9,9 juta hektare dan lahan budidaya pantai 42 ribu hektare.
Dengan kekayaan baharinya ini, Biak Numfor menjadi salah satu destinasi wisata bahari favorit di Papua. Berwisata ke Biak Numfor pada Juli mendatang akan semakin meriah dengan diselenggarakannya Festival Biak Munara Wampasi.
Festival Biak Munara Wampasi (BMW) dibuka pada 1 dan berakhir pada 4 Juli 2015 di Kampung Mnurwar, Distrik Oridek, Kabupaten Biak Numfor.
Deputi Kementerian Pariwisata bidang pengembangan pemasaran pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, saat membuka Festival BMW menyatakan bahwa festival ini berpotensi menjadi destinasi wisata budaya adat Biak yang mempertahankan kearifan lokal.
"Kementerian Pariwisata sangat mendukung program Festival Biak Munara Wampasi yang menggelar budaya adat menangkap ikan bersama (snap mor) di air laut yang surut," katanya di Pantai Mnurwar, Distrik Oridek, Rabu (1/7).
Ia mengatakan, wilayah Kabupaten Biak Numfor memiliki keaslian budaya adat dan juga mempunyai potensi pariwisata peninggalan sejarah perang dunia II yang menjadi objek andalan pariwisata daerah.
"Ke depan, kegiatan festival BMW dapat diprogramkan secara rutin untuk menjadi kalender pariwisata nasional dan daerah," katanya.
Kepada Pemkab Biak Numfor yang sudah menyelenggarakan agenda pariwisata berbasis kearifan masyarakat lokal, ia sangat berterima kasih dengan program Festival BMW yang berlangsung 1-4 Juli 2015.
"Melalui Festival BMW diharapkan dapat menarik minat wisatawan mancanegara dan Nusantara untuk berkunjung ke Biak," harap Esthy Astuti.
Sementara itu, Bupati Biak Thomas AE Ondy mengakui jajaran Pemkab Biak Numfor siap menerima kritikan dan masukan terhadap penyelenggaraan Festival BMW untuk perbaikan di waktu mendatang.
"Pemkab Biak Numfor bersama Dinas Pariwisata sudah menyiapkan festival dengan baik, karena itu apapun kekurangan dalam kegiatan ini kami siap menerima masukan," tegas Bupati Thomas Ondy.
Festival ini menghadirkan berbagai kegiatan yang dapat Anda ikuti seperti penangkapan ikan secara adat (snap mor), menyelam, lomba foto bawah laut, Padaido Island Tour, Biak Exotic Tour, tradisi apen bayeren, dan juga akan ada pameran anggrek dan kerajinan tangan.
Snap mor adalah acara yang jangan dilewatkan dalam festival ini, yaitu tradisi menangkap ikan menggunakan peralatan tradisional sepanjang 1 km oleh warga suku Biak. Sebelumnya selama beberapa periode warga akan bersepakat tidak mengambil ikan di laut dengan gantinya warga akan berkebun dan hasil panennya dihidangkan saat snap mor berlangsung.
Sebelum hari pelaksanaan, malam hari warga akan melepaskan jaring dan esoknya saat air laut surut maka ikan akan terperangkap.
Warga secara bersama-sama akan menangkapnya menggunakan peralatan tradisional, seperti kelawai, sumpit, dan keranjang nilon.
Setelah hasil tangkapan diperoleh maka warga akan menyiapkan tungku api untuk memasak ikan dan hidangan hasil kebun yang dibakar dengan cara tradisional.
Acara snap mor akan berlangsung pada Rabu, 1 Juli 2015 sejak pukul 08.00 WITA hingga selesai. Anda yang ingin ikut serta dapat mendaftar dengan biaya Rp150.000,-.
2 Juli Diving dan Snorkeling akan diselenggarakan di perairan Biak Numfor. Anda akan menyelam di spot diving yang memukau seperti di Catalina Wreck, Wundi Cave, dan juga Rasi Wreck.
Sedang Padaido Island Tour akan mengajak para wisatawan menyambangi gugusan Kepulauan Padaido yang akan dilaksanakan pada Kamis, 3 Juli 2015 dengan biaya Rp150.000,- (dewasa) dan Rp75.000,- (anak-anak). Ada banyak titik menyelam menarik di Kepulauan Padaido sekaligus menjadi lokasi pemancingan favorit.
Di sana berdiam berbagai jenis ikan dengan kedalaman mencapai 1.000 meter dan perairannya terbilang tenang. Apen beyeren juga hadir memeriahkan Festival Biak Munara Wampasi pada 4 Juli mendatang di Museum Cendrawasih.
Apen Beyeren merupakan upacara tradisional dimana warga akan berjalan di atas bara api (batu atau bongkahan karang) dengan suhu mencapai 3600. Acara ini juga menampilkan tarian wor yang dilakukan warga suku setempat. [Antara/RRI]