Dukungan Masyarakat Sorong Sangat Penting Untuk Mengubah Pola Pikir Kepolisian
pada tanggal
Monday, 6 July 2015
AIMAS (SORONG) - Penilaian kinerja Polri untuk tahun 2015 belum semuanya bisa terwujud, karena kemampuan dan perilaku seseorang tentu berbeda-beda. Meskipun sudah berulangkali diingatkan, namun masih saja ada oknum-oknum Polisi yang masih melakukan pelanggaran.
“Makanya dukungan masyarakat sangat penting untuk mengubah mindset (pola pikir) Polri,” kata Kapolres Sorong AKBP Gatot Suprasetya, S.Ik, Selasa (1/7).
Hal ini, menurutnya, tentu dipengaruhi banyak factor, seperti faktor sosial dan faktor dari masyarakatnya.
Seperti contoh untuk bisa menjadi pemimpin juga ada tahapan-tahapan ujian yang harus dilalui. Namun begitu diterapkan aturan, malah masyarakat yang selalu protes, dan akhirnya kita berikan sedikit kelonggaran dengan tidak mengurangi eksistensinya, dengan memberikan pemahanan-pemahaman.
Kapolres mengibaratkan, ketika masyarakat mengurus SIM, kalau mengikuti aturan yang ada kan harus ada ujian-ujiannya, dan biaya administrasi misalnya Rp200.000.
“Tapi terkadang masyarakat ingin cepat mendapatkan SIM tersebut, bahkan dengan coba-coba menyogok oknum Polisi agar bisa cepat mendapatkan SIM tanpa melalui ujian-ujian, sehingga dari faktor ini masyarakat dinilai tidak mau mendukung Polri,” katanya.
Oleh sebab itu, Polri sangat membutuhkan dukungan dari semua masyarakat untuk bisa mengubah pola pikir Polisi, termasuk perubahan kultur dan budaya juga sangat mempengaruhi, kata Gatot Suprasetya. [InfoPubli]
“Makanya dukungan masyarakat sangat penting untuk mengubah mindset (pola pikir) Polri,” kata Kapolres Sorong AKBP Gatot Suprasetya, S.Ik, Selasa (1/7).
Hal ini, menurutnya, tentu dipengaruhi banyak factor, seperti faktor sosial dan faktor dari masyarakatnya.
Seperti contoh untuk bisa menjadi pemimpin juga ada tahapan-tahapan ujian yang harus dilalui. Namun begitu diterapkan aturan, malah masyarakat yang selalu protes, dan akhirnya kita berikan sedikit kelonggaran dengan tidak mengurangi eksistensinya, dengan memberikan pemahanan-pemahaman.
Kapolres mengibaratkan, ketika masyarakat mengurus SIM, kalau mengikuti aturan yang ada kan harus ada ujian-ujiannya, dan biaya administrasi misalnya Rp200.000.
“Tapi terkadang masyarakat ingin cepat mendapatkan SIM tersebut, bahkan dengan coba-coba menyogok oknum Polisi agar bisa cepat mendapatkan SIM tanpa melalui ujian-ujian, sehingga dari faktor ini masyarakat dinilai tidak mau mendukung Polri,” katanya.
Oleh sebab itu, Polri sangat membutuhkan dukungan dari semua masyarakat untuk bisa mengubah pola pikir Polisi, termasuk perubahan kultur dan budaya juga sangat mempengaruhi, kata Gatot Suprasetya. [InfoPubli]