Dinas Pendidikan Dan Pengajaran Merauke Dukug Bagi Kelanjutan Pendidikan Anak-Anak Aibon
pada tanggal
Tuesday, 14 July 2015
MERAUKE - Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke menyatakan pihaknya memberi dukungan bagi kelanjutan pendidikan anak-anak Aibon yang sedang dibina oleh Sekolah Satu Atap Terintegrasi Wasur Kampung di SD YPK Ermasu Merauke.
Dukungan itu disampaikan oleh Sekretaris Dinas P dan P Kabupaten Merauke Benhur Rentandatu, ketika bertemu dan menyaksikan langsung proses belajar mengajar yang sedang dialami dari anak-anak pemulung dan Aibon tersebut, Rabu, (8/7).
Menurut Benhur, anak-anak ini perlu terus didorong dan diberi dukungan untuk tetap sekolah karena mereka juga bagian dari Republik. Jadi tidak boleh dibiarkan. Paling tidak, bisa membaca, menulis dan menghitung.
‘’Kalau saya lihat, mereka punya semangat untuk sekolah. Kalau tidak punya semangat tidak mungkin mereka datang. Kita tahu, bahwa anak-anak ini kadang sampai larut malam tidak tidur dan jalan rombongan. Tapi, paginya ternyata ada di kelas,’’ katanya.
Langkah pertama yang harus dilakukan, jelas Benhur adalah pihak penyelenggara memfasilitasi pertemuan dengan orang tua. Orang tua harus dipertemukan untuk memberikan semangat kepada anak-anak tersebut untuk tetap sekolah.
‘’Kita akan bicarakan dengan orang tuanya. Karena orang tua tidak boleh lepas begitu saja. Harus ada dorongan dari orang tua untuk terus mengawal anak mereka untuk tetap bisa sekolah,’’ ujarnya.
Sementara itu, Kepsek SMP-SMAN Satu Atap Terintegrasi Formal dan Informal Wasur Kampung Sergius Womsiwor, M.Pd, memberikan apresiasi atas kunjungan yang dilakukan oleh Sekretaris Dinas P dan P tersebut.
‘’Ini harus terus kita kawal karena anak-anka ini adalah anak-anak bangsa dan Negara, sehingga perlu kita hadirkan pelayanan Negara ditengah-tengah kelemahan mereka di sana,’’ jelasnya.
Ia berharap, kunjungan ini bisa diwujudkan dalam program yang lebih besar. Sergius Womsiwor juga berharap Komisi A yang membidangi Pendidikan yang telah memberi janji kepada pihaknya untuk datang melihat secara langsung di lapangan, benar-benar dapat diwujudnyatakan. ‘’Kami masih menunggu kapan dari Komisi A DPRD Merauke datang menegok kami sesuai janji mereka kepada kami,’’ tambahnya.
Disebut anak-anak Aibon, karena anak-anak in telah kecanduan menghisap lem Aibon dan telah lama putus sekolah. Hampir semuanya berasal dari keluarga dengan ekonomi tidak mampu. [InfoPublik]
Dukungan itu disampaikan oleh Sekretaris Dinas P dan P Kabupaten Merauke Benhur Rentandatu, ketika bertemu dan menyaksikan langsung proses belajar mengajar yang sedang dialami dari anak-anak pemulung dan Aibon tersebut, Rabu, (8/7).
Menurut Benhur, anak-anak ini perlu terus didorong dan diberi dukungan untuk tetap sekolah karena mereka juga bagian dari Republik. Jadi tidak boleh dibiarkan. Paling tidak, bisa membaca, menulis dan menghitung.
‘’Kalau saya lihat, mereka punya semangat untuk sekolah. Kalau tidak punya semangat tidak mungkin mereka datang. Kita tahu, bahwa anak-anak ini kadang sampai larut malam tidak tidur dan jalan rombongan. Tapi, paginya ternyata ada di kelas,’’ katanya.
Langkah pertama yang harus dilakukan, jelas Benhur adalah pihak penyelenggara memfasilitasi pertemuan dengan orang tua. Orang tua harus dipertemukan untuk memberikan semangat kepada anak-anak tersebut untuk tetap sekolah.
‘’Kita akan bicarakan dengan orang tuanya. Karena orang tua tidak boleh lepas begitu saja. Harus ada dorongan dari orang tua untuk terus mengawal anak mereka untuk tetap bisa sekolah,’’ ujarnya.
Sementara itu, Kepsek SMP-SMAN Satu Atap Terintegrasi Formal dan Informal Wasur Kampung Sergius Womsiwor, M.Pd, memberikan apresiasi atas kunjungan yang dilakukan oleh Sekretaris Dinas P dan P tersebut.
‘’Ini harus terus kita kawal karena anak-anka ini adalah anak-anak bangsa dan Negara, sehingga perlu kita hadirkan pelayanan Negara ditengah-tengah kelemahan mereka di sana,’’ jelasnya.
Ia berharap, kunjungan ini bisa diwujudkan dalam program yang lebih besar. Sergius Womsiwor juga berharap Komisi A yang membidangi Pendidikan yang telah memberi janji kepada pihaknya untuk datang melihat secara langsung di lapangan, benar-benar dapat diwujudnyatakan. ‘’Kami masih menunggu kapan dari Komisi A DPRD Merauke datang menegok kami sesuai janji mereka kepada kami,’’ tambahnya.
Disebut anak-anak Aibon, karena anak-anak in telah kecanduan menghisap lem Aibon dan telah lama putus sekolah. Hampir semuanya berasal dari keluarga dengan ekonomi tidak mampu. [InfoPublik]