Badan Pusat Statistik (BPS) Catat Kabupaten Merauke Alami Deflasi 0,57 Persen
pada tanggal
Thursday, 2 July 2015
KOTA JAYAPURA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mencatat Kabupaten Merauke mengalami deflasi 0,57 persen pada Juni 2015.
“Terjadi deflasi 0,57 persen atau terjadi penurunan angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 123,95 pada Mei menjadi 123,24 pada Juni 2015,” ujar Kepala BPS Papua Didiek Koesbiyanto di Jayapura, Rabu (1/7).
Didiek menyebutkan penurunan harga barang dan jasa ditunjukkan oleh penurunan angka indeks pada pengeluaran barang dan jasa, yaitu kelompok bahan makanan -3,00 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,92 persen.
Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,66 persen, kelompok sandang -0,40 persen, kelompok kesehatan 0,71 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga -0,10 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,23 persen.
Penurunan harga yang cukup signifikan, ucap Didiek, mendorong terjadinya deflasi di Merauke, antara lain pada komoditas beras, cabai rawit, bawang putih, kacang panjang, minyak goreng, telur ayam ras, ikan mujair, udang basah, terong panjang, minyak goreng, kentang dan lain-lain.
Kabupaten Merauke, sebut Didiek, mejadi salah satu kota IHK dari enam kota yang mengalami deflasi pada April 2015, dimana Kota Tual menjadi daerah dengan angka deflasi tertinggi, yaitu 0,80 persen.
Secara tahun kalender (Januari-Juni) di 2015, kata Didiek, Merauke mengalami deflasi sebesar 0,53 persen.
“Angka ini lebih rendah dari inflasi tahun kalender nasional yang mengalami inflasi 0,54 persen,” katanya. [Antara]
“Terjadi deflasi 0,57 persen atau terjadi penurunan angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 123,95 pada Mei menjadi 123,24 pada Juni 2015,” ujar Kepala BPS Papua Didiek Koesbiyanto di Jayapura, Rabu (1/7).
Didiek menyebutkan penurunan harga barang dan jasa ditunjukkan oleh penurunan angka indeks pada pengeluaran barang dan jasa, yaitu kelompok bahan makanan -3,00 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,92 persen.
Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,66 persen, kelompok sandang -0,40 persen, kelompok kesehatan 0,71 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga -0,10 persen dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,23 persen.
Penurunan harga yang cukup signifikan, ucap Didiek, mendorong terjadinya deflasi di Merauke, antara lain pada komoditas beras, cabai rawit, bawang putih, kacang panjang, minyak goreng, telur ayam ras, ikan mujair, udang basah, terong panjang, minyak goreng, kentang dan lain-lain.
Kabupaten Merauke, sebut Didiek, mejadi salah satu kota IHK dari enam kota yang mengalami deflasi pada April 2015, dimana Kota Tual menjadi daerah dengan angka deflasi tertinggi, yaitu 0,80 persen.
Secara tahun kalender (Januari-Juni) di 2015, kata Didiek, Merauke mengalami deflasi sebesar 0,53 persen.
“Angka ini lebih rendah dari inflasi tahun kalender nasional yang mengalami inflasi 0,54 persen,” katanya. [Antara]