Badan Perbatasan dan Kerja sama Luar Negeri (BPKLN) Upayakan Aliran Listrik
pada tanggal
Friday, 3 July 2015
KOTA JAYAPURA - Manajemen Badan Perbatasan dan Kerja sama Luar Negeri (BPKLN) Provinsi Papua kini tengah mendorong agar wilayah perbatasan Indonesia yang ada di Papua dapat di aliri listrik.
"Sebagian besar wilayah perbatasan belum di aliri listrik, tapi pasti nanti pelan-pelan semua dapat di aliri dan disesuaikan dengan anggaran," kata Kepala BPKLN Provinsi Papua Suzana D Wanggai di Jayapura, Kamis.
Untuk mewujudkan hal tersebut, menurut Suzana, BPKLN akan bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang juga memiliki program yang sama.
"Kita akan koordinasi dengan PLN untuk titik batas yang akan dialiri listrik, tapi yang jelas memang PLN punya komitmen untuk pembangunan listrik di perbatasan," ucapnya.
Secara perlahan, sambungnya, seluruh wilayah perbatasan Indonesia yang bertetangga langsung dengan Papua Nugini akan dialiri listrik.
"Jadi sekarang ini mungkin sekian titik, ke depan sekian, tapi kita optimistis semua pasti terang," katanya.
Sebelumnya diketahui bahwa Manajemen PLN Wilayah Papua dan Papua Barat (WP2B) tengah membangun pembangkit listrik bertenaga kecil di enam titik perbatasan Indonesia - Papua Nugini.
"Ada lima lokasi di Merauke, dan satu di Keerom. Merauke itu di Sota, Mindiptana, Kombut, Inyandid dan Waropko, sedangkan di Keerom di Arso Timur," ujar General Manajer PLN WP2B Robert Sitorus.
Hal ini, ucapnya, dilakukan sesuaai dengan permintaan dari pemerintah pusat yang menginginkan seluruh kawasan perbatasan Indonesia sudah di aliri listrik.
Untuk besaran dayanya, sebut Sitorus, PLN hanya membuat pembangkit untuk melayani kawasan perbatasan saja.
"Semua lokasi dayanya 2 kali 100 KW, dan seluruhnya menggunakan mesin disel," ucapnya.
Sebelum 17 Agustus, ujar Sitorus, seluruh pembangkit sudah harus beroperasi karena selama ini kawasan perbatasan tersebut belum menikmati aliran listrik. [Antara]
"Sebagian besar wilayah perbatasan belum di aliri listrik, tapi pasti nanti pelan-pelan semua dapat di aliri dan disesuaikan dengan anggaran," kata Kepala BPKLN Provinsi Papua Suzana D Wanggai di Jayapura, Kamis.
Untuk mewujudkan hal tersebut, menurut Suzana, BPKLN akan bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang juga memiliki program yang sama.
"Kita akan koordinasi dengan PLN untuk titik batas yang akan dialiri listrik, tapi yang jelas memang PLN punya komitmen untuk pembangunan listrik di perbatasan," ucapnya.
Secara perlahan, sambungnya, seluruh wilayah perbatasan Indonesia yang bertetangga langsung dengan Papua Nugini akan dialiri listrik.
"Jadi sekarang ini mungkin sekian titik, ke depan sekian, tapi kita optimistis semua pasti terang," katanya.
Sebelumnya diketahui bahwa Manajemen PLN Wilayah Papua dan Papua Barat (WP2B) tengah membangun pembangkit listrik bertenaga kecil di enam titik perbatasan Indonesia - Papua Nugini.
"Ada lima lokasi di Merauke, dan satu di Keerom. Merauke itu di Sota, Mindiptana, Kombut, Inyandid dan Waropko, sedangkan di Keerom di Arso Timur," ujar General Manajer PLN WP2B Robert Sitorus.
Hal ini, ucapnya, dilakukan sesuaai dengan permintaan dari pemerintah pusat yang menginginkan seluruh kawasan perbatasan Indonesia sudah di aliri listrik.
Untuk besaran dayanya, sebut Sitorus, PLN hanya membuat pembangkit untuk melayani kawasan perbatasan saja.
"Semua lokasi dayanya 2 kali 100 KW, dan seluruhnya menggunakan mesin disel," ucapnya.
Sebelum 17 Agustus, ujar Sitorus, seluruh pembangkit sudah harus beroperasi karena selama ini kawasan perbatasan tersebut belum menikmati aliran listrik. [Antara]