Anggota DPRPB Dapati Oknum Guru dan Tenaga Medis yang Tinggalkan Tempat Tugas
pada tanggal
Sunday, 26 July 2015
MANOKWARI - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Provinsi Papua Barat kembali melaksanakan reses ke daerah pemilihan (dapil). Anggota DPR Papua Barat, Abraham G. Gaman melakukan reses ke kabupaten Raja Ampat.
“Saya baru pulang melakukan reses kedua di kabupaten Raja Ampat, tepatnya di distrik Salawati Utara meliputi kampung Wailebes, Kaliaf, Waibor dan kampung Yananas,” kata Gaman saat dihubungi melalui handphone, Senin (20/7).
Gaman juga mengaku melakukan agenda resesnya hingga ke distrik Tiplol Mayalibit serta distrik Teluk Mayalibit,kabupaten Raja Ampat.” Banyak hal yang kami temukan di tengah masyarakat tiga distrik tersebut,” ujar Gaman yang masih berada di Kota Sorong.
Diantaranya, sebut Gaman, masalah pendidikan, masalah kesehatan dan perumahan layak huni bagi masyarakat setempat perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah kabupaten, provinsi maupun pemerintah pusat.
Di bidang pendidikan, tambah Gaman, tenaga pendidik yang ditugaskan di daerah pedalaman maupun pesisir masih kerap mangkir dari tanggung jawabnya dengan turun ke kota dalam kurun waktu 3-6 bulan, sehingga aktivitas proses belajar-mengajar tidak berjalan maksimal.
“Tenaga pendidik baru turun ke tempat tugas saat mendekati pelaksanaan ujian, sedangkan proses belajar mengajar tidak berjalan sebagaimana mestinya. Akibanya, banyak ditemukan anak didik masih melek huruf, kalaupun naik kelas dipaksakan,” terang Gaman.
Persoalan di bidang kesehatan di tiga distrik tersebut turut dipengaruhi masih minimnya tenaga medis.
Disamping jumlah tenaga medis terbatas, Gaman mengungkapkan bahwa masih ada oknum tenaga medis yang kerap ‘lari’ dari tempat tugas hingga menyebabkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak berjalan maksimal.
“ Persoalan seperti ini harus mendapat perhatian serius dari instansi terkait, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Masyarakat juga menginginkan pemberdayaan putra putri asli Papua mulai dari tingkat kampung,” terang Gaman.
Menyambung suara masyarakat yang dikunjunginya, Gaman berharap berharap pemerintah memberdayakan pengasuh sekolah minggu dan ustad, untuk menjadi tenaga pendidik di sekolah yang berada di distrik Salawati Utara, Teluk Mayalibit dan Tiplol Mayalibit.
Tak hanya itu, tambah Gaman, masyarakat tiga distrik juga meminta agar pemerintah daerah menyelenggarakan pelatihan bagi bidan desa (bindes), sehingga para bindes lebih siap memberikan pertolongan pertama kepada pasien yang sakit.
“Ini baru tiga distrik yang kami kunjungi sudah banyak masalah yang ditemukan, apalagi kondisi di distrik yang jauh dari pusat kota. Dengan fakta dan data yang kami temukan bisa diprediksi kondisi distrik yang jauh dari ibukota kabupaten jauh lebih parah lagi,” pungkas Gaman. [PasifikPos]
“Saya baru pulang melakukan reses kedua di kabupaten Raja Ampat, tepatnya di distrik Salawati Utara meliputi kampung Wailebes, Kaliaf, Waibor dan kampung Yananas,” kata Gaman saat dihubungi melalui handphone, Senin (20/7).
Gaman juga mengaku melakukan agenda resesnya hingga ke distrik Tiplol Mayalibit serta distrik Teluk Mayalibit,kabupaten Raja Ampat.” Banyak hal yang kami temukan di tengah masyarakat tiga distrik tersebut,” ujar Gaman yang masih berada di Kota Sorong.
Diantaranya, sebut Gaman, masalah pendidikan, masalah kesehatan dan perumahan layak huni bagi masyarakat setempat perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah kabupaten, provinsi maupun pemerintah pusat.
Di bidang pendidikan, tambah Gaman, tenaga pendidik yang ditugaskan di daerah pedalaman maupun pesisir masih kerap mangkir dari tanggung jawabnya dengan turun ke kota dalam kurun waktu 3-6 bulan, sehingga aktivitas proses belajar-mengajar tidak berjalan maksimal.
“Tenaga pendidik baru turun ke tempat tugas saat mendekati pelaksanaan ujian, sedangkan proses belajar mengajar tidak berjalan sebagaimana mestinya. Akibanya, banyak ditemukan anak didik masih melek huruf, kalaupun naik kelas dipaksakan,” terang Gaman.
Persoalan di bidang kesehatan di tiga distrik tersebut turut dipengaruhi masih minimnya tenaga medis.
Disamping jumlah tenaga medis terbatas, Gaman mengungkapkan bahwa masih ada oknum tenaga medis yang kerap ‘lari’ dari tempat tugas hingga menyebabkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak berjalan maksimal.
“ Persoalan seperti ini harus mendapat perhatian serius dari instansi terkait, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Masyarakat juga menginginkan pemberdayaan putra putri asli Papua mulai dari tingkat kampung,” terang Gaman.
Menyambung suara masyarakat yang dikunjunginya, Gaman berharap berharap pemerintah memberdayakan pengasuh sekolah minggu dan ustad, untuk menjadi tenaga pendidik di sekolah yang berada di distrik Salawati Utara, Teluk Mayalibit dan Tiplol Mayalibit.
Tak hanya itu, tambah Gaman, masyarakat tiga distrik juga meminta agar pemerintah daerah menyelenggarakan pelatihan bagi bidan desa (bindes), sehingga para bindes lebih siap memberikan pertolongan pertama kepada pasien yang sakit.
“Ini baru tiga distrik yang kami kunjungi sudah banyak masalah yang ditemukan, apalagi kondisi di distrik yang jauh dari pusat kota. Dengan fakta dan data yang kami temukan bisa diprediksi kondisi distrik yang jauh dari ibukota kabupaten jauh lebih parah lagi,” pungkas Gaman. [PasifikPos]