11 Warga di Kabupaten Lanny Jaya Meninggal Dunia akibat Hujan Es
pada tanggal
Tuesday, 14 July 2015
TIOM (LANNY JAYA) - Sebelas warga di Kabupaten Lanny Jaya, meninggal dunia akibat kedinginan pasca-hujan es yang melanda kawasan Pegunungan Tengah Papua selama seminggu terakhir.
Sekda Lanny Jaya, Christian Sohilait, mengatakan, ke-11 warga itu meninggal dunia akibat cuaca dingin yang terjadi pada awal bulan Juli dengan distrik terparah adalah Distrik Wanobarok.
"Dari laporan yang kami terima, sebelum dilanda hujan es, Distrik Wanobarok yang memiliki 11 kampung itu sempat mengalami kemarau yang menyebabkan tanaman mati," kata Sekda Lanny Jaya, Selasa (14/7).
Namun, tanggal 3 Juli lalu, terjadi hujan es yang melanda sebelas kampung di Distrik Wanobarok, lalu tanggal 5 Juli kembali terjadi hujan es selama semalaman hingga mengakibatkan tanaman perkebunan seperti ubi jalar, kentang, wortel dan beberapa jenis umbi-umbian membusuk.
Selain hasil kebun, hujan salju juga menyebabkan hewan ternak warga seperti babi dan ayam mati kedinginan. Dikabarkan banyak pula warga yang saat ini menderita diare.
"Hujan es yang menyebabkan suhu di bawah nol derajat itu pun mengakibatkan meninggalnya warga dan juga ternak," kata Sohilait.
Selain kampung-kampung di Distrik Wanobarak, 2 distrik lain yang terkena hujan es adalah Distrik Kuyawage yang terdapat 8 kampung di dalamnya dan Distrik Goa Baliem yang terdapat 7 kampung di dalamnya. Artinya ada 26 kampung di 3 distrik yang saat ini terisolir dan butuh bantuan sesegera mungkin.
Sebelum hujan salju turun, menurut Siholait kekeringan telah melanda daerah itu selama satu bulan lamanya. Siklus hujan salju di Lanny Jaya biasa terjadi 3 tahunan, atau 5 tahunan bahkan hingga 10 tahunan. Hujan salju terakhir kalinya di Lanny Jaya terjadi pada 1989.
Menurut dia, pemda sendiri sudah berupaya mengirim bantuan berupa bahan makanan, namun hingga Selasa (14/7) pagi belum bisa mencapai lokasi karena terkendala cuaca.
"Mudah-mudah cuaca segera membaik sehingga bantuan dapat segera disalurkan," kata Sohilait.
Pemkab Lanny Jaya juga meminta bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua untuk membantu pengiriman tambahan tim medis, obat-obatan dan tambahan selimut dan pakaian.
"Besok kami akan membagi 3 tim untuk menyalurkan bahan makanan, obat-obatan, dan tim medis ke 3 distrik. Kami juga akan menyewa pesawat dengan satu kali terbang Rp 33 juta. 3 Distrik itu jika ditempuh dengan berjalan kaki bisa memakan waktu hingga 10 hari perjalanan. Sehingga kami butuh perhatian pemerintah pusat untuk membiayai angkutan ke lokasi bencana," harap Christian.
Data dari Pemkab Lanny Jaya, setiap distrik rata-rata dihuni oleh 400 kepala keluarga (KK), sehingga saat ini ada sekitar 1.200 KK yang terancam kelaparan dan kedinginan.
"Warga tak memiliki kesiapan untuk menghadapi cuaca ekstrem karena musim hujan salju tak dialami warga setiap tahun. Ribuan warga juga berada dalam situasi rawan makanan dan terancam terserang penyakit," pungkas Christian.
Kabupaten Lanny Jaya adalah kabupaten pemekaran dari Kabupaten Jayawijaya sejak 2008 silam. Kabupaten itu memiliki luas 2.248 km2 dan berpenduduk lebih dari 182 ribu jiwa berdasarkan sensus penduduk 2014. [Antara]
Sekda Lanny Jaya, Christian Sohilait, mengatakan, ke-11 warga itu meninggal dunia akibat cuaca dingin yang terjadi pada awal bulan Juli dengan distrik terparah adalah Distrik Wanobarok.
"Dari laporan yang kami terima, sebelum dilanda hujan es, Distrik Wanobarok yang memiliki 11 kampung itu sempat mengalami kemarau yang menyebabkan tanaman mati," kata Sekda Lanny Jaya, Selasa (14/7).
Namun, tanggal 3 Juli lalu, terjadi hujan es yang melanda sebelas kampung di Distrik Wanobarok, lalu tanggal 5 Juli kembali terjadi hujan es selama semalaman hingga mengakibatkan tanaman perkebunan seperti ubi jalar, kentang, wortel dan beberapa jenis umbi-umbian membusuk.
Selain hasil kebun, hujan salju juga menyebabkan hewan ternak warga seperti babi dan ayam mati kedinginan. Dikabarkan banyak pula warga yang saat ini menderita diare.
"Hujan es yang menyebabkan suhu di bawah nol derajat itu pun mengakibatkan meninggalnya warga dan juga ternak," kata Sohilait.
Selain kampung-kampung di Distrik Wanobarak, 2 distrik lain yang terkena hujan es adalah Distrik Kuyawage yang terdapat 8 kampung di dalamnya dan Distrik Goa Baliem yang terdapat 7 kampung di dalamnya. Artinya ada 26 kampung di 3 distrik yang saat ini terisolir dan butuh bantuan sesegera mungkin.
Sebelum hujan salju turun, menurut Siholait kekeringan telah melanda daerah itu selama satu bulan lamanya. Siklus hujan salju di Lanny Jaya biasa terjadi 3 tahunan, atau 5 tahunan bahkan hingga 10 tahunan. Hujan salju terakhir kalinya di Lanny Jaya terjadi pada 1989.
Menurut dia, pemda sendiri sudah berupaya mengirim bantuan berupa bahan makanan, namun hingga Selasa (14/7) pagi belum bisa mencapai lokasi karena terkendala cuaca.
"Mudah-mudah cuaca segera membaik sehingga bantuan dapat segera disalurkan," kata Sohilait.
Pemkab Lanny Jaya juga meminta bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua untuk membantu pengiriman tambahan tim medis, obat-obatan dan tambahan selimut dan pakaian.
"Besok kami akan membagi 3 tim untuk menyalurkan bahan makanan, obat-obatan, dan tim medis ke 3 distrik. Kami juga akan menyewa pesawat dengan satu kali terbang Rp 33 juta. 3 Distrik itu jika ditempuh dengan berjalan kaki bisa memakan waktu hingga 10 hari perjalanan. Sehingga kami butuh perhatian pemerintah pusat untuk membiayai angkutan ke lokasi bencana," harap Christian.
Data dari Pemkab Lanny Jaya, setiap distrik rata-rata dihuni oleh 400 kepala keluarga (KK), sehingga saat ini ada sekitar 1.200 KK yang terancam kelaparan dan kedinginan.
"Warga tak memiliki kesiapan untuk menghadapi cuaca ekstrem karena musim hujan salju tak dialami warga setiap tahun. Ribuan warga juga berada dalam situasi rawan makanan dan terancam terserang penyakit," pungkas Christian.
Kabupaten Lanny Jaya adalah kabupaten pemekaran dari Kabupaten Jayawijaya sejak 2008 silam. Kabupaten itu memiliki luas 2.248 km2 dan berpenduduk lebih dari 182 ribu jiwa berdasarkan sensus penduduk 2014. [Antara]