1000 Ton Beras Merauke Tiba di Pelabuhan Jayapura
pada tanggal
Thursday, 16 July 2015
KOTA JAYAPURA - Seribu ton beras lokal Merauke untuk pertama kalinya didistribusikan ke Kabupaten Sarmi, Keerom, Jayapura dan Kota Jayapura. Pendistribusian ini baru pertamakali dilakukan sejak Presiden Joko Widodo menetapkan Merauke sebagai lumbung pangan nasional.
Kepala Bulog Divre Papua dan Papua Barat mengatakan produksi beras Merauke per tahunnya mencapai 30-35 ribu ton. Sementara kebutuhan untuk masyarakat Merauke berkisar 25 ribu ton. Sehingga masih ada surplus beras lokal 10 ribu ton.
“Selama ini sejumlah kabupaten di sekitar Merauke diantaranya Kabupaten Mappi, Boven Digul, Asmat dan juga beberapa di Provinsi Papua Barat diantaranya Sorong sudah mengkonsumsi beras lokal Merauke. Pengiriman ke Jayapura dan beberapa kabupaten lainnya adalah kali pertama dan ini sebagai salah satu bentuk swasembada pangan di Papua. Apalagi Merauke telah ditetapkan oleh Presiden Jokowi sebagai lumbung pangan nasional,” jelas Arief, Senin (13/7).
Pengiriman beras lokal, lanjut Arief, menandakan kebangkitan pangan Papua, sejalan dengan visi dan misi Gubernur Papua untuk kemandirian dan kesejahteraan.
Jika produksi beras di Merauke stabil, maka akan dilakukan secara terus menerus, namun jika adanya gangguan alam, maka produksi beras akan diprioritaskan untuk kebutuhan masyarakat di Merauke.
Kendala yang ditemui dalam produksi beras di Merauke adalah disaat musim kemarau dan gangguan alam seperti Elnino. Untuk mengatasinya, petani lokal telah membuat penampungan air cadangan di sekitar lahan persawahan.
Sementara itu, Gubernur Papua, Lukas Enembe saat menerima 1000 ton beras Merauke menyebutkan dengan ditetapkannya Merauke sebagai lumbung pangan nasional, maka kabupaten di Papua tidak perlu lagi mendatangkan beras dari luar Papua atau antar pulau.
“Harga beras atau gabah petani yang dihargai rendah Rp 6.600 per kg, saat ini ditetapkan dalam Inpres menjadi Rp 7.300 per kg, sehingga petani kita di Merauke sudah bergiat untuk menanam padi. Selain padi, wilayah Merauke juga dikembangkan menjadi lahan pertanian kacang kedelai sebab kebutuhan kedelai nasional setiap tahun masih kekurangan dan masih melakukan import,’ ungkapnya. [Gatra]
Kepala Bulog Divre Papua dan Papua Barat mengatakan produksi beras Merauke per tahunnya mencapai 30-35 ribu ton. Sementara kebutuhan untuk masyarakat Merauke berkisar 25 ribu ton. Sehingga masih ada surplus beras lokal 10 ribu ton.
“Selama ini sejumlah kabupaten di sekitar Merauke diantaranya Kabupaten Mappi, Boven Digul, Asmat dan juga beberapa di Provinsi Papua Barat diantaranya Sorong sudah mengkonsumsi beras lokal Merauke. Pengiriman ke Jayapura dan beberapa kabupaten lainnya adalah kali pertama dan ini sebagai salah satu bentuk swasembada pangan di Papua. Apalagi Merauke telah ditetapkan oleh Presiden Jokowi sebagai lumbung pangan nasional,” jelas Arief, Senin (13/7).
Pengiriman beras lokal, lanjut Arief, menandakan kebangkitan pangan Papua, sejalan dengan visi dan misi Gubernur Papua untuk kemandirian dan kesejahteraan.
Jika produksi beras di Merauke stabil, maka akan dilakukan secara terus menerus, namun jika adanya gangguan alam, maka produksi beras akan diprioritaskan untuk kebutuhan masyarakat di Merauke.
Kendala yang ditemui dalam produksi beras di Merauke adalah disaat musim kemarau dan gangguan alam seperti Elnino. Untuk mengatasinya, petani lokal telah membuat penampungan air cadangan di sekitar lahan persawahan.
Sementara itu, Gubernur Papua, Lukas Enembe saat menerima 1000 ton beras Merauke menyebutkan dengan ditetapkannya Merauke sebagai lumbung pangan nasional, maka kabupaten di Papua tidak perlu lagi mendatangkan beras dari luar Papua atau antar pulau.
“Harga beras atau gabah petani yang dihargai rendah Rp 6.600 per kg, saat ini ditetapkan dalam Inpres menjadi Rp 7.300 per kg, sehingga petani kita di Merauke sudah bergiat untuk menanam padi. Selain padi, wilayah Merauke juga dikembangkan menjadi lahan pertanian kacang kedelai sebab kebutuhan kedelai nasional setiap tahun masih kekurangan dan masih melakukan import,’ ungkapnya. [Gatra]