Yoppy Makatita Minta Masyarakat Maluku Membangun Kabupaten Sorong
pada tanggal
Wednesday, 3 June 2015
AIMAS (SORONG) – Tokoh intelektual asal Maluku, Yoppy Makatita, menuturkan, dalam suatu kehidupan berorganisasi, jika ditemukan adanya pro-kontra itu merupakan dinamika hidup secara alamiah biasa saja terjadi.
“Sambung Yoppy, tidak semua kita Malaikat. Artinya, manusia jelasnya pasti ada keterbatasan, ya bisa punya kelebihan dan kekurangan,” akuinya, ketika ditanyakan awak media, dimana pada awal pembukaan kegiatan sempat terjadi insiden kecil dari teman-teman sesama asal Maluku, ujarnya, Sabtu (30/5).
Namun demikian, ada niat baik panitia untuk mengakomodir kita manjedi satu dalam ikatan Gandong Maluku.
“Tidak membedakan Ale dari utara, Beta dari tenggara atau Ale dari Salam, Beta dari Sarani, itu semua dari Ambon Salam Sarani (Islam) dan Nasrani (Kristen),”tuturnya.
Tujuan kita bagaimana bisa menyatukan dari semua unsur yang ada untuk bersama-sama Pemkab Sorong membangun daerah yang kita cintai bersama. Kita membangun orang mandiri, dan jatidiri orang Maluku seperti apa.
Jika tadi ada yang keluar dai kegiatan Musda, kita tidak bisa mempersalahkan hal itu. Karena merupakan haknya mereka. Jadi, saya pikir kalau organisasi jalannya seperti itu, baru namanya demokrasi yang sehat,”pinta Yoppy.
Kalau kita bilang demokrasi tidak selamanya jalan mulus. Bahkan buktinya ada mahasiswa yang demo, di DPR ada yang sempat berantam, dan itu hal yang sah-sah saja. Itu merupakan bagian dari demokrasi dan reformasi yang pelu kita pahami bersama.
“Hanya memang semua punya hak demokrasi dan reformasi, tapi jangan lupa harus dengan etika nilai budaya ketimuran kita,”tambahnya. [LensaPapua]
“Sambung Yoppy, tidak semua kita Malaikat. Artinya, manusia jelasnya pasti ada keterbatasan, ya bisa punya kelebihan dan kekurangan,” akuinya, ketika ditanyakan awak media, dimana pada awal pembukaan kegiatan sempat terjadi insiden kecil dari teman-teman sesama asal Maluku, ujarnya, Sabtu (30/5).
Namun demikian, ada niat baik panitia untuk mengakomodir kita manjedi satu dalam ikatan Gandong Maluku.
“Tidak membedakan Ale dari utara, Beta dari tenggara atau Ale dari Salam, Beta dari Sarani, itu semua dari Ambon Salam Sarani (Islam) dan Nasrani (Kristen),”tuturnya.
Tujuan kita bagaimana bisa menyatukan dari semua unsur yang ada untuk bersama-sama Pemkab Sorong membangun daerah yang kita cintai bersama. Kita membangun orang mandiri, dan jatidiri orang Maluku seperti apa.
Jika tadi ada yang keluar dai kegiatan Musda, kita tidak bisa mempersalahkan hal itu. Karena merupakan haknya mereka. Jadi, saya pikir kalau organisasi jalannya seperti itu, baru namanya demokrasi yang sehat,”pinta Yoppy.
Kalau kita bilang demokrasi tidak selamanya jalan mulus. Bahkan buktinya ada mahasiswa yang demo, di DPR ada yang sempat berantam, dan itu hal yang sah-sah saja. Itu merupakan bagian dari demokrasi dan reformasi yang pelu kita pahami bersama.
“Hanya memang semua punya hak demokrasi dan reformasi, tapi jangan lupa harus dengan etika nilai budaya ketimuran kita,”tambahnya. [LensaPapua]