Wartawan Diminta Tidak Menulis Berita Kericuhan BTN Organda secara Provokatif
pada tanggal
Thursday, 11 June 2015
KOTA JAYAPURA – Para wartawan diminta untuk membuat atau menulis berita kasus Organda yang terjadi pada Senin (8/6) lalu secara tidak provokatif.
“Bagi saudara-saudara semuanya kami menghimbau agar jangan sekali-kali membuat berita yang sifatnya provakatif yang dapat menimbulkan konflik dengan memanfaatkan masalah Organda. Karena yang saya amati sejak kemarin bahwa masalah organda telah dipolitisir oleh orang-orang tertentu untuk mengadu domba antara masyarakat Maluku dan Masyarakat dari pegunungan,” tegas Weynand Sahetapy, ketua Dewan Pembina Ikatan Keluarga Maluku (IKEMAL) Wilayah Mee Pago melalui akun facebooknya, Selasa (9/6) malam.
“Kami sadari sungguh bahwa masalah yang terjadi adalah masalah antara sesama masyarakat yang tinggal di wilayah Organda. Bukan masalah antara masyarakat Maluku dengan masyarakat dari pegunungan,” tulis Weynand.
Kata dia, bagi teman-teman wartawan yang bekerja untuk media cetak, online maupun elektronik agar menulis berita secara berimbang, profesional. Jangan menulis berita yang sifatnya provakatif yang dapat memicu konflik. Junjung tinggi etika dan profesi sebagai jurnalis.
“Himbauan kami kepada aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas masalah ini dan adili para pelaku. Sekali lagi kami dengan tegas mengutuk peristiwa Organda yang menimbulkan korban jiwa dan mengutuk para provokator yang sengaja mengadu domba antara kami masyarakat Maluku dgn Masyarakat Pegunungan Tengah,” ujarnya. [Jubi]
“Bagi saudara-saudara semuanya kami menghimbau agar jangan sekali-kali membuat berita yang sifatnya provakatif yang dapat menimbulkan konflik dengan memanfaatkan masalah Organda. Karena yang saya amati sejak kemarin bahwa masalah organda telah dipolitisir oleh orang-orang tertentu untuk mengadu domba antara masyarakat Maluku dan Masyarakat dari pegunungan,” tegas Weynand Sahetapy, ketua Dewan Pembina Ikatan Keluarga Maluku (IKEMAL) Wilayah Mee Pago melalui akun facebooknya, Selasa (9/6) malam.
“Kami sadari sungguh bahwa masalah yang terjadi adalah masalah antara sesama masyarakat yang tinggal di wilayah Organda. Bukan masalah antara masyarakat Maluku dengan masyarakat dari pegunungan,” tulis Weynand.
Kata dia, bagi teman-teman wartawan yang bekerja untuk media cetak, online maupun elektronik agar menulis berita secara berimbang, profesional. Jangan menulis berita yang sifatnya provakatif yang dapat memicu konflik. Junjung tinggi etika dan profesi sebagai jurnalis.
“Himbauan kami kepada aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas masalah ini dan adili para pelaku. Sekali lagi kami dengan tegas mengutuk peristiwa Organda yang menimbulkan korban jiwa dan mengutuk para provokator yang sengaja mengadu domba antara kami masyarakat Maluku dgn Masyarakat Pegunungan Tengah,” ujarnya. [Jubi]