Warga Kampung Mandiri Jaya Minta Pemda Mimika Bangun SD Permanen
pada tanggal
Thursday, 25 June 2015
TIMIKA (MIMIKA) - Pendiri Kampung Mandiri Jaya Elias Mirip mengatakan dia bersama warga kampung Mandiri Jaya, Distrik Wania meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika untuk membantu membuat bangunan sekolah SD Negeri yang permanen, Selasa (23/6).
Bangunan sekolah SD yang ada saat ini hanya terbuat dari kayu dan hanya ada 3 ruangan kelas dan 1 kntor. Dengan ruangan kelas yang terbatas sehingga kelas 1 sampai kelas 4 saja yang bisa sekolah disini, sedangkan kelas 5 dan kelas 6 harus bersekolah di sekolah lain atau di luar Kampung.
Dia menuturkan, walaupun dengan kondisi bangunan sekolah yang cukup memprihatinkan,namun anak-anak tetap semangat belajar karena mereka juga ingin menunjukan bahwa mereka juga bisa cerdas seperti anak-anak yang lain, sehingga kelak mereka bisa membangun Timika ini lebih baik lagi.
Ia mengaku berdirinya bangunan sekolah ini yang terbuat dari kayu itu hasil dari swadaya masyarakat kampung setempat,bukan bantuan dari pemerintah atau instansi lain.
Ia menjeaskan,mereka membangun sekolah di kampung ini karena jarak tempuh keberadaan sekolah yang ada di Timika cukup jauh dari kampung Mandiri jaya. Selain itu juga faktor ekonomi masyarakat cukup standar sehingga mereka lebih memimiih membangun sekolah dalam kampung.
“Harga ongkos transportasi cukup mahal sekitar Rp 20 ribu pulang pergi menggunakan ojek,kalau di kalikan satu bulan berapa coba. Belum lagi cuaca buruk seperti hujan, tentunya tidak bisa pergi sekolah dan itu merupakan kerugian besar bagi anak-anak yang ketinggalan pelajaran,”kata Elias.
Ia mengungkapkan sebagai masyarakat asli Papua dan masyarakat Kabupaten Timika sendiri seharusnya pemerintah memberikan perhatian secara khusus,karena ini menyangkut pendidikan dan masa depan anak anak papua khususnya di kampung Mandiri Jaya.
Ia menegaskan,mereka juga mempunyai hak yang sama seperti masyarakat kampung lain baik itu masyarakat pribumi maupun non pribumi lainnya,untuk meminta pemdah Timika membangun sekolah yang layak agar anak-anak mereka bisa merasa nyaman pada saat proses belajar mengajar.
“lantai sekolah masih tanah belum di buat semen sehingga kalau hujan turun air masuk dan sepatu anak-anak basah sehingga proses belajar mengajar terganggu” ungkap Elias.
Elias mengatakan, Pemdah Timika harus membangun bangunan sekolah yang permanen agar anak-anak bisa merasa nyaman saat proses belajar mengajar. Dan bangunan sekolah yang ada saat ini hanya bangunan yang bersifat sementara saja karena terbuat dari Kayu.
Selain itu juga,lantai ruangan belum ada dan masih tanah, sehingga sepatu anak anak berdebuh dan kotor,belum lagi bila cuaca buruk seperti hujan maka air akan masuk dan membasahi sepatu anak-anak.
Dia menuturkan,di sekolah SD Negeri ini semuanya serba kekurangan,sehingga di harapkan ada belas kasian dari pemerintah untuk mau membuat bangunan sekolah yang permanen.
Ia menjelaskan,mereka hanya meminta agar Pemdah membangun bangunan sekolah demi anak-anak mereka, karena bangunan sekolah yang ada saat ini menurutnya hanya sementara dan tidak layak.
Mereka berharap agar pemdah segera membangun bangunan sekolah supaya mereka merasa senang dan merasa berterimakasih kepada Pemdah,karena kalau bukan Pemda setempat yang membantu mereka siapa lagi. [BeritaLima]
Bangunan sekolah SD yang ada saat ini hanya terbuat dari kayu dan hanya ada 3 ruangan kelas dan 1 kntor. Dengan ruangan kelas yang terbatas sehingga kelas 1 sampai kelas 4 saja yang bisa sekolah disini, sedangkan kelas 5 dan kelas 6 harus bersekolah di sekolah lain atau di luar Kampung.
Dia menuturkan, walaupun dengan kondisi bangunan sekolah yang cukup memprihatinkan,namun anak-anak tetap semangat belajar karena mereka juga ingin menunjukan bahwa mereka juga bisa cerdas seperti anak-anak yang lain, sehingga kelak mereka bisa membangun Timika ini lebih baik lagi.
Ia mengaku berdirinya bangunan sekolah ini yang terbuat dari kayu itu hasil dari swadaya masyarakat kampung setempat,bukan bantuan dari pemerintah atau instansi lain.
Ia menjeaskan,mereka membangun sekolah di kampung ini karena jarak tempuh keberadaan sekolah yang ada di Timika cukup jauh dari kampung Mandiri jaya. Selain itu juga faktor ekonomi masyarakat cukup standar sehingga mereka lebih memimiih membangun sekolah dalam kampung.
“Harga ongkos transportasi cukup mahal sekitar Rp 20 ribu pulang pergi menggunakan ojek,kalau di kalikan satu bulan berapa coba. Belum lagi cuaca buruk seperti hujan, tentunya tidak bisa pergi sekolah dan itu merupakan kerugian besar bagi anak-anak yang ketinggalan pelajaran,”kata Elias.
Ia mengungkapkan sebagai masyarakat asli Papua dan masyarakat Kabupaten Timika sendiri seharusnya pemerintah memberikan perhatian secara khusus,karena ini menyangkut pendidikan dan masa depan anak anak papua khususnya di kampung Mandiri Jaya.
Ia menegaskan,mereka juga mempunyai hak yang sama seperti masyarakat kampung lain baik itu masyarakat pribumi maupun non pribumi lainnya,untuk meminta pemdah Timika membangun sekolah yang layak agar anak-anak mereka bisa merasa nyaman pada saat proses belajar mengajar.
“lantai sekolah masih tanah belum di buat semen sehingga kalau hujan turun air masuk dan sepatu anak-anak basah sehingga proses belajar mengajar terganggu” ungkap Elias.
Elias mengatakan, Pemdah Timika harus membangun bangunan sekolah yang permanen agar anak-anak bisa merasa nyaman saat proses belajar mengajar. Dan bangunan sekolah yang ada saat ini hanya bangunan yang bersifat sementara saja karena terbuat dari Kayu.
Selain itu juga,lantai ruangan belum ada dan masih tanah, sehingga sepatu anak anak berdebuh dan kotor,belum lagi bila cuaca buruk seperti hujan maka air akan masuk dan membasahi sepatu anak-anak.
Dia menuturkan,di sekolah SD Negeri ini semuanya serba kekurangan,sehingga di harapkan ada belas kasian dari pemerintah untuk mau membuat bangunan sekolah yang permanen.
Ia menjelaskan,mereka hanya meminta agar Pemdah membangun bangunan sekolah demi anak-anak mereka, karena bangunan sekolah yang ada saat ini menurutnya hanya sementara dan tidak layak.
Mereka berharap agar pemdah segera membangun bangunan sekolah supaya mereka merasa senang dan merasa berterimakasih kepada Pemdah,karena kalau bukan Pemda setempat yang membantu mereka siapa lagi. [BeritaLima]